Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Qashdina Amalia

Metode Penafsiran Al-quran

Agama | 2025-01-12 09:07:43

METODE PENAFSIRAN ALQURAN (TAFSIR Mushafi)

1. Pengertian Metode Tafsir Tahlili

Kata metode berasal dari bahasa yunani “metodhos” yang berarti “cara atau jalan”. Yaitu cara atau jalan yang teratur berdasarkan pemikiran yang matang. Atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Jadi metode merupakan suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu dengan sistematis, sehingga apa yang menjadi tujuan bisa tercapai.1

Sedangkan kata tahlili bentuk kata arab „حل‟contoh العقدة حل ‟ yang bermakna membuka ikatan menjadi terurai. Secara umum tahlili bermaksud menjelaskan sesuatu pada unsur-unsurnya secara terperinci. Metode tahlili atau analitis adalah metode yang digunakan untuk menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dari berbagai seginya, sesuai dengan pandangan, kecenderungan dan keinginan penafsirnya, secara runtut sesuai dengan perurutan ayat-ayat dalam mushaf. Untuk menguraikan makna dalam ayat-ayat al-Qur’an, para penafsir melakukannya dengan menafsirkan ayat demi ayat dan surat demi surat. Meliputi kosakata, konotasi kalimat, latar belakang turunya ayat, kaitannya dengan ayat-ayat lain, dan pendapat-pendapat yang berkaitan dengan ayat-ayat tersebut, baik dari nabi, sahabat, para tabi’in maupun ahli tafsir lainnya.2

Menurut Musaid al Thayyar, tafsir tahlili adalah mufasir bertumpu penafsiran ayat sesuai urutan dalam surat, kemudian menyebutkan kandungannya, baik makna, pendapat ulama, I‟rab, balaghah, hukum, dan lainnya yang diperhatikan oleh mufasir. Jadi tafsir tahlili dapat kita katakan; bahwa mufassir meneliti ayat al Qur‟an sesuai dengan tartib dalam mushaf baik pengambilan pada sejumlah ayat atau satu surat, atau satu mushaf semuanya, kemudian dijelaskan penafsirannya yang berkaitan dengan makna kata dalam ayat, balagahnya, I‟rabnya, sebab turun ayat, dan hal yang berkaitan dengan hukum atau hikmahnya3

2. Contoh Kitab Tafsir pada metode tahlili

Metode ini memiliki dua bentuk yaitu ma’tsur (riwayat) dan ra’y (pemikiran). Adapun kitab- kitab tafsir yang menggunakan dua bentuk metode ini yakni: Pertama¸ metode ma’tsur, kitab Jami’ al-Bayan’an an ta’wil Ayi Al-Qur’an karangan Ibn Jarir al-Thabari (w. 310 H), Mu’alim al-Tazil karangan al-Baghwi (w. 516 H), Tafsir AlQur’an al-Azhim (terkenal dengan sebutan tafsir Ibnu Katsir) karangan Ibn Katsir (w. 774 H) dan Al-Durr al-Mantsur fi al-Tafsir bi al-Ma’tsur karangan al-Suyuthi (w. 911 H).

1 Mustahidin Malula, Reza Adeputra Tohis ” METODOLOGI TAFSIR AL-QUR’AN (Dari Global Ke Komparatif)”, Al- Mustafid: Jurnal of Quran and Hadith Studies, Vol. 2 No. 1 (Januari- Juni) 2023 hal 17

2 Mustahidin Malula, Reza Adeputra Tohis ” METODOLOGI TAFSIR AL-QUR’AN (Dari Global Ke Komparatif)”, Al- Mustafid: Jurnal of Quran and Hadith Studies, Vol. 2 No. 1 (Januari- Juni) 2023 hal 17

3 Syaeful Rokim, “MENGENAL METODE TAFSIR TAHLILI” hal 44

Kedua metode ra’y, Tafsir al-Khazin karangan al-Khazin (w. 741 H), Anwar alTanzil wa Asrar al-Ta’wil karangan al-Baydhawi (w. 691 H), Al-Kasysyaf karangan al-Zamakhsyari (w. 538 H), ‘Arais al-Bayan fi Haqaiq al-Qur’an karangan al-Syirazi (w. 606 H), Al-Tafsir al-Khabir wa Mafaith al-Ghaib karangan al-Fakhr al-Razi (w. 606 H), Al-Jawahi fi Tafsir al-Qur’an karangan Thanthawi Jauhari, Tafsir al-Manar karangan Muhammad Rasyid Ridha (w. 1935 H), dan lain- lain4

3. Kelebihan dan kekurangan metode tafsir Tahlili

Terdapat beberapa kelebihan dari metode tahlili yaitu: Pertama, ruang lingkup yang luas, hal ini bisa dilihat dari dua bentuk metodenya, khususnya bentuk ra’y. Selain itu dari kecenderungan dan keahlian para penafsir, ada yang lebih cenderung dalam bidang bahasa, yang menafsirkan dari segi pemahaman bahasa. Seperti kitab tafsir alNasafi karangan Abu al-Su’ud. Masih banyak lagi kecenderungan dan keahlian para penafsir lain. Kedua, memuat berbagai ide. Dengan adanya kecenderungan dan keahlian dari para penafsir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an, sudah pasti terdapat keluasan atau kesempatan bagi para penafsir untuk mencurahkan ide-idenya.

