Bahaya Merokok terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut: Mengungkap Racun di Balik Asap
Info Sehat | 2024-05-28 20:57:59Kandungan Zat-Zat Berbahaya pada Asap Rokok
Merokok merupakan kegiatan menghisap atau menghirup asap dari tembakau yang dibakar. Meski membawa dampak yang buruk bagi perokok aktif maupun pasif, kebiasaan merokok masih sulit dihilangkan dari masyarakat. Hal ini terlihat dari jumlah perokok dewasa di Indonesia yang mengalami peningkatan sebesar 8,8 juta dalam satu dekade terakhir. Mengutip data Global Adult Tobacco Survei (GATS) tahun 2021, persentase jumlah perokok pria dari seluruh warga pria di Indonesia bahkan menjadi yang tertinggi di dunia.
Asap yang dihisap, baik menggunakan rokok ataupun pipa, dalam hitungan detik akan berpindah ke rongga mulut dengan sejumlah bahan kimia yang dibawa olehnya. Membakar satu batang rokok sama seperti mengeluarkan 4.000 bahan kimia yang 40 di antaranya dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik). Bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh dapat bertahan di ruangan beberapa jam setelah rokok berhenti.
Ada dua komponen yang didapati dari asap rokok, komponen gas dan komponen padat atau partikel. Komponen gas asap rokok terdiri atas karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon. Sementara komponen padatnya adalah tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium. Tar, nikotin, dan karbon monoksida dinilai sebagai komponen yang paling membahayakan dari asap rokok.
Tar merupakan kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok. Tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat, namun setelah dingin berubah menjadi padat dan membuat endapan yang menempel pada permukaan gigi, saluran pernapasan, bahkan paru-paru.
Nikotin adalah komponen yang paling banyak ditemukan dalam asap rokok. Nikotin merupakan bahan beracun yang menyebabkan seseorang ketergantungan secara psikis. Bentuk nikotin awalnya cair dan tidak berwarna, namun dapat dengan mudah menguap dan berubah menjadi zat berwarna coklat yang mengeluarkan bau apabila bersentuhan dengan udara. Nikotin dapat menggangu sistem kerja saraf dan organ tubuh lainnya, merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan kebutuhan oksigen jantung, frekuensi denyut jantung, dan tekanan darah.
Karbon monoksida adalah salah satu komponen dalam rokok yang dapat meningkatkan tekanan darah hingga berpengaruh pada sistem pertukaran haemoglobin. Afinitas karbon monoksida dua ratus kali lebih kuat daripada afinitas oksigen terhadap haemoglobin. Selain itu, timah hitam (Pb) juga merupakan komponen yang berbahaya dalam rokok. Kandungan timah hitam dalam sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Batasan jumlah timah hitam yang masuk ke tubuh adalah 20 ug per hari. Merokok memang awalnya tidak terasa berpengaruh, namun lama kelamaan akan mengganggu kesehatan tubuh, termasuk gigi dan mulut.
Dampak Merokok Terhadap Kesehatan Gigi
Perokok memiliki resiko karies dan skor DMF yang lebih tinggi dibandingkan bukan perokok. Hal ini berkaitan dengan cairan biologis pertama yang terpapar oleh tembakau dari rokok, yakni saliva. Asap rokok bersama dengan bahan kimia yang terbawa mengumpul di rongga mulut lama kelamaan menimbulkan perubahan-perubahan buruk. Asap panas menyebabkan penurunan aliran darah pada gusi, sehingga kadar saliva menurun menyebabkan rongga mulut kering. Saliva juga berfungsi sebagai pelindung alamiah mulut. Apabila kadar saliva menurun, bakteri akan lebih mudah berkembang biak. Gigi dan jaringan sekitarnya akan terdampak.
Kandungan pada rokok berupa tar dapat mempercepat pembentukan plak gigi dan menyebabkan gigi menjadi kasar. Hal tersebut menandakan seberapa buruk kebersihan gigi dan mulut seorang perokok. Noda atau plak sebenarnya bisa dibersihkan. Akan tetapi, noda pada gigi seseorang yang merokok seumur hidupnya berpotensi masuk ke lapisan email gigi bagian superficial dan sukar untuk dihilangkan. Jumlah karang gigi pada perokok cenderung lebih banyak daripada yang bukan perokok.
Dampak Merokok Terhadap Rongga Mulut
Perokok memiliki oral hygiene yang lebih buruk daripada bukan perokok. Kondisi ini lama kelamaan akan menyebabkan penyakit periodental. Kebiasaan merokok pada perokok berat dapat merangsang papilafiliformis, menunda penyembuhan jaringan lunak rongga mulut, dan menimbulkan bau mulut (halitosis) yang tidak dapat diatasi dengan obat kumur ataupun sikat gigi. Kanker di dalam rongga mulut biasanya dimulai dengan adanya iritasi dari produk-produk rokok.
Dengan demikian, penting bagi kita untuk menjauhi asap rokok dan penggunaanya. Kita telah mengetahui zat-zat apa saja yang terkandung dalam asap rokok yang dapat membahayakan bagi tubuh kita. Oleh karena itu, kita harus pintar-pintar dalam memilih gaya hidup yang baik agar tubuh kita tidak terkena dampak negatif ke depannya
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.