Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Chaliza Alifa

Ketimpangan Pendidikan di Indonesia

Eduaksi | 2024-12-29 18:24:43

Ketimpangan Pendidikan merupakan masalah kompleks yang seringkali dijumpai di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut UNESCO, ketimpangan pendidikan dapat terjadi dalam berbagai faktor, seperti akses terhadap pendidikan, kualitas pendidikan, dan kesempatan untuk mengikuti Pendidikan. Indonesia sebagai negara yang sangat luas dan terbagi menjadi banyak pulau, tidak menutup kemungkinan bahwa akan terjadi ketimpangan pendidikan dalam proses penyebaran pendidikan kepada seluruh masyarakat.

Menurut sumber yang saya baca ada beberapa faktor yang memengaruhi munculnya ketimpangan pendidikan khususnya di Indonesia. Disini saya akan membahas dan mengkritik satu persatu faktor tersebut. Faktor pertama yang menjadi penyebab munculnya ketimpangan Pendidikan di Indonesia rendahnya kualitas sarana dan prasana pendidikan. Luasnya wilayah Indonesia menjadi salah satu faktor utama kurang memadainya sarana dan prasarana Pendidikan. Banyak daerah-daerah terpencil yang masih butuh perhatian dari pemerintah terkait sarana dan prasarana Pendidikan.

Meskipun sudah banyak berita yang menyampaikan tentang langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut, namun masalah ketimpangan Pendidikan hingga sekarang belum terpecahkan. Banyak daerah terpencil yang masih kurang terkait bangunan untuk mendapatkan sebuah pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dan utama untuk mendukung proses pembelajaran di sekolah, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Sebagaimana ditetapkan dalam UU sisdiknas No 20/2003 Bab XII pasal 45 ayat 1 dijelaskan bahwa: “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik”.

Faktor selanjutnya yang menjadi penyebab ketimpangan pendidikan di Indonesia adalah rendahnya kualitas tenaga pendidikan. Faktor ini merupakan faktor yang sebab adanya sangat berkaitan dari satu masalah ke masalah lain. Banyak daerah terpencil atau bahkan daerah besar namun sekolah dengan latar belakang ekonomi yang rendah seringkali tidak mendapatkan kualitas tenaga pendidikan yang baik. Ketidakadilan para siswa dalam mendapatkan pendidikan dari tenaga pendidikan dengan kualitas yang kompeten sangat disayangkan karena hasil dari pendidikan dengan kualitas tenaga pendidikan yang kompeten dengan yang tidak kompeten tentu akan berbeda. Hasil tersebut akan menghasilkan ketimpangan dalam segi pendidikan.

Faktor selanjutnya yang menjadi penyebab dari ketimpangan pendidikan di Indonesia keterbatasan akses pendidikan. Hal ini sangat dirasakan oleh daerah-daerah yang jauh dari ibukota atau daerah terpencil. Sulitnya mengakses daerah-daerah tersebut menyebabkan sulitnya pula penyebaran Pendidikan pada daerah-daerah tersebut. Walaupun sudah banyak dibangun sekolah atau sarana Pendidikan di daerah yang jauh dari pusat kota namun tentu hasil nya tidak akan sama dengan daerah yang akses Pendidikan nya mudah. Mungkin bagi para masyarakat dengan kondisi finansial stabil tinggal di daerah dengan akses Pendidikan terbatas bukan lah suatu hal memberatkan, namun berbeda dengan masyarakat dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil akan susah untuk mengayam Pendidikan diluar dari daerah nya.

Ketimpangan Pendidikan adalah hal yang sangat disayangkan, karena hak untuk mengenyam pendidikan yang layak baik dari segi tenaga Pendidikan maupun sarana dan prasaran adalah hak bagi setiap individu di suatu negara, namun nyatanya masih banyak masyarakat yang tinggal jauh dari ibukota tidak mendapatkan hak tersebut. Sudah sepatutnya pemerintah sebagai penyokong utama kemajuan bangsa dan penanggung jawab semua masyarakat mendapatkan hak yang sama untuk bertanggung jawab penuh dalam masalah ketimpangan Pendidikan ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image