Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Inadya Fidela Malva

Angka Kecelakaan Kerja Tak Kunjung Turun, Regulasi Dipertanyakan

Eduaksi | 2025-01-02 13:17:13
Sumber: Dokumen pribadi

Banyak sekali berita-berita yang beredar mengenai kecelakaan kerja yang menelan korban dan menyebabkan luka pada pekerja. Salah satu sektor yang memiliki risiko paling tinggi adalah sektor konstruksi. Kecelakaan kerja di Indonesia telah menjadi isu yang semakin mendesak, hal ini dikarenakan angka yang terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data dari Kementerian Ketenagakerjaan tren kenaikan kecelakaan kerja berlanjut hingga lima bulan pertama pada tahun 2024 yang mencatat lebih dari 162.000 kasus. Data ini membuktikan bahwa Indonesia belum berhasil mewujudkan lingkungan kerja yang aman. Jumlah kecelakaan kerja yang meningkat di Indonesia merupakan hasil dari interaksi yang kompleks antara faktor manusia, lingkungan, dan peralatan. Salah satu kejadian yang menjadi bukti kegagalan regulasi adalah kecelakaan kerja di PT Monokem Surya yang terjadi pada 20 Desember 2024 terjadi dan mengakibatkan dua pekerja meninggal dunia dan satu lainnya mengalami luka ringan. Insiden itu terjadi karena adanya ledakan. Mengapa hal seperti itu bisa terjadi walaupun terdapat regulasi yang mengikat?

Mengapa Kecelakaan Kerja Masih Sering Terjadi?

Ketidakpatuhan pekerja dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) adalah salah satu penyebab utama kecelakaan kerja. Ketika saya melakukan studi lapangan di salah satu proyek di Universitas Airlangga, saya menemukan ketidakpatuhan terhadap standar keselamatan kerja yang jelas merupakan masalah besar di sektor konstruksi. Fakta bahwa karyawan tidak mengenakan helm dan sepatu pengaman saat bekerja menunjukkan kesadaran akan keselamatan yang rendah. Hal ini meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, yang dapat merugikan pekerja dan perusahaan. Selain ketidakpatuhan, penyebab lain kecelakaan kerja termasuk kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Data dari Center Keselamatan Indonesia menunjukkan bahwa banyak kecelakaan disebabkan oleh tenaga ahli K3 yang tidak hadir dan penggunaan metode pelaksanaan yang tidak sesuai. Penyebab lainnya adalah lingkungan kerja yang tidak aman, kelalaian manusia, tindakan tidak aman, kecelakaan itu sendiri, dan cedera

Apa Dampak dari Kejadian Ini Jika Terus Berlanjut?

Kecelakaan kerja di bidang konstruksi dapat berdampak besar dan mempengaruhi banyak hal bagi pekerja dan perusahaan. Cedera yang dialami pekerja memiliki dampak yang paling besar, pertama dan paling penting. Semua jenis cedera ini pasti akan mengganggu kehidupan dan kesejahteraan pekerja, mulai dari luka ringan hingga cedera serius atau bahkan kematian. Selain itu, kecelakaan kerja juga dapat menyebabkan properti dan peralatan rusak, yang dapat menyebabkan perusahaan kehilangan uang. Akibatnya, kecelakaan kerja sering menyebabkan proyek tertunda dan waktu serta sumber daya harus dialokasikan untuk menangani dan menyelidiki kecelakaan tersebut. Biaya tambahan untuk pemulihan dan perbaikan, termasuk tunjangan cacat bagi pekerja yang terluka adalah konsekuensi yang tidak dapat diabaikan lainnya.

Apa Upaya Pencegahan yang Dapat Dilakukan?

1. Pemasangan Alat Pelindung Diri (APD)

Setiap pekerja harus memiliki APD yang sesuai, seperti helm, sepatu keselamatan, rompi reflektif, dan sarung tangan. Mereka juga harus dilatih secara teratur tentang penggunaan dan perawatan APD untuk memastikan semua pekerja memahami pentingnya perlindungan diri.

2. Pelatihan Keselamatan Kerja

Semua pekerja harus diberikan pelatihan keselamatan yang mencakup prosedur keselamatan.

3. Audit Keselamatan Rutin

Audit rutin membantu menilai program keselamatan yang ada dan menemukan area yang perlu ditingkatkan.

Kesimpulan

Kecelakaan kerja di industri konstruksi adalah masalah yang kompleks yang memerlukan perhatian yang serius dari semua pihak. Menurut sejumlah studi dan penelitian, penyebab utama kecelakaan kerja adalah ketidakpatuhan terhadap prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang tidak memadai, dan lingkungan kerja yang tidak aman. Tingkat kecelakaan yang tinggi juga dipengaruhi oleh faktor manusia seperti kelalaian dan kurangnya pelatihan. Upaya pencegahan seperti pelatihan rutin, pengawasan yang ketat, dan penerapan sistem manajemen K3 yang baik, serta memperketat regulasi yan ada angat penting untuk mengurangi risiko kecelakaan. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja dan menerapkan praktik K3 secara konsisten, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan melindungi pekerja. Untuk mencapai tujuan zero accident, kolaborasi antara pemerintah, pekerja, dan pihak perusahaan diperlukan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image