Qanitah Asti Maharani
Budaya Nongkrong dan Dinamika Interaksi Sosial Anak Muda
Gaya Hidup | 2025-12-07 06:06:22
Budaya nongkrong sudah menjadi hal wajib bagi anak muda zaman sekarang. Kegiatan ini tidak hanya terjadi di warung kopi atau tempat umum seperti cafe dan lainnya, tapi juga dapat dijumpai di berbagai lingkungan kampus sebagai aktivitas harian mahasiswa.Nongkrong berfungsi sebagai sarana interaksi sosial yang membantu mempererat hubungan pertemanan, berbagi informasi, dan berdiskusi secara santai. Di kampus, mahasiswa sering memanfaatkan kantin, taman, atau area terbuka untuk berkumpul, mengobrol, atau menunggu jadwal perkuliahan.
Perkembangan tempat nongkrong yang semakin beragam juga mempengaruhi pola perilaku generasi muda. Kafe estetik, ruang publik nyaman, serta area kampus yang mendukung aktivitas sosial membuat nongkrong menjadi bagian dari gaya hidup. Selain itu, kegiatan ini memiliki fungsi psikologis sebagai ruang untuk mengurangi stres serta memunculkan ide dan kreativitas.
Meskipun bermanfaat, budaya nongkrong sendiri tetap memiliki tantangan seperti meningkatnya konsumsi dan potensi pemborosan. Namun secara umum, nongkrong memberi kontribusi positif dalam membangun jejaring sosial dan mendukung aktivitas akademik maupun non-akademik.
Budaya nongkrong merupakan fenomena yang berkembang luas di kalangan generasi muda, termasuk mahasiswa di kampus. Aktivitas ini tidak hanya menjadi ruang bersosialisasi, tetapi juga berperan dalam pembentukan identitas, kreativitas, dan keseimbangan emosional.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
