Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image alzer

Resitensi Antimikroba Merebak? Peran Apoteker sebagai Garda Terdepan

Eduaksi | 2024-12-14 12:49:20
Animasi Resistensi Antimikroba - Sumber Google

Sejenak Memahami

Dalam berkehidupan, tentu manusia tidak lepas dari yang namanya obat. Obat merupakan zat yang dapat memengaruhi proses hidup dengan suatu senyawa yang memiliki kegunaan menyembuhkan, mengobati, dan mengatasi gangguan kesehatan. Pada era sekarang ini, obat bisa diakses dan dibeli dimana pun, baik itu di apotek, toko obat resmi, juga pelayanan kesehatan lainnya. Namun, kemudahan akses pembelian obat menjadi tantangan tersendiri bagi dunia kesehatan.

Salah satu tantangan dan isu yang sedang merebak saat ini ialah resistensi antimikroba (AMR). Menurut World Health Organization (2023) resistensi antimikroba adalah keadaan saat bakteri, virus, jamur, dan parasit mengalami perubahan seiring dengan waktu, sehingga tidak lagi merespons obat-obatan yang dirancang untuk membunuh mikroba-mikroba tersebut. Fenomena resistensi antimikroba ini menjadi tantangan kesehatan global apabila tidak segera ditangani dengan tepat. Hal tersebut disebabkan oleh dampak yang ditimbulkan apabila seseorang mengalami resistensi begitu berat, yakni seseorang tidak akan bisa sembuh ketika mengonsumsi obat yang sama karena tubuh telah mengalami resistensi terhadap obat tersebut. Jika tidak ditangani dengan benar, seseorang tersebut bisa berujung pada titik ajal. Menurut World Health Organization (2024), diperkirakan bahwa 2050, resistensi antimikroba dapat menyebabkan 10 juta kematian per-tahun jika tidak ditangani dengan tepat.

Penyebab dari adanya fenomena ini adalah kurangnya edukasi terhadap masyarakat terhadap penggunaan obat terutama pada obat antimikroba. Sering dijumpai bahwa pembelian obat terkhusus antimikroba sangat bebas dilakukan, bahkan pembelian tersebut dilakukan tanpa adanya resep dokter. Selain hal itu, konsumsi antimikroba atau antibiotik yang ngawur di masyarakat menjadikan prevalensi resistensi antimikroba semakin meningkat dari tahun ke tahun. Konsumsi antimikroba biasanya harus diminum hingga obat habis, namun realita di masyarakat banyak sekali yang ketika penyakit dirasa ‘sembuh’, mereka malah menghentikan konsumsi antimikroba tersebut, padahal hal tersebut sangat ‘salah’.
Lantas apakah peran apoteker sebagai garda terdepan dalam isu-isu kefarmasian seperti resistensi antimikroba ini? Sebagai tenaga kesehatan yang erat hubungannya dengan obat-obatan tentu apoteker memiliki peran yang besar dalam pencegahan dan penanggulangan isu resistensi antimikroba di masyarakat. Untuk mencegah dan menanggulangi pasien penderita resistensi antimikroba apoteker dapat melakukan langkah 3M yaitu :

Meningkatkan kemampuan apoteker dalam penelitian mengenai resistensi antimikroba

Kontribusi apoteker sebagai tenaga kesehatan yang erat kaitannya dengan obat, dalam penelitian mengenai resistensi antimikroba sangat diperlukan. Sakeena et al., mengungkapkan bahwa selain sebagai praktisi obat, apoteker memiliki peran dalam publikasi penelitian tentang resistensi antimikroba. Apoteker sebagai tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pelayanan terkait obat berperan penting dalam pengendalian penggunaan antimikroba. Peningkatan kemampuan apoteker sebagai peneliti antimikroba merupakan langkah kritis. Dari adanya peningkatan tersebut diharapkan apoteker memiliki pemahaman yang lebih dalam terhadap resistensi, sehingga apoteker dapat menemukan langkah dan pencegahan yang tepat dalam menangani resistensi antimikroba.

Meningkatkan edukasi masyarakat terhadap resistensi antimikroba melalui penyuluhan publik

Apoteker merupakan tenaga kesehatan yang dibekali dengan ilmu tentang perobat-obatan, dalam hal ini tentu apoteker memiliki peran besar sebagai jembatan komunikasi mengenai cara penggunaan, penentuan dosis, hingga jangka watu konsumsi obat. Salah satu cara pencegahan resistensi antimikroba yang dapat dilakukan apoteker adalah dengan melakukan penyuluhan publik. Penyuluhan publik merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberi informasi dan edukasi pada masyarakat, apoteker dapat melakukan penyuluhan publik tentang penggunaan antimikroba yang tepat, dosis yang digunakan, hingga jangka waktu dalam konsumsi antimikroba sebagai langkah pencegahan resistensi antimikroba.

Memanfaatkan teknologi digital sebagai media edukatif pencegahan resistensi antimikroba

Digitalisasi pada era ini dapat dimanfaatkan apoteker sebagai media edukasi mengenai resistensi obat. Banyaknya sosial media yang digunakan di masyarakat seperti instagram, tiktok, youtube dan media sosial lainnya dapat dimanfaatkan apoteker untuk membuat postingan poster hingga video-video kreatif edukatif mengenai resistensi antimikroba, penggunaan antimikroba dan juga dosis yang tepat konsumsi antimikroba sebagai langkah strategis dalam pencegahan resistensi antimikroba di masyarakat.

Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa resistensi antimikroba ini harus segera dicegah dan diatasi karena dampaknya yang sangat berbahaya dalam kehidupan masyarakat. Ketidak-tepatan pengunaan antimikroba, kurangnya pemahaman mengenai konsumsi antimikroba, hingga konsumsi antimikroba tidak tepat habis harus segera ditangani. Apoteker memiliki peran penting sebagai garda terdepan pencegahan isu-isu tersebut. Salah satu cara dan peran apoteker yang dapat dilakukan ialah 3M : Meningkatkan kemampuan apoteker dalam penelitian mengenai resistensi antimikroba, meningkatkan edukasi masyarakat terhadap resistensi antimikroba melalui penyuluhan publik, dan juga memanfaatkan teknologi digital sebagai media edukatif pencegahan resistensi antimikroba.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image