Apakah Kamu Seorang Perfeksionis? Kenali Tantangannya Pada Kehidupanmu!
Eduaksi | 2024-12-20 10:12:30Pengertian Perfeksionis
Perfeksionis merupakan suatu kepribadian, yang memiliki kecenderungan untuk menetapkan sebuah standar atau ekspektasi yang tidak realistis dan sulit dicapai terhadap dirinya sendiri maupun individu lainnya. Namun, Individu yang mengidap perfeksionis seringkali merasa tidak puas dengan hasil yang dicapainya. Akibatnya, seorang yang berkepribadian perfeksionis sering merasa gagal dan tidak berharga. Memiliki standar yang tinggi boleh jadi bermanfaat, tetapi kenyataanya sifat perfeksionisme ini sangat mengganggu kehidupan individu.
Untuk memahami lebih lanjut aspek negatif yang dialami individu berkepribadian perfeksionis, simaklah tantangan yang mereka hadapi pada beberapa area umum kehidupan di bawah ini:
1. Kinerja di Tempat Kerja atau Sekolah
Seorang yang perfeksionis cenderung menetapkan standar yang tidak realistis terhadap dirinya di tempat kerja ataupun sekolah. Sifat perfeksionis yang berlebihan juga dapat mengurangi kesenangan individu dalam menikmati pekerjaannya serta berdampak pada cara ia memperlakukan rekan kerja. Misalnya, murid perfeksionis hanya merasa puas dengan nilai "A" dan akan merasa gagal jika mendapat nilai lebih rendah. Di lingkungan kerja, supervisor perfeksionis sering bersikap keras terhadap rekan yang melakukan kesalahan atau tidak memenuhi standar.
2. Kerapihan dan Organisir
Sikap yang paling menonjol dan dikenal secara umum tentang seorang perfeksionis adalah ia senantiasa menata segala sesuatu dalam keadaan teratur dan terorganisir. Akibatnya, individu akan menghabiskan berjam-jam dalam kesehariannya hanya untuk mempertahankan kerapihan dan keteraturan tersebut.
3. Penampilan
Para wanita, pernahkah kalian menghabiskan waktu lama demi menyempurnakan gaya jilbabmu? Fenomena tersebut merupakan salah satu bentuk perfeksionis terhadap penampilan. Perfeksionis terhadap penampilan rela menghabiskan waktu berjam-jam agar dirinya terlihat rapih.
Setiap orang memiliki standar kecantikan sendiri. Beberapa fitur bisa dianggap cantik oleh sebagian orang, tetapi tidak oleh yang lain. Individu yang memiliki standar kecantikan yang berlebihan terhadap individu lain akan lebih kesulitan menemukan pasangan, karena hampir tidak ada yang benar-benar memenuhi standar tersebut.
4. Hubungan dengan Keluarga dan Teman
Kepribadian yang perfeksionis dapat menimbulkan masalah, karena mereka sulit menerima perbedaan antara standar individu perfeksionis dengan standar individu lainnya. Standar seorang perfeksionis yang berlebihan dapat memicu perdebatan dan perbedaan pendapat yang dapat membuat orang-orang terdekat kita merasa jenuh. Jika seorang perfeksionis keterusan mengkritik seseorang, atas segala hal yang tidak sesuai dengan kriteria mereka, maka hal tersebut dapat mengakibatkan putus hubungan.
5. Kesehatan Mental
Sikap perfeksionis seringkali memiliki kaitan dengan depresi. Ketika ekspektasi dan harapan individu yang perfeksionis tidak tercapai sesuai yang diinginkan kontinu terjadi, individu akan merasa kecewa berat dan merasa dirinya worthless (tidak berguna). Seorang perfeksionis juga sering mengalami kasus kecemasan dan kekhawatiran yang ekstrem yang didasarkan dari kekhawatirannya terhadap adanya kemungkinan bahwa ekspektasi mereka tidak terpenuhi sesuai keinginannya.
Itulah beberapa contoh dampak negatif dari seorang perfeksionis yang harus mereka hadapi dalam kehidupan mereka sehari-hari. Semoga melalui artikel ini, kita dapat lebih memahami betapa sulitnya kehidupan seorang perfeksionis.
Referensi:
Antony, M. M., & Swinson, R. P. (2009). When perfect isn’t good enough: Strategies for coping with perfectionism. New Harbinger Publications.
Aliza, F. S. (2022). Perfeksionisme pada siswa program kelas unggulan (studi kasus siswa kelas unggulan MTsN 2 Kota Kediri) (Doctoral dissertation, IAIN KEDIRI).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.