Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Haqi Nuha Ahnafy

Perubahan Pola Konsumsi Generasi Z Dari Belanja Fisik ke Belanja Digital

Gaya Hidup | 2025-01-02 15:57:49
Ilustrasi Generasi Z Berbelanja Digital dengan Mudah Melalui Toko Online (Sumber: Freepik)

Era digital telah merubah banyak aspek kehidupan, termasuk pola konsumsi masyarakat. Salah satu kelompok yang paling merasakan dampak perubahan ini adalah Generasi Z, kelompok yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Mereka tumbuh besar di dunia teknologi yang canggih dan kini menjadi pelopor pergeseran perilaku konsumsi. Generasi Z lebih memilih belanja digital daripada cara tradisional, yaitu belanja fisik di toko. Apa yang menyebabkan hal ini? Apa dampaknya bagi dunia bisnis? Mari kita kupas lebih dalam.

Generasi Z adalah kelompok pertama yang tumbuh besar dengan internet, ponsel pintar, dan media sosial sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Menurut laporan McKinsey & Company, sekitar 95% dari generasi ini memiliki akses ke internet dan lebih dari 70% di antaranya menggunakan perangkat seluler untuk membeli produk. Hal ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih familiar dengan belanja fisik dan transaksi menggunakan uang tunai.

Sebagai digital native, Generasi Z memanfaatkan teknologi dan internet untuk mencari informasi, berinteraksi, dan berbelanja. Tidak mengherankan jika tren belanja digital semakin meningkat di kalangan Generasi Z. Mereka lebih memilih untuk berbelanja melalui platform e-commerce, media sosial, dan aplikasi belanja online ketimbang pergi ke toko fisik.

Faktor yang Mendorong Pergeseran ke Belanja Digital

Berikut beberapa alasan mengapa belanja digital semakin menjadi pilihan utama bagi Generasi Z.

1. Kemudahan Akses dan Fleksibilitas

Belanja digital memberikan kebebasan untuk membeli apa saja, kapan saja, dan di mana saja. Dengan ponsel pintar, mereka dapat mengeksplorasi berbagai produk, membandingkan harga, bahkan melihat ulasan dari sesama konsumen. Proses ini lebih cepat dan praktis dibandingkan harus pergi ke toko fisik.

2. Pengaruh Media Sosial

Media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Facebook menjadi saluran utama dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Banyak merek dan influencer yang memanfaatkan platform ini untuk memasarkan produk dengan cara yang lebih personal dan menarik. Gen Z merasa lebih terhubung dengan produk yang mereka lihat di media sosial karena mudah mengakses dan berinteraksi dengan merek yang mereka ikuti.

3. Pengalaman Belanja yang Lebih Personal dan Interaktif

Platform belanja digital kini tidak hanya menawarkan produk, tetapi juga pengalaman yang interaktif. Mulai dari fitur virtual try-on (coba produk secara virtual) dan AR (Augmented Reality) untuk melihat produk dalam konteks nyata, hingga rekomendasi berbasis AI yang membuat pengalaman berbelanja menjadi lebih menyenangkan dan sesuai dengan preferensi pribadi.

4. Fokus pada Keberlanjutan dan Etika

Generasi Z sangat peduli dengan keberlanjutan dan nilai-nilai etika yang diterapkan oleh merek-merek yang mereka pilih. Banyak dari mereka lebih memilih produk dari merek yang transparan mengenai sumber bahan baku, proses produksi, dan dampak sosial atau lingkungan yang ditimbulkan. Faktor ini mendorong mereka untuk berbelanja secara digital karena informasi tentang keberlanjutan dan etika perusahaan lebih mudah diakses secara online.

Dampak Perubahan Pola Konsumsi terhadap Dunia Bisnis

Dengan semakin populernya belanja digital di kalangan Generasi Z, perusahaan-perusahaan besar pun harus beradaptasi. Berikut beberapa dampak yang perlu diperhatikan oleh dunia bisnis.

1. Transformasi Bisnis ke Digital

Untuk tetap relevan, banyak bisnis kini merambah ke ranah digital dengan membuka toko online atau memanfaatkan media sosial sebagai platform pemasaran. Perusahaan pun perlu mengembangkan website atau aplikasi yang ramah pengguna, menyediakan fitur pembayaran yang mudah, dan menawarkan pengalaman berbelanja yang mulus.

2. Personalisasi dan Kecerdasan Buatan

Generasi Z menginginkan pengalaman berbelanja yang lebih personal. Oleh karena itu, perusahaan harus memanfaatkan data konsumen dan teknologi AI untuk menawarkan rekomendasi produk yang disesuaikan dengan preferensi dan perilaku belanja individu.

3. Logistik dan Pengiriman

Belanja online berarti pengiriman barang dengan cepat dan efisien yang diinginkan Generasi Z. Hal ini mendorong perkembangan inovasi dalam logistik dengan perusahaan berusaha memberikan layanan pengiriman yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih ramah lingkungan.

4. Tantangan untuk Toko Fisik

Meskipun belanja online semakin mendominasi, toko fisik masih memegang peran penting, terutama untuk pengalaman produk yang lebih langsung. Namun, bisnis fisik harus bertransformasi dengan menciptakan pengalaman belanja yang unik dan memanfaatkan teknologi untuk berinteraksi dengan konsumen, seperti melalui pembayaran digital dan aplikasi berbasis lokasi.

Tren pergeseran konsumsi dari belanja fisik ke digital tidak hanya mencerminkan kemajuan teknologi, tetapi juga perubahan besar dalam perilaku konsumen. Generasi Z telah membuka jalan bagi generasi masa depan yang semakin terhubung dengan dunia digital dan menuntut pengalaman yang lebih praktis, personal, dan berkelanjutan.

Bagi pelaku bisnis, ini adalah kesempatan besar untuk berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan konsumen yang terus berkembang. Namun, mereka juga harus menjaga hubungan emosional dengan konsumen agar tidak kehilangan sentuhan personal yang menjadi ciri khas banyak merek yang sukses.

Perubahan pola konsumsi Generasi Z yang lebih condong ke belanja digital bukan hanya karena kemajuan teknologi, tetapi juga mencerminkan perubahan nilai dan ekspektasi mereka. Kemudahan, personalisasi dan keberlanjutan menjadi faktor utama dalam keputusan mereka berbelanja. Hal ini adalah sinyal untuk bertransformasi, berinovasi, dan mengikuti keinginan konsumen muda yang semakin digital-savvy.

Haqi Nuha Ahnafy, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image