Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image NADIA ZULFAIDA

Kenapa Sih Gen Z Lebih Suka Bersantai di Cafe?

Gaya Hidup | 2025-01-07 14:57:25

Generasi Z merupakan generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Gen Z menjadi generasi yang memengaruhi banyak tren budaya dan gaya hidup saat ini. Salah satu fenomena menarik adalah kecenderungan mereka untuk menghabiskan waktu bersantai di Cafe. Cafe bukan lagi sekadar tempat untuk menikmati kopi, tetapi telah menjadi simbol gaya hidup, kreativitas, dan komunitas bagi generasi ini. Apa sebenarnya alasan di balik kecenderungan ini? Berikut ini adalah analisis mendalam yang mencakup faktor sosial, psikologis, hingga ekonomi yang mendorong Gen Z memilih Cafe sebagai tempat favorit mereka menurut saya.

1. Cafe sebagai Ruang Multifungsi

Cafe modern tidak hanya menawarkan makanan dan minuman, tetapi juga menyediakan suasana yang nyaman dan estetis. Bagi Gen Z seperti saya, suasana ini mendukung berbagai aktivitas seperti belajar, bekerja, bertemu teman, membuat konten sosial seperti feed instagram, postingan, dan lain-lain. Banyak Cafe menyediakan fasilitas seperti Wi-Fi gratis, stopkontak, dan meja yang luas, sehingga cocok untuk belajar atau bekerja jarak jauh. Interior Cafe yang dirancang dengan estetika menarik sering menjadi latar yang sempurna untuk diabadikan dan diunggah ke media sosial. Karena itulah Cafe menjadi tempat yang santai untuk berkumpul bersama teman-teman, baik untuk berdiskusi serius, bercanda, membuat tren media sosial dan estetika.

Media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Pinterest sangat berpengaruh dalam membentuk gaya hidup Gen Z. Banyak Cafe yang didesain dengan konsep "Instagramable", lengkap dengan dekorasi unik, pencahayaan yang baik, dan menu yang menarik secara visual. Hal ini membuat Cafe menjadi tempat yang ideal bagi Gen Z untuk berbagi momen melalui unggahan media sosial mereka.

Cafe bukan hanya tempat untuk minum kopi semata, tetapi juga "branding" diri. Dengan mengunggah foto di Cafe yang populer, mereka secara tidak langsung menyampaikan nilai estetika dan gaya hidup mereka kepada pengikut di media sosial.

2. Kebutuhan Akan Komunitas

Gen Z juga tumbuh dalam kondisi serba teknologi dan media sosial, tapi tetap memiliki kebutuhan mendalam akan interaksi secara langsung. Cafe memberikan lingkungan yang mendukung interaksi tatap muka tanpa tekanan formal dan terasa santai. Mereka dapat terlibat dalam komunitas yang memiliki ketertarikan serupa di Cafe, seperti pecinta kopi, seniman, atau pelajar, dan mengikuti berbagai acara seperti open mic, diskusi buku, atau workshop kreatif. Cafe menjadi tempat yang mendorong koneksi nyata di tengah dunia digital yang serba cepat.

3. Pola Konsumsi Kini Berubah

Generasi Z adalah generasi yang lebih menghargai pengalaman dibandingkan dengan sekedar barang. Mereka lebih memilih menghabiskan uang mereka untuk sesuatu yang lebih berkesan, daripada membeli sesuatu yang mewah. Dengan begitu, nongkrong di cafe menjadi sedikit investasi dalam bentuk kebahagiaan, relaksasi, dan kenangan yang dibagikan. Selain itu, Gen Z lebih memiliki kesadaran pada kualitas. Mereka lebih mencari coffee shop yang bisa menyajikan kopi spesial, makanan organik, atau makanan hidup sehat yang sesuai dengan nilainya dan ramah dikantong.

4. Lingkungan yang Mendukung Produktivitas

Cafe sering dianggap oleh Generasi Z sebagai "zona produktivitas." Dibandingkan dengan bekerja atau belajar di rumah yang penuh gangguan, suasana Cafe memberikan kombinasi ideal antara ketenangan dan stimulasi. Suara musik latar, aroma kopi, dan lingkungan sosial ringan membantu mereka tetap fokus tanpa merasa terisolasi. Beberapa dari mereka merasa lebih termotivasi untuk bekerja di tempat ramai. Kehadiran orang lain memberikan rasa bahwa mereka tidak sendirian dalam menyelesaikan tugas.

5. Fleksibilitas dan Kemudahan Akses

Pertumbuhan jumlah Cafe di kota besar hingga daerah kecil membuat akses ke Cafe sangat mudah. Harga yang bervariasi juga membuat Cafe bisa dijangkau oleh berbagai kalangan, termasuk pelajar atau mahasiswa yang memiliki anggaran terbatas. Selain itu, banyak Cafe yang membuka hingga larut malam atau bahkan 24 jam, sehingga Gen Z yang memiliki jadwal fleksibel dapat menyesuaikan kunjungan mereka dengan kebutuhan.

6. Pengaruh Budaya Pop dan Tren Global

Budaya nongkrong di Cafe tidak lepas dari pengaruh tren global. Banyak film, serial, dan influencer menunjukkan gaya hidup yang berpusat pada kegiatan di Cafe. Hal ini menciptakan aspirasi bagi Gen Z untuk mengikuti gaya hidup serupa. Di Indonesia, kafe-kafe lokal juga beradaptasi dengan tren global sambil tetap mempertahankan nuansa lokal. Misalnya, menawarkan kopi dengan cita rasa nusantara seperti kopi Gayo atau kopi Toraja, tetapi disajikan dalam suasana modern.

7. Pengaruh Pandemi

Pandemi COVID-19 juga berperan dalam memperkuat kecenderungan ini. Selama pandemi, banyak orang bekerja atau belajar dari rumah, dan Cafe menjadi alternatif untuk "kabur" dari rutinitas monoton di rumah. Bahkan setelah pandemi mereda, kebiasaan ini terus berlanjut sampai saat ini.

Gen Z memiliki alasan yang beragam untuk menjadikan Cafe sebagai tempat favorit mereka. Cafe telah memenuhi berbagai aspek kehidupan generasi ini, dari kebutuhan akan ruang produktivitas, keinginan untuk berkomunitas, hingga daya tarik estetika untuk media sosial. Bagi Gen Z, Cafe bukan hanya tempat minum kopi, tetapi juga simbol gaya hidup modern yang fleksibel, kreatif, dan berorientasi pada pengalaman.

Dengan semakin banyaknya Cafe yang terus berinovasi, tren ini tampaknya akan terus berlanjut. Cafe telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Gen Z, mencerminkan nilai, preferensi, dan cara mereka menikmati hidup di era modern.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image