Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Kemiskinan di Indonesia, Didiamkan atau Sudah Diatasi?

Lainnnya | 2024-12-12 05:51:42

dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan baik dalam upaya bertahan dan melanjutkan

Kemiskinan adalah kondisi di mana adanya ketidakmampuan dalam melakukan

pemenuhan kebutuhan dalam hidup. Kemiskinan ini soal rasa, empati dan martabat

antara sesama manusia dalam menjalankan kehidupan sosial. Kemiskinan ini soal rasa,

empati dan martabat antara sesama manusia dalam menjalankan kehidupan sosial.

Kemiskinan masuk dalam permasalahan sosial budaya dikarenakan ketidakmampuan

hidup.

Data BPS menunjukkan penduduk miskin berjumlah 25,22 juta jiwa pada tahun

2024. Angka ini menunjukan jumlah yang terbilang cukup banyak dari keseluruhan

masyarakat Indonesia yang berjumlah kurang lebih 273.8 juta jiwa. Jumlah penduduk

miskin ini hampir mencapai angka 10% dari keseluruhan penduduk Indonesia. Dari data

ini dapat diketahui bahwasanya Indonesia sudah masuk dalam darurat kemiskinan yang

mana seharusnya lebih difokuskan penanggulangannya bukan justru berlomba untuk

menyamai dengan negara maju, sementara status Indonesia sendiri masih merupakan

negara berkembang.

Kondisi kemiskinan yang dimiliki ini menjadikan Indonesia berada di peringkat

ke-7 sebagai negara dengan PDB terendah di Asia Tenggara yang berada dalam kisaran

angka Rp 79 juta. Posisi ini jelas sangat berbanding terbalik dengan upaya keberlanjutan

yang dimiliki Indonesia dalam ketergabungan Sustainable Development Goals (SDGs)

sebagai dukungan capaian sesungguhnya agenda jangka panjang dalam pembangunan di

Indonesia.

Kondisi ini juga berbanding terbalik dengan tujuan dan keinginan Indonesia

dalam mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045 yang diperingati juga sebagai 100

tahun kemerdekaan Indonesia. Harapan yang ingin dicapai yakni Indonesia mengalami

perkembangan dan kemajuan pesat sehingga dapat merubah status dari negara

berkembang menjadi negara maju. Tentunya dalam mewujudkannya tidak hanya dengan

infrastruktur yang memadai saja, melainkan juga masalah sosial yang harus diatasi

dengan baik seperti kemiskinan ini.

Kemiskinan yang terjadi di Indonesia juga diperparah dengan adanya

kesenjangan antara si kaya dan si miskin yang tampak begitu nyata. Bahkan perwakilan

rakyat yang seharusnya mampu mengayomi dan memberikan dukungan bagi

kesejahteraan masyarakat justru memiliki kekayaan yang berlimpah bagi dirinya sendiri

dan terlibat banyak kasus korupsi yang seharusnya disalurkan kepada rakyat untuk

mencapai kehidupan yang lebih baik.

Kemiskinan di Indonesia ini terjadi karena beberapa hal selain dari faktor

sumber daya alam atau bahkan persaingan. Salah satu penyebab terbesar yakni karena

lapangan pekerjaan yang tidak sepadan dengan jumlah sumber daya manusia yang

dimiliki sehingga menyebabkan pengangguran yang diperparah dengan kondisi

ekonomi yang belum mampu mendukung kualifikasi dari sumber daya manusia yang

diinginkan dalam kebanyakan lowongan pekerjaan di Indonesia.

Saat ini pemerintah dan Presiden sedang berlomba untuk membangun kesan

“terbaik” yang diberikan ke Indonesia yakni dengan membangun berbagai fasilitas di

Ibu Kota atau bahkan dengan menggelontorkan banyak uang untuk pemindahan Ibu

Kota yang sedang menjadi proyek saat ini dimana sebenarnya uang tersebut dapat

digunakan untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia dari jerat tali kemiskinan.

Pemerintah memang sudah menyediakan adanya program penanggulangan kemiskinan

seperti Program Keluarga Harapan, Program Bantuan Pendidikan, dan Jaminan

Kesehatan Masyarakat. Namun, dalam penerapan program yang merupakan runtutan

dari alokasi anggaran pengentasan kemiskinan ini belum mampu secara optimal. Belum

optimal karena pengangguran di Indonesia belum kunjung teratasi dan menyumbang

sebagian besar permasalahan kemiskinan di Indonesia yang mana pengangguran ini

memiliki jumlah sebanyak 7,2 juta jiwa dari keseluruhan penduduk Indonesia

Fenomena permasalahan dalam kemiskinan di Indonesia ini telah menjadi

sebuah masalah struktural yang lantas menjadi sebuah pertanyaan, apakah Indonesia

harus dan selalu berada dalam kondisi kemiskinan ini? Karena melihat pada pergerakan

harapan kemajuan tidak terjadi dengan optimal. Untuk mengeluarkan Indonesia dari

jerat kemiskinan ini, diperlukan adanya program pemerintah yang membantu dan

memfasilitasi masyarakat seperti aturan tegas yang mengharuskan mengedepankan

tenaga kerja Indonesia untuk bekerja dengan membuka lapangan kerja sesuai dengan

jumlah tenaga kerja terkini. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pencapaian

dalam penyelesaian kemiskinan struktural di Indonesia ini harus dilakukan dengan

kerjasama antara pemerintah dan masyarakat agar tercapai Indonesia emas pada tahun

2045 yang membawa perubahan bagi negara dan bangsa Indonesia.

Penulis: Deswita Salsabila

Profesi: Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image