Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image kezia amelia

Hepatitis: Gejala dan Cara Pencegahannya

Eduaksi | 2025-01-08 17:30:52

Secara definisi, penyakit hepatitis merupakan suatu penyakit radang pada organ hati manusia yang dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satu yang terbanyak adalah infeksi virus. adanya virus yang berkembang biak. Menurut World Health Organization (WHO), terdapat 2 milyar penduduk dunia yang mengidap penyakit hepatitis dan 1,4 juta diantaranya mengalami kematian. Sehingga, penyakit ini dapat dikategorikan sebagai penyakit menular berbahaya. Virus yang yang dapat menyebabkan hepatitis terdiri dari virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), virus hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis E (HEV). Setiap jenis virus berasal dari famili yang berbeda serta memiliki tingkat keganasannya masing-masing ketika masuk dan berkembangbiak pada tubuh manusia.

1. Hepatitis A adalah suatu penyakit infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV) yang tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan 14 juta kasus setiap tahun. Hepatitis A sering terjadi dalam bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB) dimana umumnya disebabkan oleh pencemaran air minum, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, hygiene, sanitasi buruk. Ciri-ciri hepatitis A antara lain yaitu demam, lemas, muntah/mual, dan mata kuning.

Cara penularannya yaitu secara Fecal-oral adalah menggambarkan rute penularan penyakit ketika patogen dalam partikel tinja seseorang berpindah ke mulut orang lain. Penyebab utama penularan penyakit fekal--oral misalnya kurangnya sanitasi yang memadai (seperti buang air besar sembarangan) dan praktik kebersihan yang buruk. Jika tanah atau air di suatu tempat tercemar tinja, maka manusia dapat terinfeksi penyakit yang ditularkan melalui air atau penyakit yang ditularkan melalui tanah. Pangan yang terkontaminasi tinja merupakan bentuk lain dari transmisi fekal--oral. Mencuci tangan dengan benar setelah mengganti popok bayi atau setelah membersihkan dubur dapat mencegah penyebaran penyakit melalui makanan.

Gejala yang muncul bervariasi dari ringan sampai berat, berupa demam, lemas, kurang nafsu makan, mual, muntah, urine yang berwarna seperti teh dan ikterus (warna kuning dapat terlihat di kulit dan mata). Pada anak berusia dibawah 5 tahun umumnya tidak memberikan gejala yang jelas sedang pada anak yang lebih tua dan dewasa gejala yang muncul biasanya lebih berat, dan ikterus terjadi lebih dari 70%. Hepatitis A bersifat self limiting atau sembuh sempurna dan tidak menjadi kronis serta memberikan kekebalan seumur hidup. Tidak ada pengobatan khusus untuk Hepatitis A, pengobatan bersifat simptomatik atau menghilangkan gejala dan menjaga keseimbangan nutrisi.

Karena tidak ada pengobatan khusus dan lamanya masa penyembuhan yang dapat memberikan kerugian ekonomi dan sosial sehingga tindakan pencegahan lebih diutamakan. Promosi kesehatan tentang sanitasi dan kebersihan perorangan (seperti : cuci tangan pakai sabun dan cara pengolahan makanan yang benar), Pembuangan tinja di jamban, Penyediaan air bersih (sistem pendistribusian air yang baik dan pengelolaan limbah yang benar), Imunisasi (imunisasi pasif dan imunisasi aktif).

2. Hepatitis B adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang hati dapat bersifat akut dan kronik serta dapat menyebabkan sirosis (pengerasan hati) dan kanker hati. Diperkirakan 2 milyar penduduk dunia telah terinveksi virus Hepatitis B dan lebih dari 240 juta orang mengidap Hepatitis kronik. Kematian karena Hepatitis B diperkira kan 600.000 setiap tahun. Virus Hepatitis B 50-100 kali lebih infeksius dibanding HIV.

Cara penularan Hepatitis B adalah penularan secara vertikal dan horizontal melalui cairan tubuh penderita seperti darah dan produk darah, air liur, cairan serebrospinalis, peritonea, plueral, cairan amniotik, semen, cairan vagina dan cairan tubuh lainnya. Penularan secara vertikal adalah penularan yang terjadi pada masa perinatal yaitu penularan dari ibu kepada anaknya yang baru lahir, jika seorang ibu hamil carier Hepatitis B dan HBeAg positif maka bayi yang dilahirkan 90% kemungkinan terinfeksi dan menjadi carier. Kemungkinan 25% dari jumlah tersebut akan meninggal karena Hepatitis kronik atau kanker hati. Penularan secara horizontal adalah penularan dari individu pengidap ke individu lain melalui jarum suntik tidak steril seperti : tatto, IDUS/PENASUN. Penularan secara horizontal terjadi pada tempat dengan endeminitas rendah.

Gejala Hepatitis B sama dengan gejala Hepatitis umumnya berupa kelelahan, kurangnya nafsu makan, mual, muntah, urine yang berwarna lebih pekat tetapi sebagian besar tidak menunjukkan gejala klinis atau asimtomatis. Cara pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari faktor risiko yaitu mencegah kontak dengan virus. Dan pemberian kekebalan melalui Imunisasi Hepatitis B baik imunisasi pasif dan aktif.

