Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ananda Virgie

Mengenal si Rendah yang Mengintai Kesehatan

Edukasi | 2025-01-06 20:54:58
Sumber : Foto Pribadi

Hipotensi atau Darah Rendah adalah kondisi ketika tekanan darah kurang dari 90/60 mmHg. Seseorang dapat dikatakan menderita hipotensi jika tekanan darahnya berada di bawah rentang darah normal yakni antara 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg. Hipotensi umumnya tidak bergejala dan dapat dialami oleh siapa saja. Saat darah mengalir melalui arteri, darah memberikan tekanan pada dinding arteri. Tekanan itulah yang dinilai sebagai ukuran kekuatan aliran darah atau disebut dengan tekanan darah. Jika tekanan darah terlalu rendah, kondisi tersebut bisa menyebabkan aliran darah ke otak dan organ vital lainnya seperti ginjal menjadi terhambat atau berkurang.

Jenis-jenis hipotensi tekanan darah rendah bisa dibedaakan berdasarkan penyebabnya dalam beberapa jenis berikut.

1. Hipotensi ortostatik : terjadi akibat perubahan posisi tubuh, contohnya ketika merasa pusing saat berdiri dari posisi duduk

2. Hipotensi postprandial : terjadi setelah makan karena aliran darah ke saluran pencernaan tidak terkontrol. Kondisi ini lebih sering ditemukan pada lansia.

3. Neurally mediated hypotension : disebabkan oleh kesalahan koordinasi otak dan jantung, biasanya terjadi saat berdiri terlalu lama sehingga darah menumpuk di kaki.

Gejala hipotensi

Biasanya baru terjadi ketika otak tidak mendapatkan aliran darah yang cukup, termasuk:

· Pusing.

· Pingsan.

· Mual atau muntah.

· Pengalihan kabur atau terdistorsi.

· Napas cepat dan dangkal.

· Kelelahan atau kelemahan.

· Merasa lelah atau lesu.

· Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi.

· Agitasi atau perubahan perilaku yang tidak biasa lainnya (tidak bertindak seperti dirinya sendiri).

Beragam penyebab hipotensi

Meski darah rendah kerap terjadi pada orang berusia diatas 65 tahun, tapi tak menutup kemungkinan kondisi ini juga bisa dialami oleh dewasa muda dan anak-anak. Beberapa hal yang menjadi penyebab darah rendah:

1. Olahraga intensitas tinggi

Efek ini bisa terjadi dalam waktu singkat setelah berolahraga atau dalam jangka panjang pada orang yang rutin berolahraga. Hal ini dikarenakan gerakan tubuh saat berolahraga dapat meningkatkan pasokan oksigen di dalam tubuh.

2. Reaksi alergi berat (syok anafilaktik)

Ketika terkena reaksi alergi berat hingga muncul syok anafilaktik, seseorang akan mengalami penurunan tekanan darah secara drastis beserta gejala lain, seperti kesulitan bernapas, dada berdebar, kulit pucat, keringat dingin, dan pingsan.

3. Efek samping obat-obatan tertentu

Konsumsi obat-obatan, misalnya obat antihipertensi, antidepresan, dan diuretik, bisa memberikan efek samping berupa penurunan tekanan darah. Efek samping darah rendah ini biasanya akan menghilang setelah obat-obatan tersebut berhenti dikonsumsi.

4. Dehidrasi

Ketika tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi, volume darah juga dapat berkurang. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah.

5. Kekurangan nutrisi

Kekurangan vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan anemia dan berakhir pada penurunan tekanan darah.

6. Infeksi

Penderita infeksi dapat mengalami sepsis, yaitu infeksi yang telah memasuki aliran darah. Pada kondisi ini, tekanan darah dapat menurun.

7. Ketesimbangan hormon

Tekanan darah dapat menurun akibat penurunan kadar hormon dalam darah. Penurunan kadr hormon sendiri dapat disebabkan oleh beberapa penyakit, seperti diabetes dan penyakit tiroid.

Cara menangani hipotensi

Penanganan darah rendah perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Apabila disebabkan oleh olahraga intensitas tinggi, bisa memberikan jeda selama 5-10 menit per sesi olahraga dan memenuhi kebutuhan cairan tubuh sebelum berolahraga.

Untuk pencegahan darah rendah sendiri bisa dengan melakukan beberapa hal berikut ini, yaitu:

· Hindari mengubah posisi tubuh secara cepat atu tiba-tiba.

· Memosisikan kepala lebih tinggi ketika tidur.

· Tidak berdiri atau duduk terlalu lama.

· Tidak mengangkat beban yang terlalu berat.

· Gunakan stoking kompresi untuk melancarkan aliran darah.

· Penuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih stodaknya 8 gelas setiap hari.

· Batasi konsumsi alkohol dan minuman berkafein, seperti kopi dan teh.

· Olahraga secara rutin, tetapi sesuaikan jenis olahraga dengan kondisi tubuh.

· Menghindari diet rendah garam yang terlalu ketat.

Jika hipotensi disebabkan oleh konsusi obat-obatan, dokter akan mengurangi dosis atau mengganti jenis obatnya bila perlu. Selain itu, dokter juga dapat memberikan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah yang disesuaikan dengan penyebab dan kondisi pasien.

Referensi

Dr. Pittara. (2022, April 12). Penjelasan hipotensi, penyebab dan pencegahan hipotensi. Alodokter. https://www.alodokter.com/hipotensi

Kemenkes. (2023, April 17). Penyebab dan pencegahan hipotensi. Kemenkes. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2324/hipotensi

Dr. Fadli Rizal. (2024) Gejala hipotensi. Halodoc. https://www.halodoc.com/kesehatan/hipotensi

Hapsari Annisa. (2024, Juni 06). Jenis-jenis hipotensi. https://hellosehat.com/jantung/jantung-lainnya/hipotensi/

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image