Self-Love dan Kesehatan Mental Remaja di Era Media Sosial
Edukasi | 2024-12-12 07:18:50Pengertian Kesehatan Mental
Kesehatan mental adalah keadaan di mana seseorang bebas dari gangguan mental, mampu menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal, dan dapat menyesuaikan diri untuk
menghadapi berbagai tantangan hidup menggunakan kemampuan pengelolaan stres. Individu
yang sehat secara mental mampu menghadapi tekanan hidup dan beradaptasi dengan baik
terhadap situasi yang dihadapi.
Kesehatan mental sangat penting dalam kehidupan seseorang. Dengan kondisi mental
yang baik, seseorang dapat menjalankan perannya sebagai makhluk hidup, menyadari potensi
dirinya, bekerja secara produktif, serta memberikan kontribusi positif kepada lingkungannya.
Kondisi mental yang sehat juga menjadi fondasi bagi perkembangan individu ke arah yang
lebih baik di masa depan.
Sebaliknya, gangguan kesehatan mental terjadi ketika seseorang tidak mampu
menyesuaikan diri dengan tuntutan atau tekanan dari lingkungan, yang mengakibatkan
gangguan dalam menjalankan fungsi kehidupannya. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental
sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.
Self Love Untuk Kesehatan Mental dan Fisik
Kesehatan mental pada remaja sering kali dipengaruhi oleh orang-orang terdekat atau
bahkan oleh diri mereka sendiri. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental remaja adalah
dengan mempraktikkan self-love. Jika remaja tidak memiliki rasa kecintaan terhadap diri
sendiri, mereka cenderung terjebak dalam pola pikir atau perilaku negatif.
Ada beberapa faktor yang membuat remaja sulit mencintai dirinya sendiri, di antaranya:
1. Kurangnya perhatian terhadap kesehatan jasmani dan rohani.
2. Kurangnya waktu untuk mengenal diri dan merawat diri.
3. Rendahnya potensi dan harga diri.
4. Ketidaktahuan dalam menghadapi masalah.
5. Kurangnya rasa percaya diri.
Selain itu, remaja yang tidak memiliki self-love cenderung mudah mengalami
kecemasan. Kecemasan pada remaja bisa dipicu oleh berbagai faktor. Kecemasan adalah hal
yang wajar dimiliki oleh setiap orang, tetapi jika rasa cemas berlebihan, itu bisa membahayakan
individu. Kecemasan merupakan reaksi emosional yang subjektif terhadap situasi tanpa sasaran
tertentu, dan biasanya menimbulkan gejala seperti perasaan was-was bahwa sesuatu buruk akan
terjadi dalam waktu singkat.
Memulai Langkah Baru Dengan Self Love
Penerimaan diri sendiri adalah keyakinan pada diri sendiri bahwa kita mampu mencapai
tujuan dengan penuh percaya diri. Pengetahuan remaja tentang self-love diharapkan dapat
meningkatkan harga diri mereka, karena pentingnya harga diri bagi setiap individu dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Ada beberapa cara untuk mengembangkan self-love pada
remaja, di antaranya:
1. Fokus pada tujuan yang ingin diraih. Menyadari apa yang kita inginkan dalam
hidup dan bekerja untuk mencapainya dengan tekun dapat membantu meningkatkan harga diri.
2. Membangun keyakinan pada diri sendiri secara bertahap. Ini melibatkan
pengakuan atas kekuatan dan kelemahan kita, serta menerima diri apa adanya tanpa perlu
membandingkan dengan orang lain.
3. Tidak terpengaruh oleh pandangan atau omongan orang lain. Remaja perlu
belajar untuk tidak terlalu memikirkan pendapat orang lain dan tetap fokus pada tujuan pribadi.
4. Selalu ingat bahwa kita berharga apa adanya. Mengingat bahwa setiap individu
memiliki nilai uniknya sendiri, terlepas dari kekurangan atau kesalahan, dapat membantu
membangun harga diri yang kuat.
