Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Salwa Shofwatul Marwah

Keluarga yang Retak, Menumbuhkan Luka bagi Setiap Anak

Edukasi | 2024-12-11 23:54:07

Keluarga adalah wadah sosialisasi pertama bagi seorang anak, terutama dalam membentuk kepribadianmu,memberikan rasa aman ataupun hal lainnya.Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membeberkan sebanyak 3.172.498 atau sebesar 4,79 persen keluarga yang terdata yang hidup di Indonesia dan telah mengalami konflik penceraian.Hal itupun sangat berdampak bagi seorang anak, entah itu dalam Kesehatan mental, pikiran, social bahkan religius.

sumber:pinterest.com

BROKEN HOME ialah salahsatu istilah gaul dalam Bahasa Ingris yang memiliki arti “Rumah yang Rusak”. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kasus pertikaian dalam keluarga yang berakhir dengan cara perceraian. Seperti yang tertuang dalam buku Psikologi Keluarga karya Drs. Save M. Dagun bahwa faktor-faktor yag menyebabkan pertikaian antara lain, persoalan ekonomi, perbedaan usia, keinginan memperoleh anak putra/putri, persoalan prinsip hidup yang berbeda, perbedaan penekanan dan cara mendidik anak dll".Dalam Buku Ilmu Sosial Dasar karya Dr. Beni Ahmad. Saebani, M.Si (Bandung, Pustaka Setia,2023:hal.17-19) ada beberapa fungsi keluarga dalam kehidupan social :

1. Fungsi edukatif

2. Fungsi rekreasi

3. Fungsi religius

4. Fungsi keamanan

5. Fungsi bilogis

6. Fungsi social

7. Fungsi afeksi

Secara keseluruhan, keluarga memiliki peran yang multifungsi dan sangat penting dalam kehidupan individu khususnya seorang anak. Keluarga bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga merupakan fondasi bagi perkembangan sosial, emosional, dan spiritual seseorang.

Dampak psikologis yang dialami anak-anak ini dapat bervariasi, mulai dari kecemasan, depresi, hingga masalah perilaku. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan masyarakat untuk memberikan dukungan yang memadai kepada anak-anak yang mengalami situasi ini. Pendekatan yang sensitif dan penuh kasih sayang dapat membantu anak-anak merasa lebih aman dan diterima, meskipun mereka berada dalam situasi yang sulit.Namun, meskipun situasi ini sulit, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk meminimalkan luka emosional dan membantu anak-anak beradaptasi dengan perubahan:

1. Komunikasi Terbuka dan Jujur

Orang tua perlu berusaha untuk menjalin komunikasi yang terbuka dan jujur dengan anak-anak mengenai situasi yang sedang terjadi. Menjelaskan situasi sesuai dengan usia mereka dapat membantu anak memahami dan mengurangi rasa bingung serta ketakutan.

2. Dukungan Emosional yang Konsisten

Memberikan dukungan emosional yang terus menerus sangatlah penting. Anak-anak harus merasa dicintai dan diperhatikan meskipun ada perubahan dalam struktur keluarga. Luangkan waktu untuk mendengarkan perasaan mereka dan memberikan penghiburan saat diperlukan.

3. Konseling Keluarga

Mengikuti sesi konseling keluarga dapat menjadi solusi efektif untuk membantu semua anggota keluarga mengekspresikan perasaan dan beradaptasi dengan situasi baru. Seorang profesional dapat memberikan panduan dan strategi untuk mengatasi konflik serta membangun kembali hubungan yang sehat.

4. Menciptakan Lingkungan yang Stabil

Membangun lingkungan yang stabil dan aman bagi anak-anak sangat penting. Ini mencakup menjaga rutinitas sehari-hari, memberikan batasan yang jelas, dan memastikan anak merasa aman di rumah. Stabilitas ini dapat membantu anak merasa lebih tenang di tengah perubahan yang terjadi.

5. Mendorong Ekspresi Diri

Anak-anak perlu didorong untuk mengekspresikan perasaan mereka, baik melalui berbicara, menulis, atau aktivitas kreatif lainnya. Memberikan ruang bagi mereka untuk berkreasi dapat membantu mereka mengungkapkan emosi yang mungkin sulit dinyatakan dengan kata-kata.

6. Membangun Jaringan Dukungan

Mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan membangun jaringan dukungan di luar keluarga, seperti dengan teman, guru, atau kelompok komunitas, dapat membantu mereka merasa lebih terhubung dan mengurangi rasa isolasi. Dukungan dari orang-orang di sekitar mereka dapat memberikan rasa aman dan kenyamanan.

7. Fokus pada Kesejahteraan Anak

Setiap keputusan yang diambil oleh orang tua setelah perceraian harus berorientasi pada kesejahteraan anak. Hal ini meliputi mempertimbangkan kebutuhan emosional, pendidikan, dan sosial mereka. Mengutamakan kepentingan anak dalam setiap langkah yang diambil akan membuat mereka merasa lebih diperhatikan dan dihargai.

Meskipun perpecahan keluarga dapat menyebabkan luka bagi anak-anak, dengan pendekatan yang tepat, dukungan, dan komunikasi yang baik, anak-anak dapat belajar mengatasi situasi sulit ini. Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, serta memberikan perhatian yang penuh kasih, kita dapat membantu anak-anak tumbuh dan berkembang meskipun menghadapi tantangan. Melalui upaya bersama, kita dapat meminimalkan dampak negatif dari perpecahan keluarga dan membantu anak-anak membangun masa depan yang lebih baik.

“Harta yang paling berharga adalah keluarga”

Harta Berharga – lagu Bunga Citra lestari

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image