Bahaya Tersembunyi di Balik Senyum Anda
Edukasi | 2024-12-09 22:00:51Senyum mencerminkan kebahagiaan, tapi apakah senyum Anda benar-benar sehat? Meski terlihat baik, kesehatan gigi dan mulut bisa terancam oleh masalah tersembunyi, seperti karang gigi. Sayangnya, banyak yang lalai dengan karang gigi hingga menjadi ancaman yang serius. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa lebih dari 60% populasi dunia mengalami masalah kesehatan mulut, termasuk karang gigi. Lalu, apa sebenarnya karang gigi, dan mengapa harus diwaspadai?
Karang gigi adalah lapisan keras yang terbentuk dari sisa-sisa makanan, bakteri, dan mineral yang menumpuk di permukaan gigi. Meski terlihat seperti kotoran biasa, karang gigi tidak dapat dihilangkan hanya dengan menyikat gigi, bahkan jika dilakukan berulang kali. Lapisan ini terus menempel dan semakin mengeras jika tidak segera ditangani. Satu-satunya cara efektif untuk membersihkan karang gigi adalah dengan perawatan profesional oleh dokter gigi. Oleh karena itu, penting untuk rutin memeriksakan gigi ke dokter guna menjaga kesehatan gigi dan mulut secara menyeluruh.
Proses Pembentukan Karang Gigi
Karang gigi terbentuk ketika plak, yang mengandung bakteri, sisa makanan, dan air liur, tidak dibersihkan secara efektif. Mineralisasi dari kalsium fosfat dalam air liur menyebabkan plak mengeras dan melekat erat pada permukaan gigi.
Jenis Karang Gigi
o Supragingival
Jenis karang gigi yang berada di atas garis gusi. Biasanya, karang gigi ini berwarna kekuningan dan lebih mudah dibersihkan dibandingkan jenis lainnya. Namun, jika dibiarkan, karang gigi supragingival dapat menyebabkan radang gusi ringan atau gingivitis. Kondisi ini ditandai dengan gusi yang mudah berdarah saat menyikat gigi.
o Subgingival
Jenis karang gigi yang terbentuk di bawah garis gusi. Meski komposisinya sama dengan karang gigi di atas gusi, karang gigi subgingiva biasanya lebih berbahaya. Letaknya yang tersembunyi sering menyebabkan perdarahan lebih parah dan berwarna hitam. Warna hitam ini berasal dari darah yang teroksidasi, sehingga memberikan ciri khas yang berbeda dibandingkan karang gigi supragingival.
Dampak Karang Gigi
• Lokal
Karang gigi adalah tempat ideal bagi bakteri untuk berkembang.
o Gingivitis: Peradangan gusi akibat karang gigi ditandai dengan gusi merah, bengkak, dan mudah berdarah.
o Periodontitis: Karang gigi yang tidak diatasi dapat menyebabkan kerusakan jaringan penyangga gigi, berujung pada gigi goyang dan bahkan kehilangan gigi.
o Bau mulut.
• Sistemik: Penelitian menunjukkan bahwa bakteri dari karang gigi dapat memasuki aliran darah, meningkatkan risiko aterosklerosis, stroke, dan gangguan kontrol gula darah pada pasien diabetes.
o Penyakit Kardiovaskular: Bakteri dari mulut dapat memasuki aliran darah, menyebabkan peradangan kronis yang memengaruhi kesehatan jantung.
o Diabetes: Karang gigi memperburuk kontrol gula darah, sedangkan diabetes memperparah penyakit periodontal dalam hubungan yang bersifat dua arah.
Prevalensi dan Risiko
Data dari ADA menunjukkan bahwa sekitar 48% orang dewasa memiliki karang gigi, dengan prevalensi lebih tinggi pada individu yang jarang melakukan scaling atau memiliki kebiasaan oral hygiene yang buruk
Pencegahan dan Solusi
• Kebersihan Mulut: Menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride, menggunakan benang gigi, dan berkumur dengan antiseptik efektif mengurangi risiko pembentukan plak.
• Pemeriksaan Rutin: Scaling oleh dokter gigi setiap enam bulan membantu mencegah penumpukan karang gigi yang tidak dapat diatasi dengan menyikat gigi biasa.
• Edukasi: Penyuluhan tentang bahaya karang gigi di masyarakat penting untuk meningkatkan kesadaran akan kebersihan mulut.
Karang gigi adalah masalah kesehatan mulut yang tidak boleh dianggap remeh. Selain menyebabkan penyakit gusi, karang gigi dapat meningkatkan risiko penyakit sistemik seperti penyakit jantung dan diabetes. Pencegahan melalui kebiasaan kebersihan mulut yang baik dan pemeriksaan rutin adalah kunci untuk mengatasi masalah ini. Dengan memahami bahaya karang gigi, masyarakat dapat lebih menjaga kesehatan mulut demi mendukung kualitas hidup yang lebih baik.
Faradiba, N. (2022, 07 04). Penyebab Karang Gigi dan Macam-Macam Karang Gigi. Retrieved from kompas.com: https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/04/183300623/penyebab-karang-gigi-dan-macam-macam-karang-gigi#google_vignette
fikal nurul uya, i. r. (2022, November 16). Hasil Penelitian, Gagal Ginjal Akut Disebabkan Keracunan Obat Sirup. Retrieved from kompas.com: https://nasional.kompas.com/read/2022/11/16/12425231/hasil-penelitian-gagal-ginjal-akut-disebabkan-keracunan-obat-sirup?page=all
Pittara, d. (2024, