Menjaga Kesehatan Mata di Era Digital
Eduaksi | 2024-12-13 17:18:58Manusia memiliki mata yang termasuk dalam bagian tubuh yang memiliki peranan yang penting dalam kehidupan. Mata manusia dikatagorikan ke dalam panca indera manusia, yang berperan dalam indera pengelihatan. Dengan menggunakan mata, kita dapat melihat, mengamati dan menikmati visualisasi dari benda maupun keadaan sekitar kita yang dapat disimpan dalam ingatan kita. Dalam menjaga mata agar tetap sehat dan memiliki fungsi dengan baik, menjaga kesehatan mata sangatlah penting mengingat kemajuan di era digital yang berkembang semakin pesat.Dunia digital menggunakan jaringan internet yang terkoneksi secara global dalam pengoperasiannya.
Dalam era digital atau yang bisa disebut juga dengan era global, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi seakan memiliki porsi tersendiri seakan menjadi saling tertaut. Penggunaan perangkat elektronik seperti gawai, tablet, dan komputer telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Seluruh aspek kehidupan mulai dari dunia pendidikan, pekerjaan, ekonomi, kesehatan maupun pelayanan publik mendapat pengaruh akibat era digital tersebut, semua sistem menjadi semakin mudah diakses dan menjadi lebih praktis. Menurut artikel yang dirilis oleh Kementrian Kesehatan, penggunaan barang elektronik dapat memberi dampak buruk bagi kesehatan mata yang seringkali diabaikan oleh para penggunanya yang dapat berakibat munculnya gangguan mata sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dalam beraktifitas sehari-hari.
Menurut Prof. Chris Lohnmann dalam artikel yang dilansir oleh Kementrian Kesehatan mengatakan bahwa manusia rata-rata berkedip dalam waktu per 10 detik, namun jika orang tersebut sedang berfokus menatap layar, maka frekuensi waktu yang dibutuhkan mata untuk berkedip berubah menjadi tiap 30 detik atau bahkan per 40 detik yang mengakibatkan mata menjadi lebih merasa gatal, lelah dan kering. Kelelahan mata dapat mengakibatkan timbulnya iritasi seperti penggandaan pengelihatan, mata berair, sakit kepala, menurunnya ketajaman mata, menurunnya kekuatan otot mata dan kelopak mata cenderung berwarna merah. Apabila kondisi tubuh dalam keadaan tidak sehat atau saat mengalami kelelahan, ketajaman mata dalam memfokuskan pandangan pun menjadi turun. kelelahan mata juga diakibatkan otot siliar yang bekerja secara terus-menerus terutama pada saat mata melakukan penglihatan jarak dekat.
Layar pada perangkat elektronik mengeluarkan sebuah cahaya biru (blue light) atau disebut dengan high energy visible yang berbahaya bagi kesehatan mata, karena spektrum cahaya yang dimiliki oleh cahaya biru ini mempunyai panjang gelombang yang pendek disertai energi tinggi sehingga dapat menembus lebih dalam ke mata bahkan bisa mencapai retina. Paparan sinar blue light yang didapat secara berlebihan pada malam hari juga dapat merubah waktu tidur menjadi lebih mundur bahkan tidak teratur dari waktu tidur normalnya. Paparan sinar berlebih dari blue light menyebabkan menurunnya produksi hormon pengaturan siklus tidur (hormon melatonin) yang seharusnya lebih sedikit pada saat siang hari serta bertahap meningkat hingga tengah malam.
Hal tersebut jika terjadi berulang dan dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan masalah obesitas bhakan dapat memicu masalah kesehatan mental seperti munculnya depresi serta gangguan bipolar. Selain bahayanya paparan Cahaya biru tersebut, resiko munculnya Computer Vision Syndrome (CVS) yaitu sekumpulan gejala yang timbul pada mata dan leher karena dalam penggunaan berlebihan pada komputer/layar monitor disertai nyeri pada daerah leher dan sekitar mata.Selain dampak negatif dari adanya kemajuan pesat dalam era digital ini, terdapat dampak positif dari kemajuan teknologi dan inovasi tersebut, seperti memanfaatkan teknologi secara bijak, meningkatkan kesadaran serta menambah edukasi melalui sumber media online terpercaya atau pendapat yang ahli dalam bidang kesehatan. Oleh karena itu penting bagi kita untuk menjaga kesehatan mata, berikut beberapa saran dalam memelihara kesehatan mata :
Memperhatikan pencahayaan dari layar. Dalam menggunakan alat elektonik, hindari pencahayaan layar yang terlalu terang atau terlalu gelap, serta pastikan ruangan dalam keadaan pencahayaan yang baik.Menggunakan kacamata khusus yang dilengkapi dengan lensa anti radiasi yang dapat menangkal blue light dari layar perangkat maupun sinar UV matahari.Tetap dalam kondisi terhidrasi dengan mengonsumsi air dalam jumlah yang cukup dalam menjaga kelembapan mata.Memilih kursi dan meja yang sesuai dengan ketinggian dan postur tubuh.
Menjaga jarak pandang. Jarak yang nyaman dan disarankan yaitu sekitar 40-50 cm antara jarak layar perangkat dan mata, sehingga dapat mengurangi paparan cahaya dari layar.Membuat aturan 20-20-20, yaitu setiap 20 menit sekali alihkan pandangan dari depan layar untuk melihat ke kejauhan atau area selain layar gadget sepanjang 20 inch ke depan (atau sejauh mata memandang dan tidak memforsir mata untuk fokus) selama 20 detik. Aturan ini sangat disarankan bagi para pekerja yang diharuskan melakukan aktifitas didepan layar.Makan makanan bergizi terutama yang mengandung vitamin A, C, dan E yang bagus untuk kesehatan mata seperti perbanyak konsumsi wortel, bayam, ubi jalar, jeruk dan lain sebagainya.
Sebagai pengguna alat eletronik, menjaga kesehatan mata di era digital bukanlah hal yang sulit tetapi memerlukan kesadaran dan upaya yang konsisten. Pentingnya menjaga kesehatan mata di era digital ini dengan terus melakukan kebiasaan yang baik,karena bukan tidak mungkin kemajuan pesat era digital ini menjadikan manusia terus menerus melakukan aktifitas yang berhubungan dengan alat elektronik. Ingatlah bahwa mata adalah salah satu aset berharga dalam hidup, jadi jaga, tingkatkan kesadaran dan rawatlah dengan baik.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.