Peran Ahli Gizi dalam Penanganan Pasien Malnutrisi di Rumah Sakit
Info Sehat | 2024-12-26 12:06:40Peran Ahli Gizi dalam Penanganan Pasien Malnutrisi di Rumah Sakit
Malnutrisi adalah salah satu hal yang umum ditemukan pada pasien ketika sedang dirawat di rumah sakit, dan akan mendapatkan dampak negative terhadap proses penyembuhan serta lama dan biaya perawatan. Saat ini diperkirakan sedikitnya sepertiga dari pasien rumah sakit dalam kondisi malnutrisi, dan jika diabaikan akan makin menurun status gizi pasien tersebut. Nah apasih malnutrisi ituu?
· Pengertian Malnutrisi
Malnutrisi yaitu dimana status gizi pada keadaan kelebihan maupun kekurangan energi, protein, dan nutrisi yang dapat menyebablan gangguan pembentukan jaringan tubuh, fungsi, dan dampak yang klinis. Lebih singkatnya malnutrsi adalah ketidakseimbangan nutrisi yang ada pada tubuh kita, Dimana zat gizi yang masuk dapat terlalu banyak maupun terlalu sedikit dari kebutuhan tubuh kita.
· Identifikasi Pasien
Salah satu peran utama ahli gizi adalah melakukan identifikasi dini terhadap pasien yang berisiko malnutrisi. Ini dilakukan melalui skrining gizi yang mencakup pengukuran antropometri (seperti berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan), pemeriksaan status biokimia (misalnya kadar albumin atau hemoglobin), serta wawancara terkait pola makan pasien. Berdasarkan hasil skrining ini, ahli gizi dapat menentukan apakah pasien membutuhkan intervensi gizi lebih lanjut.
Alat penilaian seperti Malnutrition Universal Screening Tool (MUST) dan Nutritional Risk Screening (NRS) sering digunakan di rumah sakit untuk menilai tingkat malnutrisi pasien dan menentukan jenis intervensi yang diperlukan.
Malnutrisi tidak dapat didiagnosis hanya berdasarkan satu parameter. Diagnosa dapat ditegakkan jika dua atau lebih dari karakteristik berikut ditemukan:
1. Asupan energi yang tidak mencukupi
2. Penurunan berat badan
3. Kehilangan massa otot
4. Kehilangan lemak subkutan
5. Akumulasi cairan di tubuh
6. Penurunan kemampuan fungsional.
· Peran Ahli Gizi dalam Menyusun Rencana Diet
Setelah melakukan penilaian status gizi, ahli gizi bertanggung jawab untuk merancang rencana diet medis yang sesuai dengan kondisi kesehatan pasien. Rencana diet ini disesuaikan dengan jenis penyakit yang diderita pasien, tingkat keparahan malnutrisi, dan kemampuan pasien untuk mengonsumsi makanan. Misalnya, pasien dengan malnutrisi energi-protein mungkin memerlukan diet tinggi kalori dan protein, sementara pasien dengan gangguan pencernaan mungkin memerlukan diet yang lebih mudah dicerna.
Selain itu, ahli gizi juga mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti preferensi makanan, kondisi sosial, dan keterbatasan fisik pasien dalam merencanakan diet yang akan diberikan.
· PERANAN INTERVENSI GIZI
Setelah pasien didiagnosis malnutrisi, langkah pertama adalah penilaian status gizi untuk mengetahui sejauh mana kekurangan zat gizi yang dialami pasien. Penilaian ini memerlukan tenaga medis terlatih, seperti ahli gizi, dokter, atau perawat, untuk menentukan tingkat keparahan malnutrisi. Setelah itu, rencana terapi gizi disusun sesuai dengan kebutuhan individu pasien, termasuk penentuan jumlah energi dan protein yang diperlukan, serta jenis dan jadwal pemberian nutrisi.
Dampak Positif Intervensi Gizi Studi menunjukkan bahwa intervensi gizi, seperti suplemen nutrisi oral (ONS) dan nutrisi yang diberikan melalui selang atau infus (enteral atau parenteral), dapat memberikan dampak positif bagi pasien. Beberapa manfaat yang terlihat adalah:
1) Perbaikan status gizi: Meningkatnya asupan energi dan protein serta perbaikan massa otot.
2) Meningkatnya kekuatan tubuh: Misalnya, kekuatan genggaman tangan yang membaik.
3) Penurunan komplikasi: Seperti insiden ulkus dekubitus (luka tekan) yang lebih rendah.
4) Kualitas hidup yang lebih baik: Pasien merasa lebih sehat dan bertenaga setelah mendapatkan terapi gizi yang tepat.
5) Menurunnya risiko kematian: Intervensi gizi dapat mengurangi risiko kematian pada pasien yang membutuhkan perawatan intensif.
Pentingnya Implementasi Terapi Gizi Segera Intervensi gizi perlu dilakukan segera setelah pasien dirawat di rumah sakit, biasanya dalam 24-48 jam pertama. Masalah yang dapat menyebabkan malnutrisi, seperti penyakit kronis, kesulitan makan atau menelan, serta depresi, harus diatasi dengan terapi gizi yang sesuai untuk mendukung pemulihan pasien.
· Penyuluhan Kepada Pasien dan Keluarga
Selain memberikan intervensi gizi langsung, ahli gizi juga memiliki peran penting dalam memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya tentang pentingnya asupan gizi yang tepat selama perawatan. Pendidikan ini meliputi cara memilih makanan bergizi, pentingnya konsumsi makanan yang seimbang, dan bagaimana cara mengatur pola makan untuk mempercepat pemulihan. Ahli gizi juga menjelaskan mengenai diet medis yang harus diikuti pasien setelah keluar rumah sakit untuk mencegah kekambuhan malnutrisi dan mendukung pemulihan jangka panjang.
· Monitoring dan Evaluasi Berkala Status Gizi Pasien
Pemantauan berkala terhadap status gizi pasien sangat penting untuk mengetahui efektivitas intervensi yang dilakukan. Ahli gizi melakukan evaluasi terhadap perubahan berat badan, parameter biokimia, dan respon klinis pasien terhadap diet yang diberikan. Selain itu, ahli gizi juga memantau tanda-tanda malnutrisi yang mungkin muncul kembali selama masa perawatan, agar tindakan preventif atau korektif dapat dilakukan segera.
Evaluasi ini membantu memastikan bahwa pasien mendapatkan asupan yang cukup dan terhindar dari komplikasi lebih lanjut yang disebabkan oleh malnutrisi.
Kolaborasi antara semua anggota tim medis, termasuk eksekutif, administrator, dokter, perawat, dan ahli gizi, sangat penting untuk menciptakan rumah sakit yang peduli terhadap gizi. Di era jaminan kesehatan sekarang ini, di mana kualitas layanan dan biaya menjadi perhatian, gerakan sadar gizi di rumah sakit bisa menjadi solusi.
Dengan deteksi dan diagnosis status gizi yang tepat sejak pasien masuk rumah sakit, serta intervensi gizi yang cepat dan sesuai kebutuhan individu, dapat meningkatkan hasil perawatan. Manfaatnya antara lain menurunkan komplikasi, memperpendek lama rawat inap, mengurangi biaya perawatan, menurunkan risiko dirawat kembali, dan mengurangi angka kematian. Meskipun malnutrisi belum menjadi isu keselamatan pasien, deteksi dini dan intervensi gizi yang tepat sangat penting untuk mencegah dan mengatasi masalah ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.