Statement Pro Masyarakat Terkait Kegiatan Merokok Harus Diubah
Info Terkini | 2025-01-03 19:58:03Kegiatan merokok bagi masyarakat Indonesia merupakan hal yang umum dilakukan, terutama bagi gender khususnya laki-laki. Masyarakat sekitar sudah memaklumi kegiatan tersebut dengan berbagai statement penguat yang menjadikan perokok aktif tetap melakukan kegiatannya. Salah satu statement yang paling sering di lontarkan yakni, “Biarin lah, kasihan ayahmu sudah membanting tulang untuk menafkahi keluarga”, ujar Ibu saya.
Merokok merupakan aktivitas yang membahayakan baik bagi orang yang melakukan dan tidak melakukan. Menurut International Agency For Research on Cancer (IARCH) menjelaskan bahwa, sekitar 4.000 komponen kimia yang dihasilkan dari asap rokok diantaranya 250 komponen yang bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker (Duhita & Rahmawati, 2019).
Seringkali, para perokok aktif melakukan kegiatannya pada ruangan tertutup seperti di dalam rumah, di dalam kamar mandi, dan ditempat lainnya. Padahal, asap rokok yang mereka hembuskan dapat berputar dan bercampur dengan udara yang kita hirup dalam ruangan tersebut. Akibatnya, udara yang awalnya bersih dan mengandung O2/Oksigen berubah menjadi udara CO2/Karbondioksida. Paru-paru yang awalnya bekerja dengan normal menjadi haus akan O2 dan memerintahkan kita untuk menghirup udara lebih banyak. Apabila udara yang kita hirup didominasi oleh asap rokok, maka otak akan mengeluarkan reflek batuk untuk mengeluarkan gas CO2 yang kita hirup.
Informasi yang mungkin belum diketahui banyak orang terkait kegiatan merokok ini yakni, asap rokok yang mereka hasilkan dapat menempel pada permukaan yang terpapar dengan hal tersebut. Salah satu zat yang terdapat pada rokok yakni nikotin bersifat lipofilik. Lipofilik ini artinya, si nikotin mudah larut dan menempel pada permukaan berminyak atau berpori seperti karpet, sofa, pakaian dan lain sebagainya.
Bayangkan apabila seorang laki-laki yang memiliki bayi melakukan kegiatan merokok dengan menggendong dan di ruangan tertutup. Hal yang terjadi yakni, bayi akan terpapar langsung oleh asap rokok yang dikeluarkan melalui pakaian dari ayah, mainan yang dipegang, dan karpet yang menjadi alas bermainnya. Kira-kira berapa total asap rokok yang sudah masuk pada si bayi dalam satu hari? Mengingat bayi adalah manusia yang masih rentan terhadap penyakit dikarenakan perkembangan fisik dan imunitas yang masih belum sempurna. Apakah hal ini masih wajar dilakukan dan dianggap menjadi hal yang sudah biasa terjadi bagi masyarakat Indonesia?
Pentingnya kesadaran akan bahaya merokok seharusnya sudah mulai ditanamkan pada pikiran masyarakat. Mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan terutama bagi seorang bayi yang masih memiliki perjalanan panjang untuk meraih cita-citanya.
Merokok, bukanlah kegiatan yang wajar untuk dilakukan dengan berbagai statement yang menguatkan. Namun, merokok merupakan kegiatan yang memang harus dihentikan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila para perokok aktif masih ingin melakukan kegiatan favoritnya tersebut, alangkah baiknya kegiatan tersebut dilakukan pada ruangan terbuka dan memastikan tidak ada satupun yang terpapar. Sehingga, mereka tetap melakukan kegiatannya dan tidak merugikan orang lain.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.