Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Lamhot Anugrah Napitupulu

Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat: Benarkah Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati?

Edukasi | 2025-07-25 13:09:20

“Mencegah lebih baik daripada mengobati.”

Sebuah kalimat klasik yang sering terdengar dalam iklan layanan masyarakat, seminar kesehatan, atau bahkan di dinding rumah sakit. Tapi seberapa sering kita benar-benar memaknainya?

Ketika dunia diguncang pandemi Covid-19, barulah kita sadar bahwa pepatah itu bukan sekadar slogan. Ia adalah fondasi dari sistem kesehatan masyarakat yang kuat. Dan di balik semua upaya pencegahan itu, berdirilah para pahlawan senyap yang mungkin tidak memakai jas putih seperti dokter merekalah tenaga kesehatan masyarakat.

sumber:https://images.app.goo.gl/SP817GSmNYETFX6g6" />
sumber:https://images.app.goo.gl/SP817GSmNYETFX6g6

Pencegahan Adalah Jalan Terpanjang Tapi Terkuat

Dalam dunia kesehatan, promotif dan preventif adalah dua kata kunci yang menjadi nyawa bagi para tenaga kesehatan masyarakat. Mereka tidak menunggu penyakit datang, mereka menutup pintunya sejak awal.

Melalui edukasi, surveilans, advokasi, dan kampanye perubahan perilaku, mereka membangun benteng kesehatan yang mungkin tidak terlihat hasilnya secara instan, tapi justru paling berdampak dalam jangka panjang.

Bayangkan jika semua orang menunggu sakit dulu baru bertindak. Berapa banyak biaya yang terbuang? Berapa banyak nyawa yang terlambat ditolong?

Covid-19: Bukti Nyata Peran Pencegahan

Pandemi Covid-19 membuka mata dunia. Semua lini kesehatan sibuk, tapi ada satu kelompok yang memainkan peran sejak sebelum virus meledak yaitu ahli epidemiologi dan tenaga kesehatan masyarakat.

Mereka bukan sekadar mencatat angka. Mereka meneliti pola penyebaran, menganalisis risiko, merancang strategi komunikasi risiko, hingga memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan mudah dipahami.

Tanpa data dan analisis mereka, dokter tak tahu harus mulai dari mana. Tanpa advokasi dan gerakan mereka, kita tak akan tahu pentingnya mencuci tangan, menjaga jarak, atau memakai masker. Itulah kekuatan pencegahan yang menyelamatkan, bahkan sebelum kita sadar sedang dalam bahaya.

Kesehatan bukan sekadar urusan rumah sakit, tapi tanggung jawab bersama. Dan tugas terbesar kita dimulai bukan saat sakit, tapi justru saat kita masih sehat.

Jangan tunggu jatuh untuk belajar berdiri. Jangan tunggu sakit untuk belajar peduli.

Karena masa depan kesehatan bangsa tidak hanya ditentukan oleh obat dan alat, tetapi oleh sejauh mana kita mau mencegah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image