Kekurangan dari metode ini yaitu: Pertama, menjadikan petunjuk al-Qur’an lebih bersifat parsial. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Nasrudin Baidan bahwa metode analitis juga dapat membuat petunjuk al-Qur’an menjadi parsial atau terpecahpecah. Hal ini terjadi karena penafsiran yang diberikan pada satu ayat berbeda dengan pada ayat lain yang sejenis dengannya. Alasan mengapa hal itu bisa terjadi, dijelaskan oleh Quraish Shihab, karena sang penafsir terlalu mengarahkan pandangannya pada ayat yang dibahasnya, terlepas dari ayat lain yang saling memiliki keterkaitan makna dengan ayat yang di bahasnya. Kedua, melahirkan penafsiran subjektif, lebih dikarenakan ketidaksadaran dari penafsir, yang dalam penafsirannya tidak mengindahkan kaidah-kaidah atau norma-norma yang berlaku. Ketiga, masuknya pemikiran israiliat. Hal ini dimungkinkan karena tidak membatasi penafsir dalam mengemukakan pemikiran- pemikirannya dalam proses penafsiran.

4. Contoh Penafsiran Dengan Metode Tahlili Cum Maudhui

Pada kitab At Tanwir

Teks Hadis dan Maknanya

> "إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله، ومن كانت هجرته إلى دنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه."

Artinya: "Sesungguhnya segala amal perbuatan bergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang (akan memperoleh balasan) sesuai dengan niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, hijrahnya itu untuk Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang hendak diperolehnya atau karena perempuan yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu akan bernilai sesuai dengan apa yang ia niatkan."

Penjelasan Hadis:

1. Makna Kalimat "إنما الأعمال بالنيات":

- Bagian ini menekankan pentingnya niat dalam setiap perbuatan. Secara bahasa, kata "إنما" adalah bentuk pembatasan (qashr), yang menunjukkan bahwa amal (perbuatan) tidak dianggap tanpa adanya niat. Hal ini berarti segala amal akan bernilai di sisi Allah sesuai dengan niat di baliknya.

- Menurut ulama, kalimat ini ditempatkan di awal sebagai bentuk tabarruk (memohon berkah), sebagaimana dilakukan oleh Imam Bukhari dalam kitab *Sahih*nya. Ibn Mandah menyebutkan bahwa Bukhari mengawali kitabnya dengan hadis ini sebagai tanda kehormatan.

2. Makna "وإنما لكل امرئ ما نوى":

- Frasa ini memperkuat bahwa hasil dari setiap amal adalah sesuai dengan niatnya. Artinya, seseorang akan memperoleh pahala atau balasan amal berdasarkan niat yang ia tetapkan sebelum melakukannya.

- Para ulama seperti Ibn Mahdi, Imam Syafi’i, Ibn Madini, Ahmad, Abu Dawud, dan Daraqutni menyepakati bahwa hadis ini merupakan salah satu pondasi utama ajaran Islam, yang mencakup sepertiga dasar agama, karena pentingnya niat dalam segala aspek kehidupan.

3. Makna Bagian "فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله":

- Bagian ini mencontohkan aplikasi niat dalam hijrah. Jika seseorang berhijrah dengan niat mencari ridha Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan mendapat ganjaran pahala hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya. Ini menunjukkan pentingnya tujuan yang lurus dalam ibadah.

4. Makna Bagian "ومن كانت هجرته إلى دنيا يصيبها أو امرأة ينكحها":

- Jika niat hijrah seseorang bukan karena Allah, melainkan untuk mendapatkan keuntungan duniawi atau menikahi seorang wanita, maka ia hanya mendapatkan apa yang ia niatkan. Ini berarti amal tersebut tidak mendapatkan nilai ibadah di sisi Allah, karena tidak didasari niat yang tulus ikhlas.

5. Contoh Menggunakan Metode Ijmali

Dengan kitab At-Tafsri al-Wadhih karya Dr. Muhammad Mahmud Al-Hijazi

Tafsirannya :

1. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kalimat ini mengajarkan untuk memulai setiap perbuatan dengan menyebut nama Allah, sebagai pengingat akan kasih sayang-Nya yang luas.

2. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ayat ini mengajarkan pentingnya memuji Allah, yang merupakan pemilik dan pengatur seluruh alam semesta.

3. الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pengulangan sifat ini menekankan luasnya kasih sayang Allah yang mencakup seluruh makhluk, khususnya bagi orang-orang beriman.

4. مالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

Pemilik Hari Pembalasan. Ayat ini mengingatkan bahwa Allah adalah penguasa di hari kiamat, hari di mana setiap amal perbuatan akan dibalas.

5. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan. Kalimat ini mengandung pengakuan tauhid (keesaan Allah), serta menyatakan bahwa seluruh ibadah hanya diperuntukkan kepada Allah, dan hanya kepada-Nya tempat bergantung.

6. اهْدِنَا الصِّراطَ الْمُسْتَقِيمَ

Tunjukilah kami jalan yang lurus. Ayat ini merupakan doa agar Allah membimbing menuju jalan yang benar dalam menjalani kehidupan, yaitu Islam dan petunjuk yang diberikan-Nya.

7. صِراطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ

(Yaitu) jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Ayat ini menjelaskan bahwa jalan lurus adalah jalan orang-orang yang diberi nikmat petunjuk oleh Allah, bukan jalan orang yang dimurkai (seperti mereka yang tahu kebenaran namun mengabaikannya) dan bukan pula jalan orang yang tersesat (seperti mereka yang kehilangan arah kebenaran).

Kesimpulan

Surat Al-Fatihah adalah doa yang sempurna bagi seorang Muslim. Ia mencakup segala aspek penting dalam kehidupan: memuji Allah, menyadari kekuasaan-Nya, mengesakan-Nya dalam ibadah, memohon pertolongan, dan meminta petunjuk menuju jalan yang benar.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image