Mewabahnya Hepatitis Akut di Berbagai Benua
Eduaksi | 2023-05-15 18:01:58Pada 5 April 2022 di Inggris Raya ditemukan penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Hari-hari selanjutnya dilaporkan bahwa ada lonjakan kasus di Amerika, Eropa serta Asia. Penyakit hepatitis akut ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) olehWorld Health Organization(WHO) pada 15 April 2022. Terdapat tiga kasus di Indonesia yang diduga merupakan pasien hepatitis anak yang meninggal setelah menjalani perawatan intensif di RS Cipto Mangunkusumo.
Anak usia 0-16 tahun rentan terkena penyakit hepatitis akut, terutama anak yang berusia dibawah 10 tahun. Beberapa pasien dilaporkan meninggal dunia dan bahkan 17 dari 170 anak yang terinfeksi hepatitis akut membutuhkan transplantasi hati. Karenanya virus ini dianggap sangat bebahaya. Hingga saat ini belum ada kejelasan pasti apa penyebab dari penyakit hepatitis akut yang sedang mewabah. Diduga penyakit ini berasal dariAdenovirus41 dan SARS CoV-2 dan bukan berasal dari virus hepatitis terdahulu yaitu A,B,C,D dan E.
Adenovirus umumnya menular melalui saluran pencernaan dan saluran pernafasan. Dugaan awal cara penularan virus ini adalah melaluidroplet, air yang tercemar dan transmisi kontak. Gangguan gastrointestinal seperti sakit perut, mual, muntah, diare merupakan gejala awal hepatitis akut. Gejala lebih berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh, BAB putih pucat, kulit & mata kuning, bahkan hingga penurunan kesadaran. Ada berbagai cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah terkena infeksi hepatitis akut pada anak. Kita harus menjaga kebersihan diri kita dan lingkungan. Melakukan kiat kiat hidup sehat seperti rajin cuci tangan menggunakan sabun, memasak makanan hingga matang, menghindari atau menjaga jarak dan kontak fisik pada orang yang sedang sakit, menerapkan etika saat ingin batuk, serta tetap disiplin meakukan prokes COVID-19 seperti tetap memakai masker dan melakukan social distancing.
Meningakatkan kewaspadaan diri dengan mengetahui lebih dalam gejala hepatitis akut juga termasuk hal penting disini. Apabila anak mengalami satu dari gejala hepatitis akut, disarankan segera dirujuk ke layanan kesehatan terdekat untuk diberikan penanganan medis lebih lanjut. Jangan menunggu sampai mata anak kuning atau bahkan sampai penurunan kesadaran, maupun gejala berat lainnya. Karena kondisi hepatitis sudah berat, kemungkinan pasien untuk selamat sangat kecil. Maka kita harus mengenali gejala awal hepatitis akut dan segera memeriksakan ke layanan kesehatan terdekat apabila terdapat gejala gejala tersebut. Dengan kondisi demikian, seluruh masyarakat, terutama orang tua yang memiliki putra dan putri dihrapkan dapat lebih meningkatkan pengawasan, kewaspadaan, dan pembekalan diri dengan informasi valid terkait gejala dan cara pencegahan dari penyakit hepatitis yang sedang mewabah ini.
Berikut ini adalah beberapa kiat kiat agar terjaga dari infeksi hepatitis akut yang dapat kita lakukan bersama, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Menerapkan protokol kesehatan, terutama menggunakan masker dan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
- Mengkonsumsi makanan yang matang dan bersih.
- Menjaga jarak dan mengurangi kontak fisik dengan orang yang sakit
- Mengurangi mobilitas
- Menggunakan alat makan pribadi dan tidak bergantian dengan orang lain
Setelah menerapkan beberapa kiat kiat pencegahan hepatitis akut diatas, diharapkan dapat meminimalisir kemungkinan terinfeksi hepatitis akut secara efektif.
Hepatitis akut dapat menjadi sebuah pandemik dimasa mendatang, Karena cara perpindahan virusnya yang sangat mudah dan semua orang dapat terkena virus tersebut. Beruntungnya pemerintah memiliki program vaksin hepatitis sehingga bisa mengurangi chance terkena hepatitis akut. Pemberian vaksin hepatitis tentunya juga perlu diiringi dengan
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.