Analisis Pelaksanaan Standar Sasaran Keselamatan Pasien di Unit Gawat Darurat
Hospitality | 2025-01-09 10:48:44Unit Gawat Darurat (UGD) merupakan salah satu bagian yang paling krusial dalam sistem pelayanan kesehatan. Setiap harinya, UGD menerima berbagai macam kasus, baik yang bersifat darurat maupun yang tidak begitu mendesak. Mengingat pentingnya peran UGD dalam menyelamatkan nyawa, keselamatan pasien menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, standar sasaran keselamatan pasien (SSKP) diterapkan untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan layanan yang aman, tepat waktu, dan efektif. standar sasaran keselamatan pasien adalah serangkaian pedoman dan prosedur yang ditetapkan untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Sasaran keselamatan ini telah disusun oleh berbagai lembaga, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) di Indonesia. Pada UGD, penerapan standar ini memegang peranan penting dalam meningkatkan keselamatan pasien di lingkungan yang sering kali penuh dengan ketidakpastian dan tekanan.Upaya atau langkah-langkah dalam Analisis Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien di UGD yaitu :
1. Identifikasi Pasien Identifikasi pasien yang akurat adalah langkah pertama dalam menjaga keselamatan pasien. Di UGD, banyak pasien yang datang dalam kondisi tidak sadar atau dengan informasi terbatas. Salah satu standar sasaran keselamatan pasien adalah memastikan bahwa identifikasi pasien dilakukan dengan benar untuk menghindari risiko kesalahan medis. Di beberapa rumah sakit, penerapan gelang identifikasi pasien yang unik dan sistem rekam medis elektronik telah membantu meningkatkan akurasi dalam identifikasi.Tantangan: Kesulitan dalam memastikan identitas pasien yang tidak sadar atau tidak dapat memberikan informasi secara langsung. Untuk itu, penerapan teknologi seperti barcode atau teknologi RFID sangat membantu.
2. Tim Kesehatan Komunikasi yang efektif antar anggota tim medis di UGD sangat penting untuk menjamin keselamatan pasien. Protokol komunikasi standar, seperti penggunaan SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation), dapat meningkatkan efektivitas komunikasi, terutama dalam situasi yang penuh tekanan. Pelatihan rutin mengenai komunikasi tim dan penekanan pada pentingnya komunikasi terbuka menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan standar ini.Tantangan: Tekanan dan stres tinggi yang dialami petugas medis sering kali menjadi penghalang dalam penerapan komunikasi yang efektif. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan budaya kerja yang mendukung komunikasi yang jelas dan tepat.
3. Manajemen Obat dan Prosedur Medis Pengelolaan obat yang aman dan prosedur medis yang tepat harus dijaga agar tidak terjadi kesalahan pengobatan. Di UGD, banyak prosedur medis yang dilakukan dalam waktu singkat dan terkadang melibatkan berbagai jenis obat dalam jumlah besar. Salah satu sasaran keselamatan pasien adalah memastikan bahwa obat yang diberikan sesuai dengan kondisi pasien dan prosedur yang dilakukan. Kesalahan dalam pemberian obat atau prosedur medis dapat berakibat fatal bagi pasien.Tantangan: Banyaknya pasien yang datang secara bersamaan dan proses yang terburu-buru dapat meningkatkan risiko kesalahan pemberian obat. Penggunaan teknologi seperti sistem pencatatan elektronik dapat membantu meminimalkan risiko ini, tetapi tetap memerlukan ketelitian dari petugas medis.
4. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Salah satu fokus utama dalam keselamatan pasien adalah pencegahan infeksi yang dapat terjadi selama perawatan. Di UGD, risiko infeksi cukup tinggi, terutama karena banyaknya pasien yang datang dengan luka terbuka atau penyakit menular. Standar prosedur kebersihan dan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tepat sangat diperlukan untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial (infeksi yang didapat di rumah sakit).Tantangan: Keterbatasan sumber daya dan tingkat kedaruratan yang tinggi dapat mengurangi kepatuhan pada protokol pencegahan infeksi. Oleh karena itu, pelatihan rutin dan pengawasan yang ketat sangat diperlukan untuk memastikan bahwa prosedur pencegahan infeksi dijalankan dengan baik.
5. Pelaporan dan Evaluasi Keselamatan Pasien Sistem pelaporan yang transparan dan evaluasi berkala terhadap insiden yang terjadi di UGD menjadi sangat penting untuk menganalisis dan memperbaiki kesalahan. Pelaporan yang tepat waktu mengenai kejadian tidak diinginkan atau hampir terjadi kesalahan (near miss) dapat membantu rumah sakit dalam memperbaiki proses dan prosedur untuk meningkatkan keselamatan pasien di masa depan.Tantangan: Beberapa petugas medis merasa takut untuk melaporkan kesalahan karena khawatir akan mendapatkan sanksi atau hukuman. Untuk itu, perlu ada sistem pelaporan yang aman dan mendukung budaya tidak saling menyalahkan, namun tetap memperbaiki kualitas pelayanan.Referensi : World Health Organization. (2009). Patient Safety Solutions.Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). (2020). Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 2019.National Patient Safety Agency (NPSA). (2007). Safety in Emergency Medicine.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.