Hidayatul Hafidzah
Peran Vital Ahli Teknologi Laboratorium Medik: Kontribusi dalam Kesehatan Modern
Edukasi | 2025-01-08 13:13:24
Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan kesehatan masyarakat Indonesia, tenaga kesehatan berupaya untuk bekerja sama dalam menangani pasien dan memiliki kompetensinya masing-masing. Salah satu tenaga kesehatan yang kurang familiar dan underrated dikalangan masyarakat, akan tetapi peran mereka untuk hasil pemeriksaan laboratorium dan membantu dokter menegakkan diagnosis sangat dibutuhkan, mereka adalah Ahli Teknologi Laboratorium Medik atau ATLM.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2015, Ahli Teknologi Laboratorium Medik adalah setiap orang yang telah lulus Pendidikan Teknologi Laboratorium Medik atau analis kesehatan atau analis medis dan memiliki kompetensi untuk melakukan analisis terhadap cairan dan jaringan tubuh manusia untuk menghasilkan informasi tentang kesehatan perseorangan dan Masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Peran Krusial ATLM dalam Penanganan Pandemi COVID-19.
Dilansir dari laman University of Wisconsin-Steven Point, 70% keputusan medis didasarkan pada hasil diagnostik laboratorium. Dalam masa pandemi yang lalu, ATLM memegang peran krusial dalam analisa laboratorium kesehatan, dari hasil Analisa seorang ATLM atau yang lebih dikenal dengan sebutan petugas lab ini diagnosa covid dapat ditegakan dan hasil pemeriksaan laboratorium tersebut dapat diteruskan kepada dokter untuk ditindak lanjuti.
Mengingat ATLM harus mengambil spesimen pasien yang tertular virus corona untuk diuji dengan metode polymerase chain reaction (PCR), tentu tugas ini dapat dikatakan amat berat dengan risiko yang tinggi terhadap penularan virus dari pasien. Dari kasus pandemi Covid-19, konstruksi penting dari kesiapan yang diharapkan pada profesi ALTM adalah dedikasi dan kesiapan menghadapi perubahan yang mendesak dalam sistem kesehatan.
Perkembangan teknologi turut membawa perubahan signifikan dalam peran ATLM yang memungkinkan analisis data laboratorium dengan pengolahan data dalam jumlah besar dan kecepatan serta akurasi yang tinggi, keahlian ATLM tetap dibutuhkan untuk interpretasi dan menjaga standar mutu laboratorium, mulai dari pengambilan specimen yang benar hingga pelaporan hasil yang akurat. Tugas ini membutuhkan keahlian teknis yang tinggi serta pemahaaman mendlam tentang etika profesi.
Peran dan Tantangan Profesi ATLM.
Profesi ini pada dasarnya sangat penting bagi kesejahteraan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Di luar situasi pandemi, ATLM memiliki potensi karir sebagai ahli forensic, tak hanya itu profesi ini juga berperan dalam mendeteksi berbagai penyakit kronis seperti diabetes, kanker, dan penyakit infeksi lainnya. Melalui berbagai jenis pemeriksaan seperti tes darah dan urin, ATLM membantu memastikan diagnosa yang akurat sehingga memungkinkan dokter atau pelayanan medis lainnya untuk membuat rencana pengobatan yang tepat serta melakukan pemeriksaan lanjutan secara berkala untuk evaluasi efektivitas terapi.
Meski memiliki kontribusi yang signifikan dan peluang kerja yang luas, profesi ATLM tidak sepopuler profesi lain seperti dokter, perawat dan bidan. Kurangnya mendapa apresiasi yang layak sehingga menyebabkan minat pelajar untuk menempuh Pendidikan di program studi Teknologi Laboratorium Medik relatif rendah.Selain itu, investasi dalam Pendidikan dan pelatihan ATLM perlu diperhatikan. Kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan pelayanan kesehatan menjadi kunci untuk mencetak tenaga professional yang siap menghadapi tantangan. Kerja sama dan kolaborasi antara institusi Pendidikan, pemerintah dan kementrian kesehatan perlu diperhatikan untuk mendukung kompetensi ATLM.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
