Budidaya Ikan Dengan Sistem Bioflok
Pendidikan dan Literasi | 2024-12-19 22:32:40Ikan merupakan salah satu sumber makanan yang dibutuhkan oleh manusia, karena ikan memiliki kandungan protein yang tinggi dan mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan. Ikan juga dapat dijadikan sebagai bahan baku obat-obatan, pakan ternak, dan lainnya (Natsir et al, 2018).
Budidaya ikan merupakan salah satu usaha perikanan yang popular di Indonesia, namun masih menghadapi beberapa tantangan seperti biaya pakan yang tinggi, penggunaan air yang berlimpah, dan limbah yang tidak termanfaatkan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah inovatif yang dapat meningkatkan produksi, menjaga kualitas lingkungan, dan mengurangi produksi operasional. Bioflok dapat menjadi salah satu alternatif yang sangat relevan.Bioflok merupakan kumpulan dari berbagai organisme (jamur, bakteri, protozoa, cacing, dll.) yang tergabung dalam gumpalan (flok) (Dewatama et al., 2022). Prinsip dasar bioflok adalah mengubah senyawa anorganik dan organik yang terdiri atas hydrogen, nitrogen, karbon, oksigen menjadi massa sludge yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami bagi ikan.
Sistem bioflok meningkatkan efisiensi pakan ikan kaarena dapat menjadi sumber pakan tambaahan, sehingga pengeluaran untuk pakan ikan bisa di minimalisir. Bioflok berfungsi sebagai probiotik alami yang membantu mencegah infeksi pada ikan dan menjaga kesehatan ikan. Dengan memanfaatkan bioflok, petani dapat meningkatkan produktivitas budidaya dengan signifikan. Bioflok juga dianggap lebih ramah lingkungan karena dapat mengurangi kebutuhan untuk pergantian air dan mampu mengolah limbah menjadi pupuk yang dapat digunakan untuk pertanian. Sistem bioflok memungkinkan budidaya ikan dilakukan di lahan yang lebih sempit, sehingga sangat bermanfaat di daerah seperti perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan (Kurniawan et al., 2021).
Pembentukan bioflok meliputi pengadukan bahan organik oleh aerasi untuk merangsang perkembangan bakteri heteotrof aerobik. Bakteri tersebut menempel pada bahan organik, menguraikan bahan organik, dan menyerap mineral dalam air. Akibatnya, bakteri berkembang biak dengan baik membentuk konsorsium yang membentuk flok. Komponen utama dari pembentukan bioflok yaitu, sisa pakan atau dedak, kotoran ikan, mikroorganisme yang menguraikan bahan organic, dan oksigen terlarut. Metode dalam pembentukan bioflok, yang pertama kolam diisi dengan air bersih dan di aerasi untuk menghilangkan zat berbahaya. Kemudian tambahkan garam, dolomit, probiotik, dan molase ke dalam air dengan dosis yang sesuai. Aerasi dilakukan secara terus-menerus untuk menjaga oksigen dalam air. Dalam waktu satu minggu, amati perkembangan flok. Flok yang baik akan terlihat seperti gumpalan kecil yang melayang di kolam. Pakan diberikan sesuai dengan biomassa ikan, sekitar 1-2% dari berat ikan.
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis menarik kesimpulan dengan menggunakan sistem bioflok, petambak dapat meningkatkan produktivitas dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai pakan tambahan. Sistem bioflok ini meningkatkan kelangsungan hidup ikan, menjaga kualitas air, dan memungkinkan untuk budidaya pada lahan yang terbatas. Oleh karena itu, sistem bioflok dapat menjadi inovasi dan langkah yang strategis dalam meningkatkan efisiensi usaha dan kualitas lingkungan perikanan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.