Antara RI 36 dengan Sobeknya Jas Perdana Menteri Natsir
Politik | 2025-01-12 10:45:11Mobil mewah berpelat RI 36 akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di jagat maya. Pasalnya, sikap arogan yang ditunjukkan petugas Patwal yang memecah kemacetan demi mobil pejabat itu bebas langgang dianggap kurang pantas. Warganet seakan menganggap sikap petugas Patwal yang menunjuk ke arah pengemudi taksi harusnya tidak terjadi.
Tak disangka, rupanya pemilik kendaraan berpelat RI 36 tersebut adalah Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad. Raffi memberikan klarifikasi dan permohonan maaf atas apa yang telah terjadi.
Selain itu, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya disebut-sebut telah mengingatkan Raffi mengenai insiden yang ada. Lalu, apakah memang tabiat pejabat di negeri ini selalu identik dengan hidup mewah dan mendapatkan akses serba mudah sampai-sampai situasi terjebak macet tidak ada dalam ‘kamusnya’?, oh tentu tidak, contohnya Perdana Menteri Natsir yang pernah dikenang karena jasnya penuh tambalan.
Mc Kahin seorang sejarawan asal Amerika Serikat menuturkan kisahnya bertemu dengan Natsir dalam Media Dakwah (1995). Pada tahun 1948 Kahin menemui Natsir yang masih menjabat sebagai Menteri Penerangan, ia menjelaskan bahwa Natsir tak segan untuk menjahit seragam dinasnya yang sobek, karena memang hanya itu yang ia miliki. Kondisi Natsir yang sedemikian rupa akhirnya menggerakkan hati para pegawai Kementerian Penerangan untuk mengumpulkan sumbangan agar pimpinan mereka terlehiat seperti layaknya seorang ‘menteri’.
Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1950 saat ia menjadi perdana menteri ternyata tidak mengubah gaya hidup sederhana seorang Natsir. Diketahui bahwa sebelum ia menempati rumah dinas perdana Menteri di Jl. Pegangsaan Timur (Gedung Proklamasi saat ini), ia tidak memiliki rumah dan hanya menumpang di salah satu rumah di Jalan Jawa. Pernah sekitar tahun 1956, ia ditawari mobil mewah buatan Amerika, apakah ia terima? tentunya tidak, ia menolak halus tawaran tersebut dan tetap memilih menggunakan mobil usangnya yang bermerek DeSoto. Demikian pula untuk urusan rumah, saat masa jabatannya selesai ia kembali ke Jalan Jawa.
Nampaknya begitulah gaya hidup pejabat di Indonesia, tidak selalu bermewah-mewahan dan memanfaatkan segala akses kemudahan. Namun, apakah masih ada ‘Natsir’ dalam diri pejabat Indonesia saat ini?.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.