Misteri Alam: Hilangnya Ubur-Ubur di Pulau Kakaban
Wisata | 2024-12-24 10:59:37Kabupaten Berau, Kalimantan Timur tepatnya di Pulau Kakaban terdapat empat spesies ubur-ubur yang tidak menyengat yang mendiami Pulau Kakaban dan menjadi ikon wisata Kabupaten Berau. Empat jenis ubur – ubur tersebut yaitu ubur-ubur bulan (Aurelia aurita), ubur-ubur kotak (Tripedalia cystophora), ubur-ubur terbalik (Cassiopea ornata), dan ubur-ubur bintik (Mastigias papua). Ukurannya pun beragam, dari yang paling kecil yaitu ubur-ubur kotak hingga yang terbesar yaitu ubur-ubur bulan.
Namun, wisata ubur – ubur di Pulau Kakaban tersebut pada 2023 kemarin terpaksa ditutup sementara karena hilangnya ubur – ubur secara misterius. Mengapa fenomena ini terjadi? Apa yang menyebabkan hilangnya ubur-ubur yang selama ini menjadi ikon Pulau Kakaban?
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno melakukan kunjungan untuk memeriksa kondisi Pulau Kakaban, yang dikenal dengan Danau Ubur-ubur, setelah sebelumnya destinasi wisata ini ditutup sementara untuk pemulihan. Danau tersebut merupakan habitat bagi ubur-ubur yang tidak menyengat.
Setelah meninjau lokasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, pada Selasa (2/7/2024), Menparekraf Sandiaga menegaskan bahwa keberlanjutan habitat dan pelestarian ubur-ubur langka di kawasan ini harus menjadi prioritas bersama. Di daerah tersebut, terdapat empat spesies ubur-ubur yang tidak menyengat, namun pengelola melaporkan bahwa dalam enam bulan terakhir, ubur-ubur tersebut hilang dari danau tersebut.
“Ini mungkin diakibatkan atau hampir bisa dipastikan karena jumlah minat wisatawan yang tinggi, juga penggunaan zat kimia bagi yang berenang dengan menggunakan skincare atau body lotion, glowing namun destroying,” kata Menteri Sandiaga.
Ubur-ubur Kakaban di prediksi sedang berpindah ke perairan yang lebih dingin sebagai respons terhadap perubahan suhu yang memengaruhi habitat alami mereka. Penelitian awal menunjukkan bahwa perubahan ini dapat memaksa mereka mencari lingkungan yang lebih sesuai untuk kelangsungan hidup. Selain itu, perubahan iklim global juga berkontribusi terhadap fluktuasi suhu yang signifikan di lautan, yang dapat mengganggu ekosistem lokal dan berdampak pada populasi ubur-ubur.
Hilangnya ubur-ubur Kakaban di Kabupaten Berau merupakan fenomena yang kompleks dan multifaktorial. Masyarakat dan wisatawan diharapkan agar dapat lebih peduli terhadap ekosistem laut dan berkontribusi dalam upaya menjaga pelestarian lingkungan.
Afifah Amelia Arida
Universitas Airlangga, Fakultas Sains dan Teknologi
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.