Manipulasi Visual oleh AI di Sosial Media
Teknologi | 2024-12-25 11:37:36AI atau Artificial Intelligence merupakan teknologi kecerdasan buatan yang dapat meniru kemampuan intelektual manusia, seperti berpikir, memecahkan masalah, dan mengerjakan pekerjaan. Dalam sepersekian detik, AI mampu memberikan sesuatu yang diinginkan oleh pengguna. Hal ini ada kalanya memang membantu dan mempermudah di kehidupan sehari-hari. Namun, seiring berjalannya waktu banyak orang mulai menggunakannya secara berlebihan.
Belakangan ini, penggunaan AI untuk mengedit foto dan video secara otomatis sedang marak di sosial media. Cukup mengetik prompt singkat, sesuatu yang diinginkan akan terwujud dalam sekejap. Meskipun begitu, hasil dari edit AI memiliki cacat dan tidak sempurna seperti yang manusia kerjakan. Ketidaksempurnaan ini terkadang masih saja menipu sebagian orang yang melihatnya. Banyak sekali foto dan video yang terlihat sangat nyata hingga luput dari pandangan mata biasa.
Hal ini menyebabkan terjadinya misinformasi dan manipulasi visual. Sering kali banyak orang menyalahgunakan AI untuk berbuat kejahatan. Salah satu contohnya adalah deepfake, teknologi kecerdasan buatan yang dapat mengedit sebuah gambar serta video dengan mengganti wajah orang lain. Dalam kasus ini, banyak korban fotonya diedit tanpa izin untuk hal yang tidak senonoh. Lebih mengkhawatirkannya lagi, hasil dari editan tersebut pun disebar di sosial media. Banyak orang akan percaya dan menelan informasi dengan mentah-mentah karena kurang waspada terhadap manipulasi visual AI.
Hanya dengan pengeditan waktu singkat, korban bisa menderita selama hidupnya. Manipulasi gambar atau video dapat meninggalkan dampak jangka panjang pada kehidupan pribadi dan sosial mereka, karena informasi yang telah tersebar luas di sosial media sulit untuk diperbaiki. Meskipun postingan yang sudah terunggah dihapus, hal ini tidak menutup kemungkinan dapat mengubah cara pandang orang kepada korban selamanya. Bahkan, tidak jarang ada tangan jahat yang menyimpan dan terus mengunggahnya hingga meninggalkan jejak digital.
Semakin berkembangnya teknologi, masyarakat menjadi sulit untuk membedakan mana yang asli dan palsu. Sasarannya pun tidak terbatas pada kalangan tertentu, baik muda maupun tua akan terjerumus dan terjebak misinformasi akibat manipulasi AI. Sudah seharusnya kita meningkatkan kewaspadaan terhadap penggunaan AI yang berlebihan. Generasi muda, yang lebih akrab dengan teknologi, perlu lebih berperan aktif, agar dapat menjadi contoh bagi kalangan yang lebih tua.
Pemerintah juga seharusnya lebih proaktif dalam mengatur penggunaan AI, khususnya untuk mencegah penyalahgunaan teknologi untuk tujuan kejahatan. Perlunya hukuman tegas dan efek jera terhadap pelaku pengeditan AI dan para penyebar konten tersebut.
AI tidak sepenuhnya berdampak negatif jika kita menggunakannya dengan bijaksana. Di era digital ini, harapannya AI tidak menggerogoti manusia dan mengambil alih penuh apa yang seharusnya kita miliki dan kerjakan. Cegah hal berbahaya untuk masa yang akan datang nanti dengan menjaga keseimbangan antara dunia AI dan realita.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.