Pengaruh Penilaian Sekolah terhadap Kualitas Lulusannya
Sekolah | 2024-12-10 10:46:38Sistem penilaian di sekolah merupakan komponen yang sangat berpengaruh langsung terhadap kualitas lulusannya. Penilaian bukan hanya tentang mengukur kemampuan siswa secara akademis, tetapi juga menjadi tolak ukur sejauh mana siswa memahami pelajaran, mengembangkan keterampilan, serta mengimplementasikan nilai-nilai yang diajarkan. Namun, apakah sistem penilaian yang ada saat ini sudah mencerminkan kualitas pendidikan yang sesungguhnya?
Secara umum, penilaian di sekolah sering kali berorientasi pada hasil akhir berupa nilai yang tercantum di rapor. Fokus pada nilai akademik ini terkadang mengesampingkan aspek-aspek lainnya, seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, etika, bahkan kemampuan fisik. sehingga, lulusan sekolah cenderung hanya terfokus pada hasil tanpa memiliki keterampilan yang memadai untuk bersaing di dunia kerja atau melanjutkan pendidikan.
Selain itu, sistem penilaian yang terlalu berorientasi pada hasil ini juga dapat menimbulkan dampak psikologis pada siswa. Banyak siswa yang merasa tertekan karena harus mencapai standar nilai tertentu. Tekanan ini memicu stres dan mengurangi motivasi belajar bahkan memengaruhi kesehatan mental para siswa. Pada akhrinya, kualitas lulusan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan akademiknya, tetapi juga oleh keseimbangan emosional dan kemampuan interpersonal yang mereka miliki.
Namun, penting untuk dicatat bahwa beberapa sekolah mulai mengadopsi sistem penilaian yang lebih holistik. Penilaian berbasis proyek, portofolio, dan observasi langsung menjadi alternatif yang semakin populer. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya dinilai berdasarkan hasil ujian, tetapi juga dilihat dari proses belajar, keterlibatan aktif, dan kreativitas mereka. Sistem ini diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang lebih matang.
Di sisi lain, tantangan penerapan sistem penilaian holistik tidak dapat diabaikan. Kurangnya pelatihan guru dan infrastruktur yang memadai sering kali menjadi hambatan. Banyak guru yang belum terbiasa dengan metode penilaian alternatif dan lebih nyaman menggunakan metode yang lama. Padahal, transformasi sistem penilaian membutuhkan keterampilan dan komitmen dari semua pihak, terutama tenaga pendidik dan institusi pendidikan.
Kualitas lulusan juga dipengaruhi oleh bagaimana penilaian digunakan untuk meningkatkan proses belajar-mengajar. Penilaian tidak hanya berfungsi sebagai alat evaluasi, tetapi juga sebagai umpan balik bagi siswa. Dengan umpan balik yang efektif, siswa dapat memahami kelemahan mereka dan memperbaiki diri, sementara guru dapat menerapkan metode pengajaran yang paling efektif untuk setiap siswa.
Di tingkat kebijakan, pemerintah juga memiliki peran besar dalam menentukan standar penilaian sekolah. Kurikulum nasional harus dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mengakomodasi berbagai jenis penilaian, tetapi kita juga harus mempertimbangkan kesiapan pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan sistem pendidikan itu sendiri seperti para guru, murid dan pihak pihak lainnya, dan juga kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menghasilkan sistem penilaian yang efektif.
Kesimpulannya, penilaian sekolah memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas lulusannya. Sistem penilaian yang berfokus pada hasil angka tanpa mempedulikan proses pembelajaran dapat menyebabkan lulusannya kurang siap menghadapi dunia nyata. Oleh karena itu, transformasi dalam sistem penilaian perlu dilakukan secara menyeluruh tetapi bertahap agar tidak ada “culture shock” yang terjadi saat perubahan itu sendiri dilaksanakan, dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan. Dengan demikian, lulusan sekolah tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter, keterampilan, dan kemampuan untuk menjadi seseorang yang berpenagruh baik di masyarakat.
Nama : Khalifatul Muhammad Altsyaqif
Institusi : Universitas Airlangga
Vakultas : Vokasi
Prodi : Manajemen Perhotelan
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.