Pentingnya Komunikasi dalam Pelayanan di Ruang Radiologi
Eduaksi | 2025-12-05 17:38:46
Komunikasi adalah elemen yang sangat penting dalam layanan kesehatan. Dalam dunia medis yang kompleks, komunikasi berperan sebagai penghubung antara profesional kesehatan dan pasien. Hal ini membantu meredakan kecemasan, meningkatkan pemahaman, dan memastikan prosedur berjalan dengan aman. Ini tidak hanya berlaku untuk layanan konsultasi, tetapi juga pada bidang radiologi yang berkaitan dengan teknologi dan proses yang cepat. Meskipun interaksi antara staf dan pasien sering kali singkat, kualitas komunikasi tetap berpengaruh besar terhadap keselamatan dan kenyamanan pasien.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), komunikasi yang efektif adalah bagian penting dari pelayanan yang fokus pada pasien, karena dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap instruksi dan mengurangi kecemasan. Dalam radiologi, Radiological Society of North America (RSNA) juga menekankan bahwa memberikan instruksi dengan jelas dapat menurunkan risiko pemeriksaan yang diulang dan meningkatkan kualitas citra. Ini menunjukkan bahwa komunikasi bukan hanya tambahan, tetapi merupakan bagian dari standar kualitas dalam layanan radiologi.
Observasi singkat di area radiologi Rumah Sakit Universitas Airlangga mendukung pandangan ini. Dari luar ruangan, terlihat jelas bahwa alur layanan sangat ramai. Banyak pasien yang antre dengan map rujukan di tangan, beberapa tampak bingung mencari urutan antrean, dan petugas bergerak cepat masuk dan keluar ruangan karena tingginya jumlah pemeriksaan. Walau waktu pengamatan saya singkat, suasana yang sibuk sudah jelas menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang ringkas, teratur, dan mudah dipahami. Dalam situasi semacam itu, penjelasan singkat yang jelas dapat membantu mengurangi kebingungan dan memperlancar proses pemeriksaan.
Selain observasi pribadi, berita di media juga menunjukkan betapa pentingnya komunikasi dalam pelayanan radiologi. Salah satu laporan dari media nasional mengisahkan keluhan seorang pasien yang menjalani CT-scan di sebuah rumah sakit lokal. Pasien tersebut merasa panik karena tidak menerima penjelasan mengenai perkiraan waktu tunggu dan proses pemeriksaan. Ia merasa khawatir bahwa antreannya terlewat. Setelah seorang staf memberikan instruksi singkat dan menenangkannya, pasien merasa lebih siap untuk memasuki ruang pemeriksaan. Pihak rumah sakit kemudian mengakui bahwa beban kerja yang tinggi sering membuat staf kesehatan lebih fokus pada aspek teknis, sehingga komunikasi tidak selalu menjadi prioritas utama.
Dari contoh tersebut, kita bisa melihat bahwa kurangnya komunikasi dapat berdampak langsung pada kondisi psikologis pasien. Ketidakpahaman dapat berubah menjadi kecemasan, yang pada gilirannya mempengaruhi kerja sama pasien selama pemeriksaan. Di sisi lain, komunikasi yang baik dapat membuat situasi yang sibuk terasa lebih terorganisir, karena pasien tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang akan terjadi setelahnya.
Sebagai mahasiswa radiologi, refleksi ini memberikan pelajaran yang berharga. Radiologi memang berfokus pada teknologi dan gambar diagnostik, tetapi pada akhirnya tetap berpusat pada manusia. Para profesional radiologi diharapkan tidak hanya mahir dalam mengoperasikan alat, tetapi juga mampu menyampaikan informasi secara sopan, jelas, dan penuh empati. Komunikasi yang baik berkontribusi pada rasa aman pasien dan mendukung keberhasilan proses pemeriksaan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
