Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fanda Arimbi

Prinsip Stoikisme yang Bisa Membantu Gen Z Menghadapi Burnout dan Kelelahan Mental

Gaya Hidup | 2024-12-17 22:44:11

Sumber gambar: meditationdna.com/guides/whats-stoicism-philosophy-stoicism/

Generasi Z, atau yang lebih akrab disebut Gen Z, adalah generasi yang tumbuh dengan teknologi di genggaman tangan mereka. Namun, di balik semua kemudahan yang ditawarkan teknologi, banyak sekali tekanan mulai dari tuntutan sosial di media, tekanan akademik, merasa stres karena overthinking, tertekan sama ekspektasi orang lain, atau kesal dengan hal-hal yang sebenarnya di luar kendali. Hal ini sering memunculkan burnout dan kelelahan mental. Nah di sinilah Stoikisme bisa jadi jawaban.

Apa Itu Stoikisme?

Stoikisme aliran filsafat yang lahir di Yunani Kuno sekitar abad ke-3 SM. Menurut jurnal penelitian oleh Ria dkk. Stoikisme adalah salah satu aliran filsafat yang mengajarkan manusia untuk hidup tanpa terlalu terikat pada keinginan dan tidak membiarkan perasaan senang atau sedih dipengaruhi oleh orang lain. Selain itu, stoikisme juga mengajarkan untuk menerima hal-hal yang tidak bisa dihindari dengan lapang dada. Aliran ini pertama kali diperkenalkan oleh Zeno di Athena pada 294 SM dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh tokoh-tokoh seperti Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius.

Bagaimana Stoikisme Membantu Gen Z?

Menurut stoikisme, kita harus fokus pada hal-hal yang bisa kita kontrol, seperti pikiran, sikap, dan tindakan kita, dan tidak membuang energi untuk berpikir tentang hal-hal yang tidak bisa kita kontrol, seperti pendapat orang lain atau hasil usaha kita. Dengan mengetahui apa yang bisa dikendalikan.

Mengendalikan Emosi, Burnout sering muncul karena tekanan emosional, Misalnya, saat kita marah atau kecewa, coba tanyakan pada diri sendiri, "Apakah ini sesuatu yang bisa aku kendalikan?" Jika jawabannya tidak, kita tidak perlu buang waktu untuk meratapinya.

Amor Fati mengajarkan kita untuk menerima takdir kita, baik itu bahagia atau sedih, sebagai bagian dari perjalanan hidup yang bermakna. Menurut Stoikisme, menjalani kehidupan yang berbudi luhur melalui keadilan, keberanian, kebijaksanaan, dan pengendalian diri adalah tujuan hidup, karena hidup secara moral adalah satu-satunya cara untuk mencapai kebahagiaan sejati.

"Jangan berharap segala sesuatu terjadi seperti yang kamu inginkan, tetapi terimalah apa yang terjadi, dan kamu akan memiliki kedamaian," ujar Epictetus, menyarankan kita untuk berdamai dengan kenyataan.

Relevansi Stoikisme di Era Modern

Stoikisme, yang muncul ribuan tahun lalu, masih relevan di tengah tekanan hidup yang tinggi untuk mencapai kesuksesan, distraksi media sosial, dan ketidakpastian hidup saat ini. Prinsipnya adalah bahwa itu membantu kita hidup lebih tenang dan fokus.

Mengatasi Overthinking: Stoikisme mengajarkan untuk fokus pada tindakan saat ini daripada terus khawatir. Misalnya, lebih baik belajar dan mempersiapkan diri untuk ujian daripada cemas tentangnya.

Manajemen Stres: Dengan mengetahui dikotomi kendali, kita tidak perlu khawatir tentang hal-hal yang di luar kendali, seperti pendapat orang lain atau kegagalan sebelumnya.

Menjaga Hubungan Sosial: Stoikisme mengajarkan kita untuk berkonsentrasi pada tanggung jawab kita dalam hubungan sosial dan tidak bergantung pada validasi orang lain.

Cara Praktis Menerapkan Stoisisme

Refleksi Harian: Sebelum tidur, coba renungkan apa yang sudah kamu lakukan hari ini. Apa kamu sudah fokus pada hal yang bisa kamu kendalikan? Apa ada hal yang bisa diperbaiki besok?

Premeditatio Malorum: Latihan ini mengajak kita membayangkan skenario terburuk dari suatu situasi. Tujuannya bukan untuk bikin stres, tapi untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan buruk dengan tenang.

Hidup Sederhana: Kurangi ketergantungan pada hal-hal materi dan hargai apa yang sudah kamu miliki.

Seperti yang diungkapkan oleh Marcus Aurelius, "Hidup ini seperti sungai yang mengalir: kamu tidak bisa menghentikan arusnya, tetapi kamu bisa belajar untuk mengarunginya." Jadi, daripada terus-menerus terjebak dalam lingkaran stres, coba deh mulai terapkan Stoikisme dalam keseharianmu. Siapa tahu, hidupmu jadi lebih tenang dan bermakna!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image