Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dinda Aprilika

Bahasa Osing Banyuwangi di Ambang Kepunahan: Apa Penyebabnya?

Sastra | 2024-12-25 15:11:51
Sumber: @desakemiren_official

Oleh: Dinda Aprilika Islami, Progam Studi S1 Akuakultur, Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam, Universitas Airlangga.

Bahasa Osing adalah salah satu bahasa daerah yang menjadi identitas masyarakat Banyuwangi, Jawa Timur. Dikutip dari Wikipedia, Banyuwangi dibentuk oleh 3 elemen masyarakat yaitu Jawa Mataraman, Madura, dan Banyuwangen atau yang kini lebih dikenal dengan Osing. Suku Osing ini sendiri, mempunyai adat-istiadat, budaya maupun bahasa yang sedikit berbeda dari masyarakat Jawa umumnya. Dikenal sebagai bahasa yang unik, bahasa Osing kian hari semakin jarang digunakan, terutama di kalangan generasi muda. Situasi ini, menimbulkan kekhawatiran bahwa bahasa Osing berada di ambang kepunahan. Namun, apa yang sebenarnya menjadi penyebab pudarnya bahasa Osing ini?

Faktor – faktor yang mungkin menjadi penyebab punahnya bahasa Osing:

1. Dominasi Bahasa Indonesia

Salah satu faktor terbesar yang menyebabkan bahasa Osing semakin jarang digunakan adalah dominasi bahasa Indonesia, yang secara resmi menjadi bahasa nasional. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional memang memiliki peran yang sangat penting. Bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana utama komunikasi dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, media massa, hingga pemerintahan. Namun di sisi lain, penggunaan bahasa daerah seperti bahasa Osing menjadi semakin terpinggirkan. Generasi muda lebih terbiasa menggunakan bahasa Indonesia sehingga secara tidak langsung meminggirkan peran bahasa Osing sebagai identitas budaya lokal.

2. Pengaruh Globalisasi

Kehadiran teknologi, terutama media sosial mempercepat dominasi bahasa Indonesia dan bahasa asing, seperti bahasa Inggris, dalam komunikasi sehari- hari. Baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan sosial/keluarga, generasi muda lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris karena dianggap lebih modern atau sesuai dengan perkembangan zaman. Selain itu, akses mudah ke berbagai konten global melalui internet membuat generasi muda lebih terpapar pada budaya luar. Mereka lebih sering mendengarkan musik, menonton film, dan bermain game dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing, sehingga semakin sedikit waktu dan kesempatan mereka untuk mempraktikkan bahasa Osing. Kurangnya kesadaran akan pentingnya bahasa Osing sebagai identitas budaya membuat generasi muda enggan melestarikannya.

3. Kurangnya Pengajaran Bahasa Osing di Sekolah Salah satu langkah penting untuk melestarikan bahasa daerah adalah dengan mengajarkannya di sekolah. Namun, bahasa Osing di Banyuwangi hanya ada di tingkat sekolah dasar. Sehingga bahasa Osing yang dipelajari hanya sampai tahap pengenalan dasar saja. Hal ini membuat penggunaan bahasa Osing tidak berkembang lebih jauh dalam kehidupan sehari- hari. Kurikulum sekolah yang didominasi oleh bahasa Indonesia dan bahasa asing semakin mempersempit ruang bagi bahasa daerah seperti bahasa Osing. Siswa lebih fokus mempelajari bahasa yang dianggap lebih berguna secara nasional maupun internasional. Akibatnya, generasi muda tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk mengenal dan mempraktikkan bahasa daerah.

4. Kurangnya Pelestarian di Tingkat Keluarga

Peran keluarga sangat penting dalam pelestarian bahasa daerah, terutama bahasa Osing. Jika bahasa Osing tidak digunakan dalam komunikasi sehari-hari di rumah, maka generasi berikutnya akan kehilangan kemampuan untuk berbicara dalam bahasa tersebut.

Meskipun bahasa Osing di ambang kepunahan, masih ada upaya yang bisa diambil untuk melestarikannya. Dilansir dari liputan6.com, Banyuwangi mendapat penghargaan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD). Banyuwangi mendapatkan penghargaan karena memenuhi tiga indikator penilaian yaitu pertama, adanya Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2003 tentang Pemberlakuann Muatan Lokal Bahasa Osing pada Pendidikan Dasar di Banyuwangi. Kedua, dukungan anggaran dalam pelestarian bahasa Osing. Ketiga, adanya kegiatan pelajar berbahasa Osing, seperti Festival Literasi Bahasa Osing dan Festival Padang Ulanan.

Namun, meskipun berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah daerah, pelestarian bahasa Osing juga bergantung pada peran serta masyarakat. Pelestarian bahasa Osing lebih baik dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Orang tua bisa memperkenalkan atau menggunakan bahasa Osing dalam kehidupan sehari – hari kepada anak-anak mereka. Selain itu, media sosial juga berperah penting dalam pelestarian bahasa Osing ini. Generasi muda bisa berkreasi membuat konten kreatif mengenai bahasa Osing, sehingga bahasa Osing ini bisa lebih dikenal lebih luas.

Bahasa Osing memang berada di ambang kepunahan, namun dengan adanya peran dan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, keluarga dan media, masih ada harapan bahwa bahasa Osing ini bisa bertahan. Kita sebagai generasi muda, harus menjaga dan melestarikan bahasa Osing ini, karena bahasa Osing bukan hanya sekedar bahasa daerah, tetapi sebagai identitas budaya lokal yang harus kita banggakan dan jaga keberadaannya agar tidak hilang ditelan oleh perkembangan zaman.

Referensi

https://radarbanyuwangi.jawapos.com/kolom/75905156/bahasa-osing-yang-semakin-asing

https://www.rubicnews.com/opini/45310483162/bahasa-daerah-mulai-ditinggalkan-para-milenial-harus-melestarikan-bahasa-osing-melalui-media-sosial

https://www.kompasiana.com/faradilanurrochmahxia45887/6666ffed34777c5b5a50ab12/bahasa-osing-diambang-kehilangan

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Banyuwangi

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image