Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image galuh rosmaniar

Peran Remaja untuk Negeri

Agama | 2024-12-15 15:36:36

Menyeruaknya berita di media sosial tentang rentannya Gen-Z dan mengikuti setelahnya yakni Gen Alpha terhadap tantangan zaman, tentu saja meninggalkan rasa putus asa yang besar atas nasib negeri ini di masa depan. Akankah diantara seabrek problematika generasi muda hari ini, akan lahir bibit-bibit baru yang bersinar dan membawa perubahan yang hakiki?.

Namun sebelumnya haruslah kita pastikan bahwa kata perubahan bukan tentang kemajuan di sekelompok orang, namun kemajuan yang mampu membawa negara ke arah peradaban gemilang. Semisal mencuatnya prestasi sepak bola indonesia, tidak bisa lantas dikatakan keberhasilan generasi muda untuk negara, atau keberhasilan akademik segelintir orang tidak bisa pula dikatakan bahwa indonesia telah bangkit. Peradaban gemilang tentu saja bersumber dari bangkit pemuda pemudi terkait visi hidupnya. Apakah ia hidup hanya untuk mencari ketenaran, kekayaan atau hanya untuk mencari kesenangan?. Ketika visi ia tentang hidup ini telah salah, maka bisa dipastikan akan salah juga pilihan hidupnya.

Semisal seorang remaja yang bervisi hidup hanya untuk mencari kesenangan, maka jiwanya akan rentan sekali ketika dihadapkan permasalahan. Putus cinta, kurang harta dan lain sebagainya bisa menjadi sandungan berat bagi hidupnya, hingga tak jarang self suicide yang jadi keputusan.

Begitupun dengan pemuda yang hanya bervisi harta atau jabatan, perbuatan curang pun tidak segan ia lakukan. Dan yang lebih menakutkan adalah ketika harta dan jabatan telah di tangan, bisa jadi ia akan menghalalkan segala cara untuk mempertahankannya.

Maka visi yang paling tepat dan visi yang paling membangkitkan adalah visi terkait tiga masa. Masa lalu ketika ia belum ada di dunia, siapakah yang menciptakannya, masa sekarang ketika ia ada di dunia, untuk apa dia diciptakan dan masa yang jauh ke depan, kemana ruhnya akan berakhir.

Dengan meyakini jawaban-jawaban yang ia dapat dari penginderaannya sebagai manusia berakal, ia pun akan bergerak sesuai dengan jawaban tersebut.

Seorang pemuda muslim yang tahu bahwa ia berasal dari Allah taa'la, maka sepanjang hidupnya segala perbutannya akan bersumber dari firman Allah dan juga utusanNya, Nabi Muhammad Shallahu alaihi wassalam. Karena hanya dengan mengikuti petunjuk tersebut, masa depan yang amat jauh yakni tempat ruhnya berakhir akan memperoleh kebahagiaan abadi, yaitu surga.

Maka pemuda yang memiliki pemikiran seperti ini akan bangkit. Ia tak lagi rentan menghadapi ujian, karena ia telah yakin ujian hidup bersumber dari Rabb sang pencipta, yang tak mungkin membebani manusia melebihi kemampuan. Atau ketika ia dihadapi dengan gaya hidup ala barat, ketika ia paham fungsi ia diciptakan adalah untuk beribadah, tak sekali-sekali ia berbuat sesuatu yang dilarang RabbNya.

Itulah visi kebangkitan yang hakiki. Tidak 'cetek' seperti cita-cita, tidak pula hanya slogan semata. Visi yang sejati akan membuat manusia mempunyai kekutan membawa perubahan. Maka, senantiasa tanamkan visi penciptaan dalam diri kita. Dan bagi orangtua, janganlah didik anak-anakmu untuk mengejar kekayaan dan popularitas, karena itu semua hanyalah kebahagiaan yang semu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image