3. Hepatitis C adalah Suatu infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV). Setiap tahun, 3-4 juta orang terinfeksi Hepatitis C dan sekitar 150 juta penduduk dunia menderita Hepatitis C kronik yang berpotensi menjadi sirosis atau kanker hati. Diperkirakan lebih dari 350.000 orang meninggal karena Hepatitis C pertahun. Faktor Resiko Hepatitis C yaitu dari : Penggunaan Jarum Suntik yang Tidak Steril (Membuat Tato, Obat Terlarang, tindik Badan), Penularan Ibu ke Anak, Penggunaan Alat Pribadi Bergantian (Pisau cukur, Sikat Gigi, dll), Aktifitas Seksual yang Tidak Aman.

Cara penularannya yaitu Kontak dengan darah penderita (parenteral) antara lain melalui penggunaan jarum suntik tidak steril (pada pengguna obat-obat terlarang, tatto, tindik) dari ibu yang menderita dapat menularkan ke bayi yang dilahirkan walaupun kemungkinannya lebih kecil dibanding Hepatitis B, sedangkan penularan melalui hubungan seksual pernah dilaporkan tetapi terbanyak karena parenteral. Gejala Klinis Hepatitis C Sama dengan gejala Hepatitis umumnya berupa kelelahan, kurangnya nafsu makan, mual, muntah, urine yang berwarna lebih pekat tetapi sebagian besar tidak menunjukkan gejala klinis atau asimtomatis.

Cara Pencegahannya saat ini tidak tersedia vaksin Hepatitis C, jadi pencegahan dilakukan secara mandiri dengan cara menghindari factor resiko. Cara Pengobatannya saat ini telah tersedia obat oral Hepatitis C yang disebut Direct Acting Antiviral (DAA) dengan kelebihan dibandingkan obat Hepatitis C generasi sebelumnya, yaitu: obat dengan kombinasi oral, tingkat kesembuhan lebih tinggi (hampir 100%), efek samping lebih rendah, dan waktu pengobatan lebih singkat.

4. Hepatitis D adalah peradangan hati akibat infeksi virus hepatitis delta (HDV). Penyakit ini hanya bisa terjadi pada seseorang yang juga terinfeksi oleh virus hepatitis b (HBV). Hepatitis D adalah jenis hepatitis yang tidak biasa. Hal ini karena infeksi virus ini hanya bisa terjadi jika seseorang sudah terinfeksi hepatitis B sebelumnya. Hepatitis D dapat bersifat akut maupun kronis. Seseorang bisa menderita hepatitis D bersamaan dengan hepatitis B, atau bila ia sudah menderita hepatitis B dalam jangka panjang (kronis).

Hepatitis D adalah penyakit yang mudah ditularkan melalui cairan tubuh orang yang terinfeksi, seperti darah, cairan vagina, cairan sperma, atau urine. Meski begitu, penyakit ini tidak dapat disebarkan melalui air liur atau sentuhan, misalnya saat berjabat tangan. Gejala hepatitis D (HDV) mirip dengan hepatitis B dan biasanya muncul 3--7 minggu setelah terinfeksi. Gejala-gejala ini dapat meliputi : Demam, Kehilangan selera makan, Mual dan muntah, Nyeri perut (terutama di sisi kanan atas), Kulit dan mata kuning (penyakit kuning), Urin berwarna gelap dan feses berwarna pucat, Nyeri otot dan sendi, Ruam,Sering mengantuk.

Pencegahan penularan HBV melalui imunisasi hepatitis B, termasuk dosis kelahiran yang tepat waktu, profilaksis antivirus tambahan untuk ibu hamil yang memenuhi syarat, keamanan darah, praktik penyuntikan yang aman di tempat perawatan kesehatan, dan layanan pengurangan bahaya dengan jarum suntik yang bersih efektif dalam mencegah penularan HDV. Imunisasi hepatitis B tidak memberikan perlindungan terhadap HDV bagi mereka yang telah terinfeksi HBV.

5. Hepatitis E adalah penyakit menular yang disebabkan virus hepatitis E (HEV). Sebuah virus RNA berbentuk sferis dan merupakan anggota dari famili Hepeviridiea dan genus Hepevirus. Gejala infeksi virus hepatitis E sama seperti gejala hepatitis A. Virus ini terdapat pada feses pasien yang menderita hepatitis E dan ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi virus tersebut. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa: Demam ringan, Tidak nafsu makan, Mual/muntah, Nyeri perut, Mata dan kulit menjadi kuning (jaundice)

Sebagian kecil pasien yang terinfeksi hepatitis E dapat menjadi hepatitis kronik, terutama pada pasien dengan kondisi imunitas yang menurun. Pada beberapa kasus, meskipun jarang, dapat menimbulkan gejala hepatitis akut yang berat hingga gagal hati yang menyebabkan kematian. Cara terbaik untuk mencegah risiko infeksi adalah dengan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Dokter akan melakukan tes darah atau tes feses untuk mendiagnosis hepatitis E. Pengobatan pertama yang akan dilakukan dokter adalah terapi imunosupresi untuk mengurangi jumlah virus HEV dalam darah.

Pengobatan hepatitis pada umumnya bersifat suportif berupa pemberian cairan dan diet yang adekuat serta pengawasan ketat adanya tanda kegagalan hati akut. Perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan pada pasien dengan mual muntah hebat yang beresiko mengalami dehidrasi. Hal ini juga berlaku pada infeksi hepatitis D dan E. Berbeda dengan hepatitis B dan C, dimana terdapat antivirus spesifik yang dapat diberikan untuk mencegah virus berkembang biak dan mencegah perjalanan penyakit menjadi lebih berat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image