
Apakah Betul? Rentang Perhatian Terkecil Ditemukan di Dua Generasi Termudah
Eduaksi | 2025-01-05 20:40:17
Ikan mas sering dikatakan sebagai hewan yang memiliki rentang perhatian paling terkecil, dimana waktu tersebut memiliki rata-rata 9 detik. Namun, sebuah studi dari Microsoft menemukan bahwa rata-rata rentang perhatian tersebut pada gen Z dan gen Alpha saat berinteraksi dengan konten digital lebih kecil dari yang dipunyai si ikan mas, di mana rata-rata waktu paling tinggi pagi dua generasi tersebut adalah 8 detik, 4 detik lebih pendek dari kalangan Millenial.
Penurunan ini tentu merupakan sesuatu hal yang mengkhawatirkan, dengan implikasi negatif yang terjadi terhadap kinerja otak disebabkan oleh rentang perhatian yang pendek. Namun, apa saja sebenarnya yang membuat rentang perhatian ini menurun sampai 33% dari generasi Millenial ke gen Z? Salah satu alasan atas statistika tersebut adalah keberadaan media sosial di era digitalisasi.
Aplikasi-aplikasi media sosial sekarang sedang melewati sebuah ‘zaman reformasi’. TikTok merupakan aplikasi pertama dengan popularitas sangat dahsyat dan universal dimana para pengguna dapat mengunggah video yang cukup pendek, rata-rata 15 detik, ke media sosial tersebut. Tidak lama kemudian, Instagram dan Youtube juga mengimplementasikan fitur ini dalam aplikasi mereka di 2020, dimana dinamakan Instagram Reels dan Youtube Shorts.
Konten-konten tersebut dapat menghasilkan dopamine bagi para pengguna. Dopamine ini merupakan hormon dalam tubuh yang merupakan pemicu rasa senang dan biasa disebut dengan nama ‘hormon bahagia’. Dengan banyaknya konten yang dicerna dalam waktu yang pendek, secara tidak sadar, otak pengguna akan lebih memprioritaskan mendapatkan dopamine secara cepat dan oleh sebab itu hal-hal yang tidak menghasilkan dopamine ini secara langsung cenderung akan ditolakkan oleh otak pengguna.
Karena maraknya dan mudahnya mengakses konten-konten yang memiliki waktu pendek pada era sekarang, tentu wajar hal ini terjadi, terutama pada generasi-generasi mudah. Akan tetapi, itu bukan berarti bahwa itu merupakan hal yang baik, marilah kita berhenti untuk sementara dan mengasih diri sendiri detox dari stimulasi tersebut, baik dengan nonton film, podcast ataupun baca buku, supaya kita dapat menjadi lebih fokus.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.