Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Farhan Zuso Putra

Developer tidak akan Pernah Tergantikan oleh AI

Teknologi | 2024-12-17 17:38:51
Sumber : https://suteki.co.id/kenapa-software-developer-itu-keren/

Di zaman yang serba digital ini, marak sekali penggunaan AI. Perkembangan teknologi yang semakin canggih memberikan dampak yang signifikan dalam kehidupan bermasyarakat. Ini menandakan bahwa adopsi AI semakin cepat berkembang. Pada tahun 2024 sendiri, jumlah pengguna AI di Indonesia diperkirakan mencapai 1,3 juta pengguna dengan perkiraan peningkatan hingga 3,33 juta pada tahun 2030. Data tersebut menggambarkan bahwa semakin berjalannya waktu, pengguna AI juga makin bertambah banyak baik dalam dunia kerja maupun pendidikan.

Kecerdasan buatan telah menjadi bagian yang krusial dari kehidupan sehari-hari, AI menawarkan berbagai kemudahan dan efisiensi dalam berbagai sektor kehidupan. Dengan kemampuan untuk menganalisis data dan menyelesaikan masalah dengan cepat, AI sering kali dianggap sebagai solusi untuk banyak masalah yang dihadapi oleh manusia. Shen and Zhang mengatakan bahwa keterlibatan AI akan mengubah tatanan ekonomi, bisnis, dan industri, karena industri akan diisi oleh perusahaan yang saling bersaing dengan mengandalkan AI. Bahkan, keberadaan AI pada saat ini telah mengancam dunia kerja, dimana AI sendiri sudah bisa menggantikan bermacam jenis pekerjaan seperti jurnalis, customer service, analis data, dsb.

Namun, di balik kemajuan teknologi ini, terdapat satu profesi yang tetap tidak akan tergantikan, developer. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi mengapa peran developer tidak hanya penting, tetapi juga esensi dalam dunia kerja yang semakin dipengaruhi oleh AI. Memang AI dapat membantu dalam banyak aspek. Akan tetapi, kemampuan khusus seperti kreativitas, pemikiran kritis, dan kemampuan interpersonal yang dimiliki oleh seorang developer tidak akan menjadikan AI sebagai penggerak utama dalam inovasi teknologi.

Salah satu alasan mengapa developer tidak akan pernah tergantikan oleh AI adalah kemampuan mereka untuk berkolaborasi dan berkomunikasi dengan tim. Dalam pengembangan perangkat lunak, kolaborasi antara berbagai disiplin ilmu—seperti desain, pengujian, dan manajemen proyek sangatlah penting. Developer harus mampu menjelaskan ide-ide mereka, mendengarkan masukan dari rekan-rekan, dan beradaptasi dengan umpan balik yang diterima. Meskipun AI dapat membantu dalam analisis data dan pengambilan keputusan, AI sendiri tidak memiliki kemampuan interpersonal yang sama dengan manusia.

Selain itu, developer memiliki pemahaman yang mendalam tentang etika dan tanggung jawab sosial dalam pengembangan teknologi. Mereka harus mempertimbangkan dampak dari produk yang mereka ciptakan, termasuk isu-isu seperti privasi, keamanan, dan aksesibilitas. Di sisi lain, AI tidak memiliki kesadaran moral atau pemahaman tentang nilai-nilai manusia. Dalam konteks inovasi, developer juga memiliki kemampuan untuk berpikir di luar batasan yang ada. Mereka dapat mengidentifikasi masalah yang belum terpecahkan dan menciptakan solusi yang belum pernah ada sebelumnya.

Meskipun AI dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam pengembangan perangkat lunak, peran developer sebagai pengarah dan pengontrol tetap sangat penting. Mereka adalah orang-orang yang memastikan bahwa teknologi yang dikembangkan tidak hanya berfungsi dengan baik, tetapi juga memenuhi kebutuhan pengguna dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

AI tetap terus berkembang dan menjadi alat yang sangat berguna dalam dunia pengembangan perangkat lunak. Akan tetapi, seorang developer tetap memiliki peran yang tak tergantikan. Mereka adalah penggerak inovasi, pemecah masalah, dan penjaga etika dalam teknologi. Oleh karena itu, kita dapat dengan yakin mengatakan bahwa developer tidak akan pernah tergantikan oleh AI.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image