Peran Apoteker: Berkembang Melampaui Tugas Menjual Obat
Eduaksi | 2024-12-26 09:17:37Muhammad Rofiqi, anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, baru-baru ini membuat pernyataan kontroversial yang menimbulkan kontroversi di kalangan apoteker Indonesia. Ia menyebut apoteker di sekitar Stadion Diponegoro Semarang yang menjual miras, yang dianggap meresahkan. Banyak apoteker di Indonesia menanggapi pernyataan ini dengan negatif, menyatakan ketidakpuasan mereka dalam komentar di akun Instagramnya.
Muhammad Rofiqi membuat klarifikasi bahwa istilah "miras" mengacu pada obat-obatan buatan yang disembunyikan oleh sekelompok gangster di sekitar stadion. Namun, pernyataan ini menimbulkan pertanyaan mendalam: Apakah tugas apoteker hanyalah memproduksi dan menjual obat?
Padahal apoteker adalah tenaga kerja yang sangat penting dalam dunia kesehatan, kebanyakan masyarakat Indonesia selama ini menganggap apoteker sekadar menjual obat. Tugas mereka jauh lebih luas dan mencakup banyak hal daripada hanya menjual obat.
Apoteker terlibat dalam banyak program pemerintah dan bidang. Dalam praktik farmasi klinis di rumah sakit, mereka tidak hanya meracik obat, tetapi juga berinteraksi langsung dengan pasien. SOAP (Subjek, Objek, Asesmen, dan Plan) adalah format asesmen pengobatan yang digunakan dalam tugas ini. Selain itu, apoteker melakukan konseling dengan pasien dengan kebutuhan khusus dan memberikan informasi obat kepada pasien saat mereka menerima obat mereka. Apoteker tidak hanya menjual obat, mereka juga terlibat dalam pengawasan obat, analisis obat dan makanan, serta praktik industri dalam pemerintahan.
Kehadiran apoteker sangat penting untuk memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang aman dan berkualitas, serta untuk memberi mereka pengetahuan tentang perjalanan perawatan mereka. Apoteker memiliki kesempatan luar biasa untuk menunjukkan peran besar mereka dalam membantu pasien, anggota, dan pelanggan di ekosistem perawatan kesehatan saat ini.
Para pemimpin layanan kesehatan dapat mengambil berbagai tindakan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian mereka seiring dengan perkembangan pekerjaan apoteker. Tindakan yang dapat dilakukan adalah:
1. Memberikan Layanan Manajemen Terapi Pengobatan kepada Pasien
Setiap tahun, lebih dari 1 juta pasien mengunjungi ruang gawat darurat karena efek samping obat. Pasien yang mengonsumsi berbagai macam obat sering mengalami masalah ini. Apoteker memainkan peran penting dalam manajemen terapi pengobatan (MTM). Seorang apoteker yang bertanggung jawab dalam MTM memastikan bahwa obat yang diambil pasien sesuai dengan kondisi kesehatan mereka. Selain itu, apoteker memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa obat yang diberikan tidak memiliki efek samping berbahaya. Mereka juga harus memastikan bahwa obat tersebut tidak berinteraksi negatif dengan obat lain yang mungkin dikonsumsi bersamaan. Menurut survei terbaru Wolters Kluwer's Pharmacy Next, 79% responden menganggap apoteker sebagai sumber perawatan yang dapat dipercaya. 56% generasi Z dan 54% generasi milenial telah mempercayakan perawatan mereka kepada apoteker dalam setahun terakhir, dibandingkan dengan 40% generasi X dan 35% generasi baby boomer. Selain itu, 62% responden merasa yakin bahwa apoteker dapat memberikan vaksinasi dewasa.
2. Berkolaborasi dengan Penyedia Layanan Kesehatan Lainnya
Oleh karena itu, jelas bahwa peran apoteker jauh lebih besar dalam sistem perawatan kesehatan. Mereka dapat memaksimalkan manfaat perawatan pasien dengan bekerja sama dengan profesional kesehatan lainnya. Komunikasi penting untuk bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan lainnya. Apoteker sangat penting dalam berbagi informasi penting tentang pasien, seperti riwayat pengobatan pasien, alergi terhadap obat, dan interaksi antara obat yang sedang digunakan. Apoteker dapat bekerja sama dengan pasien untuk menyarankan perubahan atau penyesuaian regimen pengobatan sesuai dengan kondisi kesehatan mereka.
3. Memanfaatkan Teknologi untuk Meningkatkan Perawatan Pasien
Penggunaan teknologi yang tepat dapat meningkatkan kualitas perawatan pasien secara signifikan. Sumber informasi obat yang mudah diakses dan materi edukasi yang relevan dapat meningkatkan pelayanan dan menumbuhkan kepercayaan, yang pada gilirannya menghasilkan pengalaman positif bagi pasien dan konsumen.
4. Menerapkan Strategi Kepatuhan Pengobatan
Hasil klinis dan biaya perawatan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kepatuhan terhadap pengobatan. Ketidakpatuhan terhadap pengobatan jangka panjang diperkirakan terjadi pada sekitar 50% pasien. Apoteker sangat penting dalam hal ini untuk menemukan penyebab ketidakpatuhan dan membangun metode untuk membantu pasien mengikuti obat yang telah diresepkan. Konsultasi dengan pasien tentang pentingnya kepatuhan terhadap penggunaan obat yang diresepkan, memberikan periode resep yang lebih panjang untuk kenyamanan pasien, dan merekomendasikan kotak obat yang dirancang khusus untuk membantu pasien mengonsumsi obat mereka sesuai anjuran.
5. Memperbarui pengetahuan dan keterampilan
Memeperbarui pengetahuan dan keterampilan tentang pedoman klinis dan praktik terbaik dalam praktik farmasi apoteker dapat membantu pasien mendapatkan layanan yang lebih baik. Mereka dapat memberikan informasi yang lebih akurat mengenai obat yang digunakan, efek samping yang mungkin terjadi, dan cara penggunaan obat yang aman dan efektif. Pembaruan pedoman klinis sering kali mencakup temuan baru mengenai interaksi obat, kontraindikasi, dan cara untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan obat. Dengan memperhatikan pedoman terbaru, apoteker dapat mengambil langkah proaktif untuk mencegah efek samping yang merugikan bagi pasien.
Kesimpulan
Kesimpulannya, peran apoteker jauh lebih dari sekadar menjual obat. Mereka memiliki tanggung jawab yang luas dalam sistem perawatan kesehatan yang mencakup pengelolaan terapi pengobatan, kolaborasi dengan penyedia layanan kesehatan lainnya, pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien, serta penerapan strategi kepatuhan pengobatan. Selain itu, apoteker dituntut untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka guna memberikan pelayanan yang optimal bagi pasien. Dengan demikian, apoteker memegang peranan penting dalam memastikan pengobatan yang aman, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan pasien, serta berkontribusi terhadap peningkatan kualitas perawatan kesehatan secara keseluruhan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.