Leptospirosis: Penyakit Infeksius yang Mengancam Anjing
Edukasi | 2024-12-13 23:26:16Apa itu leptospirosis?
Leptospirosis ialah penyakit infeksius yang menyerang hewan dan manusia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri motil yang berasal dari genus Leptospira (Goldstein, 2010). Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang juga menyerang manusia dan menyebar di berbagai negara khususnya negara tropis seperti Indonesia. Bakteri yang menyebabkan penyakit leptospirosis yaitu Leptospira sp. Bakteri tersebut akan memasuki inang melalui ingesti air yang tercemar leptospira, penetrasi melalui luka terbuka, dan melalui selaput lendir yaitu konjungtiva, mulut, atau genital (Kurilung et al., 2017). Individu yang terjangkit leptospirosis dapat menunjukkan gejala ringan sampai berat bahkan kematian.
Leptospirosis pada Anjing
Anjing ialah salah satu hewan reservoir Leptospira sp. Anjing dengan penyakit leptospirosis ditemukan pertama kali tahun 1899. Leptospira interrogans serovar Canicola dan Icterohaemorrhagiae ialah spesies utama yang menginfeksi anjing (Kusmiyati et al., 2005). Proses masuknya agen leptospirosis dapat terjadi pada saat minum, berenang, atau berjalan di atas genangan air yang tercemar Leptospira sp. (Ellis, 2015). Selain itu Leptospira sp. juga dapat memasuki inang melalui luka terbuka, konjungtiva, selaput lendir atau genital tract (Mohammed et al., 2011). Mekanisme molekuler patogenesis leptospirosis masih belum jelas. Beberapa faktor virulensi patogenesis Leptospira antara lain Lipopolisakarida (LPS), hemolisin, Outer Membrane Proteins (OMPs), serta molekul adhesi (Evangelista and Coburn, 2011).
Gejala Leptospirosis
Gejala klinis leptospirosis pada anjing bervariasi, mulai dari subklinis hingga menimbulkan kematian, tergantung umur, respon imun inang, dan virulensi mikroba. Gejala klinis leptospirosis fase akut pada anjing didominasi acute kidney injury (AKI) dan gangguan hati. Berikut gejala leptospirosis pada anjing:
· Demam tinggi
· Nyeri pada otot
· Lemas
· Terlihat lemah
· Stress
· Kehilangan nafsu makan
· Muntah dan diare
· Batuk
· Hidung berair
· Dehidrasi
Peran dokter hewan dalam menangani kasus leptospirosis
Sebagai seorang dokter hewan tentu memiliki peran penting dalam menangani pasien. Dalam menangani penyakit leptospirosis dokter hewan akan memberikan penanganan sebagai berikut:
· Memberikan antibiotik
· Rehidrasi – merupakan prioritas utama, dimana difokuskan untuk memperbaiki kadar elektrolit tubuh
· Memberikan obat-obatan untuk mengatasi gejala yang timbul, seperti diare, muntah dan rasa sakit
· Menjaga kebersihan dan kenyamanan pada hewan
Pencegahan
Leptospirosis dapat dicegah dengan cara sebagai berikut:
1. Vaksinasi
Vaksinasi leptospirosis adalah salah satu cara paling efektif untuk melindungi anjing dari infeksi ini. Vaksin leptospirosis sering kali termasuk dalam kombinasi vaksin inti lainnya (seperti vaksin terhadap parvovirus, distemper, dan hepatitis) dan dapat diberikan kepada anjing pada usia sekitar 8-10 minggu, dengan booster pada 12-16 minggu
2. Hindari Kontak dengan Lingkungan Tercemar
Leptospira (bakteri penyebab leptospirosis) sering ditemukan di air yang tercemar, seperti genangan air, sungai, dan danau. Anjing harus dihindarkan dari minum atau berenang di tempat-tempat ini.
3. Jaga kebersihan lingkungan
Pastikan anjing tidak terpapar dengan lingkungan yang dapat terkontaminasi urine hewan liar atau hewan lain yang terinfeksi leptospirosis.
4. Pencegahan Kontak dengan Hewan Liar
Hewan liar seperti tikus, rakun, atau hewan pemangsa lainnya dapat membawa bakteri leptospirosis. Pastikan bahwa anjing tidak dibiarkan berkeliaran di daerah yang dapat menjadi habitat hewan liar ini.
5. Perawatan Kesehatan Rutin
Pemeriksaan kesehatan rutin oleh dokter hewan dapat membantu mendeteksi adanya infeksi leptospirosis sejak dini. Deteksi dini sangat penting karena leptospirosis dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius jika tidak ditangani.
6. Cuci Kaki dan Tubuh Anjing setelah Berjalan di Luar
Terutama setelah berjalan di daerah yang rawan, seperti area lembap atau tempat dengan genangan air, mencuci kaki dan tubuh anjing dapat mengurangi risiko penularan leptospirosis. 7. Perawatan Sanitasi yang Baik
Pastikan tempat tinggal anjing selalu bersih dan bebas dari kontaminasi oleh urin hewan lain. Hindari tempat yang rawan terkontaminasi oleh bakteri, seperti tempat lembap dan kotor.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.