Perbedaan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di Berbagai Negara
Hospitality | 2025-01-07 22:01:57Keselamatan pasien merupakan isu global yang terus menjadi perhatian utama dalam pelayanan kesehatan. Insiden keselamatan pasien, seperti kesalahan medis atau kejadian yang berpotensi merugikan pasien, dapat berdampak serius pada kualitas layanan kesehatan dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem kesehatan. Oleh karena itu, pelaporan insiden keselamatan pasien menjadi langkah penting untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan. Namun, pendekatan dan sistem pelaporan ini sangat bervariasi di setiap negara, tergantung pada kebijakan, budaya, serta infrastruktur kesehatan yang dimiliki. Penulisan ini akan membahas tentang perbedaan pelaporan insiden keselamatan pasien di berbagai negara dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Apa itu Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (sumber : eclinic.id)
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
Pelaporan insiden keselamatan pasien adalah proses dokumentasi dan pelaporan kejadian yang berpotensi membahayakan atau merugikan pasien selama menerima layanan kesehatan. Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab insiden, mengembangkan langkah pencegahan, dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Sistem pelaporan yang efektif mendorong budaya terbuka, pembelajaran dari kesalahan, serta kolaborasi antar tenaga kesehatan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi pasien. Pelaporan dapat mencakup insiden serius, kesalahan medis kecil, atau kejadian potensial yang belum sempat berdampak pada pasien. Terdapat beberapa variasi disetiap negara, tergantung pada kebijakan, budaya, serta infrastruktur kesehatan yang dimiliki
Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, pelaporan insiden keselamatan pasien dikelola oleh lembaga seperti Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ) dan National Patient Safety Foundation (NPSF). Sistem pelaporan bersifat wajib untuk insiden serius dan sukarela untuk insiden yang kurang parah. Sistem ini menggunakan pendekatan berbasis data untuk mengidentifikasi pola dan tren, memungkinkan tindakan preventif yang lebih efektif. AS juga memiliki National Database of Nursing Quality Indicators (NDNQI) yang memfasilitasi pelaporan berbasis fasilitas kesehatan.
Inggris
Inggris memiliki National Reporting and Learning System (NRLS) yang dioperasikan oleh National Health Service (NHS). Sistem ini dirancang untuk mendorong pelaporan secara anonim guna menciptakan budaya yang lebih terbuka dalam menangani insiden keselamatan pasien. Fokusnya adalah pembelajaran daripada pemberian sanksi, dengan tujuan meningkatkan keselamatan pasien di seluruh sistem layanan kesehatan.
Jepang
Di Jepang, pelaporan insiden keselamatan pasien dilakukan melalui Japan Council for Quality Health Care (JCQHC). Sistem ini mencakup pelaporan wajib untuk insiden serius, tetapi pelaporan sukarela juga dianjurkan. Jepang menekankan pentingnya analisis mendalam untuk memahami akar penyebab insiden dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Australia
Australia memiliki Australian Incident Monitoring System (AIMS) yang dikelola oleh Australian Commission on Safety and Quality in Health Care (ACSQHC). Sistem ini berfokus pada pendekatan berbasis risiko, yang mengidentifikasi insiden potensial sebelum berkembang menjadi masalah serius. Selain itu, pelaporan dilakukan secara terdesentralisasi, di mana rumah sakit dan fasilitas kesehatan memiliki tanggung jawab utama.
Indonesia
Di Indonesia, pelaporan insiden keselamatan pasien dikelola oleh Komite Nasional Keselamatan Pasien (KNKP). Sistem ini masih berkembang dan menghadapi tantangan seperti kurangnya kesadaran tenaga medis dan budaya menyalahkan. Sebagian besar pelaporan dilakukan secara manual, meskipun beberapa fasilitas kesehatan mulai beralih ke sistem berbasis elektronik.
Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan
Perbedaan dalam pelaporan insiden keselamatan pasien di berbagai negara dapat disebabkan oleh beberapa faktor:
- Regulasi dan Kebijakan: Negara dengan regulasi yang lebih ketat cenderung memiliki sistem pelaporan yang lebih baik.
- Budaya Keselamatan: Budaya yang mendukung pelaporan tanpa rasa takut akan sanksi mendorong lebih banyak pelaporan.
- Infrastruktur Teknologi: Negara dengan sistem elektronik yang canggih lebih mampu mengelola dan menganalisis data insiden.
- Tingkat Pendidikan Tenaga Kesehatan: Pengetahuan tentang pentingnya pelaporan sangat memengaruhi tingkat kepatuhan.
Kesimpulan
Perbedaan dalam sistem pelaporan insiden keselamatan pasien antara negara-negara tersebut mencerminkan kebijakan kesehatan masing-masing negara serta budaya organisasi di sektor kesehatan. Sementara beberapa negara seperti Inggris dan Australia memiliki pendekatan yang lebih terstruktur dan wajib, negara lain seperti Amerika Serikat dan Jepang masih mengandalkan sistem sukarela dengan tantangan tertentu dalam hal transparansi dan kepercayaan. Indonesia telah menetapkan regulasi yang jelas namun masih menghadapi tantangan dalam implementasinya. Meski demikian, prinsip utamanya tetap sama yaitu menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien dengan belajar dari insiden yang terjadi. Dalam upaya global untuk meningkatkan keselamatan pasien, berbagi pengetahuan dan pengalaman antarnegara dapat menjadi langkah efektif untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di seluruh dunia.
Referensi :
https://www.eclinic.id/apa-itu-pelaporan-insiden-keselamatan-pasien/
Nurislami, S., Pramesona, B. A., Wintoko, R., & Oktarlina, R. Z. (2023). Faktor-faktor yang Memengaruhi Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien: Literature Review. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 5(2), 551-558.
Rombeallo, N. T. (2022). PENGARUH BUDAYA PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT: A SISTEMATIC REVIEW. Jurnal Keperawatan Lapatau, 2(2).
https://unair.ac.id/perbandingkan-sistem-pelaporan-insiden-keselamatan-pasien-di-taiwan-indonesia-malaysia-dan-indonesia/
Tirzaningrum, A., Pramesona, B. A., Berawi, K. N., & Sutarto, S. (2022). Literature Review Terkait Faktor Yang Memengaruhi Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Pada Tenaga Kesehatan. Jurnal Kesehatan dan Agromedicine, 9(2), 81-86.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.