Tingkatkan Upah Guru Honorer sebagai Investasi Jangka Panjang Bangsa Indonesia
Eduaksi | 2024-12-26 20:48:52Guru merupakan pemegang peran utama dalam dunia pendidikan, memegang tanggung jawab terbesar dalam pembentukan kualitas pendidikan dan generasi penerus sebuah negara. Namun, mirisnya fakta yang terjadi di Indonesia, aktor utama dalam dunia pendidikan ini tidak mendapatkan perhatian dan penghargaan yang sesuai dengan perannya, terutama para guru honorer. Guru honorer atau tenaga didik honorer adalah termasuk dalam kategori tenaga non-ASN yang mengisi kekurangan kebutuhan guru di sekolah-sekolah negeri.
Penghargaan berupa gaji atas pengabdian mereka dalam mendidik generasi penerus sering kali tidak mencapai standar Upah Minimum Kabupaten/Kota. Berdasarkan data Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) jumlah guru honorer di Indonesia pada 2023 tercatat sekitar 731.524 orang. Dan berdasarkan survei yang dilakukan oleh Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) dan GREAT Edunesia Dompet Dhuafa pada Mei 2024, sebanyak 74% guru honorer di Indonesia menerima gaji di bawah Rp 2.000.000,00, sementara sebagian lainnya hanya menerima di bawah Rp 500.000,00 per bulan. Rendahnya upah guru honorer ini sebenarnya telah menjadi isu sejak lama di tanah air, tapi sayang tidak mampu menarik perhatian serius dari pemerintah.
Kondisi seperti ini tidak hanya merugikan pihak tenaga didik honorer dari segi keuangan, tapi juga berdampak pada kualitas pendidikan. Rendahnya upah guru honorer dengan porsi kerja yang besar tentu menurunkan motivasi kerja yang mengakibatkan terjadinya penurunan efektivitas pembelajaran. Contoh konkret yang dapat dilihat ialah dilaporkan pada tahun 2023, seorang guru honorer di Bojonegoro hanya menerima upah Rp 500.000 per bulan meskipun ia bekerja penuh waktu di sekolah. Ia harus mengandalkan penghasilan dari suami atau pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Akibatnya, ia merasa kurang dihargai dan kehilangan semangat untuk mengajar. Masalah ini ujungnya akan mempengaruhi kualitas pendidikan dan luaran hasil pendidikan dikarenakan guru yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan mempengaruhi kualitas kerjanya. Semakin tinggi motivasi guru dalam mengajar, maka akan semakin tinggi juga kualitas hasil didikannya.
Jika dihitung sejak TK hingga menamatkan sekolah menengah atas, seorang individu akan menghabiskan sekitar 14 tahun hidupnya menjalani kehidupan bersekolah. Hal ini tentu akan membentuk perilakunya sesuai dengan apa yang telah ia lalui di lingkungan sekolah. Mulai dari karakter dasar seperti kebaikan, kejujuran, nasionalisme, berhitung, membaca, tanggung jawab, disiplin, hingga kreativitas individu, dan guru memegang peran besar di dalamnya. Semua elemen ini pada akhirnya akan berpengaruh pada bagaimana bangsa ini berkembang kedepannya. Jika bangsa ini mampu menghasilkan generasi penerus yang baik, maka Indonesia akan berkembang ke arah yang baik, tatanan negara akan maju. Berlaku pula sebaliknya.
Sudah saatnya pemerintah mengambil langkah konkrit untuk meningkatkan penghargaan bagi profesi dengan peran yang sungguh penting ini. Meningkatkan gaji guru honorer seharusnya menjadi prioritas dalam reformasi pendidikan. Pemerintah pusat dan daerah perlu berkolaborasi untuk merancang kebijakan anggaran yang lebih berpihak pada kesejahteraan guru dengan cara mengalokasi anggaran pendidikan 20% dari APBN diarahkan untuk kenaikan gaji guru honorer. Perlunya menetapkan standar gaji minimum yang layak untuk guru honorer dengan mempertimbangkan UMR dan tanggung jawab kerja seorang guru. Program ini akan berpengaruh pada motivasi kerja guru honorer dan juga cita-cita nasional yang memimpikan terwujudnya pemerataan pendidikan berkat ratanya upah yang diterima guru baik negeri maupun swasta.
Program pengangkatan guru honorer menjadi ASN juga perlu ditindaklanjuti dengan cepat dan diperluas. Program ini akan memberikan guru honorer jaminan karier dan kesejahteraan yang lebih baik. Hal ini dapat dari contoh yang terjadi pada salah satu negara dengan pendidikan terbaik di dunia, Finlandia. Upah yang diterima guru di sana setara dengan upah profesi profesional lainnya seperti insinyur dan profesor, dengan upah rata-rata 3.490–3.640 EUR (sekitar Rp 58 juta–Rp 60 juta). Tidak hanya itu, pemerintah Finlandia juga memberikan tunjangan kesejahteraan, dan pelatihan berkelanjutan bagi para tenaga pengajar. Program ini terbukti mampu memberikan motivasi kepada para guru dan meningkatkan kualitas mereka, sehingga menghasilkan siswa-siswa unggul bahkan di tingkat internasional.
Dapat dikatakan bahwa masa depan kita dan bangsa ini ada di tangan guru, termasuk guru honorer yang sering dipandang sebelah mata itu. Guru adalah pilar bangsa dan keberlanjutannya. Sudah selayaknya guru honorer mendapatkan penghargaan yang pantas dengan pengabdiannya. Memberikan penghargaan yang layak juga merupakan bentuk investasi jangka panjang untuk kualitas pendidikan dan generasi penerus bangsa. Dengan memperbaiki kondisi kerja guru honorer, tidak hanya membantu mereka, tapi juga memperkokoh fondasi pendidikan bangsa.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
