Pencegahan Kanker Serviks: Jenis dan Akses Pelayanan Kesehatan
Gaya Hidup | 2025-01-01 23:48:00Indonesia sedang mengalami kedaruratan dalam penanganan jumlah kasus kanker terutama kanker serviks. Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kanker yang muncul di bagian 1/3 bawah dari uterus, berbentuk silindris, menonjol kearah vagina depan atas. Kanker serviks dapat dipicu akibat infeksi dari tipe virus onkogenik human papillomavirus (HPV) terutama subtipe 16 dan 18. Pada tahun 2022, menurut data dari WHO, terdapat 36.633 kasus baru dan 21.003 kematian akibat kanker serviks di Indonesia. Jumlah tersebut akan terus bertambah pada tahun 2030 jika tidak ditangani dengan baik.
Dokter sebagai salah satu tenaga kesehatan memiliki peran cukup besar karena menjadi garda terdepan dalam kasus kesehatan khususnya kanker serviks. Pemerintah sebagai pemangku aturan juga sudah menerbitkan pedoman usaha-usaha pelayanan kesehatan guna menekan angka kasus kanker serviks di Indonesia. Pelayanan kesehatan terkait kanker serviks sudah lengkap mulai dari pelayanan pencegahan hingga penyembuhan dari kanker serviks.
Kanker serviks dapat dicegah dengan dilaksanakannya vaksin HPV, skrining tes, hingga dengan membudayakan gaya hidup sehat di masyarakat. Berikut pelayanan kesehatan yang dapat diakses oleh masyarakat Indonesia di pusat pelayanan kesehatan terdekat terkait pencegahan kanker serviks;
1. Vaksin Human Papillomavirus (HPV)
Program pemberian imunisasi HPV sendiri telah menjadi 1 dari 14 imunisasi dasar lengkap pada anak. Hal ini didukung dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/6779/2021 tentang Program Introduksi Imunisasi Human Papillomavirus Vaccine Tahun 2022-2024. Oleh karenanya, dilansir dari lama Detik.com, mulai tahun 2023 vaksin HPV bisa diterima secara gratis oleh anak perempuan di kelas 5 dan 6 SD di seluruh wilayah Indonesia. Pemberian vaksin HPV harus dilaksanakan secara berkala sesuai rentang usia yang telah ditentukan, dokter akan menyarankan waktu yang tepat untuk melakukan kembali vaksin HPV guna mencegah kanker serviks.
2. Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
Deteksi dini kanker serviks lewat pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dianggap dapat menyelamatkan banyak wanita karena relatif mudah dilakukan dan hasilnya cepat didapat. Dokter akan memasukkan alat bernama spekulum atau cocor bebek ke dalam vagina. Alat ini berfungsi menahan mulut vagina terbuka, sehingga leher dan mulut rahim dapat terlihat. Kemudian akan mengoleskan kapas yang sudah diberi asam asetat. Hasil dari tes IVA akan cepat diberikan oleh dokter karena indeks akan berasal dari perubahan warna. Tes IVA sudah dapat diakses oleh masyarakat Indonesia di pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit.
3. Pap Smear
Pap smear dilakukan dengan bantuan spekulum untuk membuka mulut vagina. Lalu, dokter akan mengambil sel serviks menggunakan spatula atau sikat khusus. Setelah itu, dokter akan membawa sampel ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan mikroskop. Di mikroskop, dokter akan melihat apakah terdapat indikasi sel kanker pada sampel tersebut atau tidak. Hasil dari pap smear biasanya akan diperoleh pasien pada tiga minggu setelah prosedur. Sama seperti tes IVA, pap smear bisa diakses di pusat pelayanan kesehatan di Indonesia, termasuk di puskesmas.
4. Tes HPV-DNA
Pemeriksaan HPV-DNA biasanya dilaksanakan atas tindak lanjut ketidaknormalan hasil pap smear. Namun, dokter akan menyarankan untuk melakukan tes HPV-DNA kepada usia rentan HPV dan jika usia sudah 30 tahun ke atas. Tes HPV-DNA akan memberikan informasi lebih detail terkait infeksi HPV yang terjadi. Tes ini dapat diakses di rumah sakit dan beberapa puskesmas di Indonesia.
Referensi:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). National Cervical Cancer Elimination Plan for Indonesia 2023-2030. Ministry of Health of Republic of Indonesia, 1–102.
ICO/IARC Information Centre on HPV and Cancer. (2023). Indonesia Human Papillomavirus and Related Cancers, Fact Sheet 2023. ICO/IARC Information Centre on HPV and Cancer, 2023, 44.
Khoo, F. (2022). Cervical cancer and screening. All About Eve: Your Women’s Health Questions Answered, Icd, 65–70.
Sulistyawati, D., Faizah, Z., & Kurniawati, E. M. (2020). An Association Study of Cervical Cancer Correlated with The Age of Coitarche in Dr. Soetomo Hospital Surabaya. Indonesian Journal of Cancer, 14(1), 3.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.