5. Memilih teman yang mendukung dan menerima kita apa adanya. Dikelilingi
oleh teman-teman yang positif dan menghargai diri kita dapat memberi dorongan tambahan
untuk percaya diri dan memiliki rasa harga diri yang tinggi.
Dampak media sosial terhadap kesehatan mental remaja
Penggunaan media sosial tidak hanya bertujuan untuk tetap terhubung dengan teman,
tetapi juga sering digunakan untuk mencari pengakuan atau popularitas. Namun, terlalu sering
menggunakan media sosial dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental remaja,
seperti meningkatkan risiko depresi, kecemasan, hingga munculnya masalah sosial dan
perilaku. Oleh sebab itu, orang tua dan pengasuh memiliki peran penting dalam memantau
aktivitas online remaja serta membantu mereka mengembangkan kebiasaan sehat dalam
memanfaatkan teknologi.
Masalah kesehatan mental pada remaja akibat kecanduan media sosial dapat diatasi
dengan memperbanyak aktivitas sosial yang lebih positif dan bermanfaat. Penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan media sosial secara berlebihan dalam jangka panjang dapat
mengganggu kesehatan mental dan fisik, bahkan memicu stres yang berpotensi meningkatkan
tekanan darah serta merusak organ penting seperti jantung dan ginjal. Karena itu, penting untuk
menjaga keseimbangan dengan mendorong remaja terlibat dalam kegiatan yang membangun
dan menyehatkan, seperti olahraga, seni, atau aktivitas sosial lainnya.
Cara mengatasi permasalahan kesehatan mental
Kesehatan mental remaja dipengaruhi oleh banyak hal, baik dari dalam diri (internal)
maupun dari luar (eksternal). Keduanya dapat berdampak besar, tergantung bagaimana
situasinya berkembang. Jika masalah dirasa cukup berat, langkah terbaik adalah menemui
psikolog. Namun, saat kondisinya masih memungkinkan untuk dikelola sendiri, motivasi
menjadi kunci penting. Terutama, motivasi dari dalam diri atau yang sering disebut
selfmotivation, dapat membantu seseorang tetap bertahan dalam masa sulit.
Berbagai masalah yang dialami remaja hingga dewasa memiliki tingkat keparahan yang
berbeda-beda. Sering kali, mereka sendiri dapat mengukur sejauh mana masalah itu
memengaruhi hidup mereka. Meski begitu, masalah kecil pun sebaiknya tidak dianggap remeh,
karena jika dibiarkan, masalah tersebut bisa menumpuk dan memicu depresi atau gangguan
mental lainnya. Dengan self-motivation, seseorang bisa mulai melihat masalahnya dari sisi
positif dan belajar menerima dirinya apa adanya. Mencintai diri sendiri bukanlah bentuk
egoisme, melainkan wujud rasa hormat terhadap diri yang justru sangat diperlukan.
Kepercayaan diri menjadi fondasi utama untuk bangkit.
DAFTAR PUSTAKA
Sarmini., Putri, A., Maria, C., Syahrias, L., Mustika, I. (2023). Penyuluhan Mental Health
Upaya Untuk Meningkatkan Kesehatan Mental Remaja. Jurnal Pengabdian Masyarakat.
Volume 6(1): 154-161.
Arsini, Y., Azzahra, H., Tarigan, S. K., Azhari, I. (2023). Pengaruh Media Sosial Terhadap
Kesehatan Mental Remaja. Jurnal Mudabbir. Volume 3(2): 50-54.
Safitri, M. (2021). Pengaruh Masa Transisi Remaja Menuju Pendewasaan Terhadap Kesehatan
Mental Serta Bagaimana Mengatasinya. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Volume 30(1):
20-24.
Ayani K. (2022, Fungs Se/Love pad. Perkembangan Kepribadian
Primary, 1(5), 345-360.
Khumairoh, A., Charisma, N., Anggun, A., & Solikah, A. S. (2024). Self Love
Pada Remaja SMA. Riset Rumpun Ilmu Sosial, Politik Dan Humaniora, 3(1).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.