Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Martya Prihartini

Self-Love dan Kesehatan Mental Remaja di Era Media Sosial

Edukasi | 2024-12-12 07:18:50
Sumber Gambar: https://images.app.goo.gl/HX25sMfiovzHpYtz6

Pengertian Kesehatan Mental

Kesehatan mental adalah keadaan di mana seseorang bebas dari gangguan mental, mampu menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal, dan dapat menyesuaikan diri untuk

menghadapi berbagai tantangan hidup menggunakan kemampuan pengelolaan stres. Individu

yang sehat secara mental mampu menghadapi tekanan hidup dan beradaptasi dengan baik

terhadap situasi yang dihadapi.

Kesehatan mental sangat penting dalam kehidupan seseorang. Dengan kondisi mental

yang baik, seseorang dapat menjalankan perannya sebagai makhluk hidup, menyadari potensi

dirinya, bekerja secara produktif, serta memberikan kontribusi positif kepada lingkungannya.

Kondisi mental yang sehat juga menjadi fondasi bagi perkembangan individu ke arah yang

lebih baik di masa depan.

Sebaliknya, gangguan kesehatan mental terjadi ketika seseorang tidak mampu

menyesuaikan diri dengan tuntutan atau tekanan dari lingkungan, yang mengakibatkan

gangguan dalam menjalankan fungsi kehidupannya. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental

sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.

Self Love Untuk Kesehatan Mental dan Fisik

Kesehatan mental pada remaja sering kali dipengaruhi oleh orang-orang terdekat atau

bahkan oleh diri mereka sendiri. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental remaja adalah

dengan mempraktikkan self-love. Jika remaja tidak memiliki rasa kecintaan terhadap diri

sendiri, mereka cenderung terjebak dalam pola pikir atau perilaku negatif.

Ada beberapa faktor yang membuat remaja sulit mencintai dirinya sendiri, di antaranya:

1. Kurangnya perhatian terhadap kesehatan jasmani dan rohani.

2. Kurangnya waktu untuk mengenal diri dan merawat diri.

3. Rendahnya potensi dan harga diri.

4. Ketidaktahuan dalam menghadapi masalah.

5. Kurangnya rasa percaya diri.

Selain itu, remaja yang tidak memiliki self-love cenderung mudah mengalami

kecemasan. Kecemasan pada remaja bisa dipicu oleh berbagai faktor. Kecemasan adalah hal

yang wajar dimiliki oleh setiap orang, tetapi jika rasa cemas berlebihan, itu bisa membahayakan

individu. Kecemasan merupakan reaksi emosional yang subjektif terhadap situasi tanpa sasaran

tertentu, dan biasanya menimbulkan gejala seperti perasaan was-was bahwa sesuatu buruk akan

terjadi dalam waktu singkat.

Memulai Langkah Baru Dengan Self Love

Penerimaan diri sendiri adalah keyakinan pada diri sendiri bahwa kita mampu mencapai

tujuan dengan penuh percaya diri. Pengetahuan remaja tentang self-love diharapkan dapat

meningkatkan harga diri mereka, karena pentingnya harga diri bagi setiap individu dalam

menjalani kehidupan sehari-hari. Ada beberapa cara untuk mengembangkan self-love pada

remaja, di antaranya:

1. Fokus pada tujuan yang ingin diraih. Menyadari apa yang kita inginkan dalam

hidup dan bekerja untuk mencapainya dengan tekun dapat membantu meningkatkan harga diri.

2. Membangun keyakinan pada diri sendiri secara bertahap. Ini melibatkan

pengakuan atas kekuatan dan kelemahan kita, serta menerima diri apa adanya tanpa perlu

membandingkan dengan orang lain.

3. Tidak terpengaruh oleh pandangan atau omongan orang lain. Remaja perlu

belajar untuk tidak terlalu memikirkan pendapat orang lain dan tetap fokus pada tujuan pribadi.

4. Selalu ingat bahwa kita berharga apa adanya. Mengingat bahwa setiap individu

memiliki nilai uniknya sendiri, terlepas dari kekurangan atau kesalahan, dapat membantu

membangun harga diri yang kuat.

