Virus Hepatitis yang Mematikan
Edukasi | 2023-05-15 19:17:37Penyakit menular yang menjadi pokok masalah kali ini adalah penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis, penyakit ini relatif mudah untuk menular. Berdasarkan data WHO (World Health Organization) terdapat 2 milyar penduduk di dunia yang terjangkit virus hepatitis dan 1,46 juta diantaranya mengalami kematian. Dalam situasi seperti ini Indonesia berada dalam situasi dimana harus menanggung beban berat yaitu penyakit yang susah untuk pencegahannya. Meskipun begitu masih banyak penyakit menular (communicable disease) lainnya, seperti penyakit cacar dan frambusia yang sudah bisa ditangani, namun masih banyak penyakit menular lain yang belum bisa dituntaskan seperti hepatitis.
Penyakit menular merupakan penyakit yang ditularkan melalui penyakit yang ditularkan melalui berbagai media. Salah satu penyakit menular yang perlu ditangani saat ini dan untuk kedepan nya adalah penyakit hepatitis. Hepatitis adalah peradangan atau infeksi pada sel-sel hati. Penyebab hepatitis yang sering kita jumpai yaitu virus yang dapat menyebabkan pembengkakan dan pelunakan pada hati. Penyakit hepatitis memiliki banyak varian salah satunya, hepatitis B. hepatitis B merupakan penyakit yang berbahaya, karena orang yang menderita penyakit ini tidak banyak menunjukan gejala yang khusus sehingga penderita mengalami keterlambatan diagnosis. Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan dapat disebabkan oleh infeksi virus terhadap obat- obatan serta bahan-bahan kimia. Namun demikian adanya pencegahan virus tersebut, hepatitis B ini dapat dicegah dengan memberikan imunisasi sejak dini mungkin setelah lahir. Pemberian imunisasi hepatitis B itu juga memiliki syarat tertentu, pada bayi yang baru lahir kita dapat melihat apakah ibunya mengandung virus hepatitis B aktif atau tidak pada saat melahirkan.
Berdasarkan Data Perhimpunan Penelitian Hati Indonesia (PPHI) pada konsensus penatalaksanaan Hepatitis B di Indonesia, angka yang terus menaik hepatitis B di indonesia mencapai 4,0-20,3%. berdasarkan data Kemenkes tahun w2013, secara nasional terdapat 2.o81,075 (1,2%) penduduk Indonesia mengidap penyakit hepatitis. Hepatitis B terjadi terjadi karena adanya perubahan perilaku yang menyimpang, perilaku ini biasanya terjadi pada usia remaja, karena masa itulah mereka akan melakukan hal hal yang mereka sukai dan penyimpangan perilaku tersebut dapat menimbulkan dampak negatif pada masa depan yang akan datang di usia reproduktif.
Vaksin hepatitis B adalah salah satu usaha yang dibentuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis B. Pemberian vaksin hepatitis B ini menjadi faktor protektif karena adanya sifat vaksin yang mampu mencegah kerjanya virus tersebut dengan menetralkan virus yang infeksius dengan cara mengumpulkannya. Menurut peneliti, vaksin hepatitis B memiliki peran besar dalam pencegahan menyebarnya penyakit hepatitis B, dengan pemberian vaksin ini dapat memberikan kekebalan terhadap tubuh dalam melawan virus yang akan menyerang dan masuk ke dalam tubuh hingga merusak sel hati. Pencegahan itu adalah solusi yang akan kita lakukan sebelum kita merasakan gejala penyakit hepatitis. Gejala yang muncul ketika kita terjangkit penyakit hepatitis yaitu, mengalami gejala flu, mual, muntah, demam, dan lemas, fese berwarna pucat, mata dan kulit berubah menjadi kekuningan, nyeri dibagian perut, urine menjadi gelap, turun berat badan, dll. Jadi kita harus peduli kesehatan sejak dini, dengan adanya vaksin hepatitis ini kita dapat membantu mengobati pasien hepatitis selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
RS. Permata Keluarga Husada Grup. 2022. Mengenal Hepatitis Virus dan Pencagahannya. https://rspermata.co.id/articles/read/mengenal-hepatitis- virus-dan-pencegahannya- [online]. (diakses tanggal 22 September 2022).
Rumini, Umar Zein, dan Razia Begum S., 2018. Faktor Risiko Hepatitis B Pada Pasien Di RSUD. Dr. PIRNGADI MEDAN. Jurnal Kesehatan Global, Vol. 1, No. 1, Januari 2018 : 37-44.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.