Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kanaya Shifa Ananda

Musuhan di FIlm Tapi Aslinya Jadi Rekan Kerja? Ini Dia Enemy to Partner Trope di Radiologi!

Teknologi | 2024-12-23 18:08:39

Nothing in life is to be feared; it is only to be understood. Now is the time to understand more so that we may fear less.” – Marie Curie

Jika melihat lebih lanjut, kutipan tersebut sangat cocok untuk diaplikasikan pada masa di mana teknologi berkembang pesat seperti saat ini. Perkembangan teknologi yang begitu cepat mulai memunculkan rasa takut, salah satunya adalah ketakutan akan dominasi teknologi dalam berbagai aspek pekerjaan manusia. Ketakutan ini makin menghantui kita semua dengan kemunculan Artificial Intelligence di dunia. Banyak orang khawatir akan berkurangnya lapangan pekerjaan atau bahkan kalah saing dengan Artificial Intelligence ini.

Nah, kira-kira kamu tahu nggak apa itu AI? Artificial Intelligence atau ‘Kecerdasan Buatan’ merupakan cabang dari ilmu komputer yang terfokus pada pengembangan sistem sehingga mampu mensimulasikan kecerdasan manusia. Karena merupakan cabang dari ilmu komputer, Artificial Intelligence mencakup machine learning serta pembelajaran mendalam. Dalam pembuatan AI, pengembangan algoritma memungkinkannya melakukan tugas-tugas yang memerlukan kecerdasan manusia, seperti memahami bahasa, mengenali pola, membuat keputusan, hingga memecahkan masalah.

Pada awal kemunculannya, banyak orang khawatir bahwa AI akan menggantikan peran manusia dalam banyak hal. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, tuntutan pekerjaan manusia menjadi lebih kompleks, sehingga kolaborasi antara manusia dan Artificial Intelligence pun mulai muncul. AI kini banyak digunakan dalam berbagai bidang pekerjaan manusia. Salah satu contohnya adalah bidang kesehatan, seperti penggunaan robot bedah dalam operasi kardiovaskular, pengobatan kanker melalui modifikasi DNA sel kanker, serta penggunaan hybrid assistive limb untuk memulihkan fungsi fisik manusia. Tidak hanya itu, dengan kemampuan AI memproses Big Data secara cepat, AI juga membantu tenaga medis dalam mendiagnosis pasien. Kemampuan ini juga dimanfaatkan untuk pengelolaan rekam medis pasien.

Source: id.pinterest.com

Dalam bidang radiologi, AI telah digunakan secara luas. Salah satu contohnya adalah penggunaannya dalam CT scan untuk meningkatkan ketepatan diagnosis. Dikutip dari penelitian yang diterbitkan oleh National Library of Medicine pada tahun 2023, gambar medis yang dihasilkan oleh berbagai peralatan seperti USG, Sinar-X, tomografi komputer, pencitraan resonansi magnetik, mikroskop, dan skintigrafi memiliki hasil yang beragam. Namun, semuanya memiliki potensi untuk dianalisis secara otomatis melalui algoritma AI guna menyelidiki dan memprediksi berbagai penyakit. AI sangat membantu ahli radiologi dalam menjalankan tugas mereka. Menurut hasil studi yang dipublikasikan di The Lancet Digital Health pada Juli 2022, ahli radiologi yang berkolaborasi dengan AI memiliki tingkat keberhasilan 2,6% lebih tinggi dalam mendeteksi kanker payudara dibandingkan dengan deteksi yang dilakukan oleh ahli radiologi secara mandiri. Setelah mengetahui lebih jauh, ternyata ahli radiologi berhasil menjadikan AI sebagai rekan kerjanya!

Lalu, apa hubungannya antara ungkapan dari Marie Curie dengan berbagai informasi yang sudah kita bahas tadi? Dalam ungkapannya, Marie Curie mengatakan bahwa tidak ada yang perlu ditakuti selama kita memahami apa yang kita hadapi. Hal ini merupakan kunci untuk bertahan di dunia yang teknologinya berkembang begitu pesat. Setelah mempelajari dan mengenal AI lebih dalam, kita bisa menyimpulkan bahwa AI bukanlah pesaing, melainkan teknologi yang berpotensi mempermudah pekerjaan manusia menjadi lebih efisien melalui kolaborasi. Seperti Woody dan Buzz yang akhirnya menjadi partner, ternyata AI dan manusia juga bisa, lho!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image