5. Memilih teman yang mendukung dan menerima kita apa adanya. Dikelilingi

oleh teman-teman yang positif dan menghargai diri kita dapat memberi dorongan tambahan

untuk percaya diri dan memiliki rasa harga diri yang tinggi.

Dampak media sosial terhadap kesehatan mental remaja

Penggunaan media sosial tidak hanya bertujuan untuk tetap terhubung dengan teman,

tetapi juga sering digunakan untuk mencari pengakuan atau popularitas. Namun, terlalu sering

menggunakan media sosial dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental remaja,

seperti meningkatkan risiko depresi, kecemasan, hingga munculnya masalah sosial dan

perilaku. Oleh sebab itu, orang tua dan pengasuh memiliki peran penting dalam memantau

aktivitas online remaja serta membantu mereka mengembangkan kebiasaan sehat dalam

memanfaatkan teknologi.

Masalah kesehatan mental pada remaja akibat kecanduan media sosial dapat diatasi

dengan memperbanyak aktivitas sosial yang lebih positif dan bermanfaat. Penelitian

menunjukkan bahwa penggunaan media sosial secara berlebihan dalam jangka panjang dapat

mengganggu kesehatan mental dan fisik, bahkan memicu stres yang berpotensi meningkatkan

tekanan darah serta merusak organ penting seperti jantung dan ginjal. Karena itu, penting untuk

menjaga keseimbangan dengan mendorong remaja terlibat dalam kegiatan yang membangun

dan menyehatkan, seperti olahraga, seni, atau aktivitas sosial lainnya.

Cara mengatasi permasalahan kesehatan mental

Kesehatan mental remaja dipengaruhi oleh banyak hal, baik dari dalam diri (internal)

maupun dari luar (eksternal). Keduanya dapat berdampak besar, tergantung bagaimana

situasinya berkembang. Jika masalah dirasa cukup berat, langkah terbaik adalah menemui

psikolog. Namun, saat kondisinya masih memungkinkan untuk dikelola sendiri, motivasi

menjadi kunci penting. Terutama, motivasi dari dalam diri atau yang sering disebut

selfmotivation, dapat membantu seseorang tetap bertahan dalam masa sulit.

Berbagai masalah yang dialami remaja hingga dewasa memiliki tingkat keparahan yang

berbeda-beda. Sering kali, mereka sendiri dapat mengukur sejauh mana masalah itu

memengaruhi hidup mereka. Meski begitu, masalah kecil pun sebaiknya tidak dianggap remeh,

karena jika dibiarkan, masalah tersebut bisa menumpuk dan memicu depresi atau gangguan

mental lainnya. Dengan self-motivation, seseorang bisa mulai melihat masalahnya dari sisi

positif dan belajar menerima dirinya apa adanya. Mencintai diri sendiri bukanlah bentuk

egoisme, melainkan wujud rasa hormat terhadap diri yang justru sangat diperlukan.

Kepercayaan diri menjadi fondasi utama untuk bangkit.

DAFTAR PUSTAKA

Sarmini., Putri, A., Maria, C., Syahrias, L., Mustika, I. (2023). Penyuluhan Mental Health

Upaya Untuk Meningkatkan Kesehatan Mental Remaja. Jurnal Pengabdian Masyarakat.

Volume 6(1): 154-161.

Arsini, Y., Azzahra, H., Tarigan, S. K., Azhari, I. (2023). Pengaruh Media Sosial Terhadap

Kesehatan Mental Remaja. Jurnal Mudabbir. Volume 3(2): 50-54.

Safitri, M. (2021). Pengaruh Masa Transisi Remaja Menuju Pendewasaan Terhadap Kesehatan

Mental Serta Bagaimana Mengatasinya. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Volume 30(1):

20-24.

Ayani K. (2022, Fungs Se/Love pad. Perkembangan Kepribadian

Primary, 1(5), 345-360.

Khumairoh, A., Charisma, N., Anggun, A., & Solikah, A. S. (2024). Self Love

Pada Remaja SMA. Riset Rumpun Ilmu Sosial, Politik Dan Humaniora, 3(1).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image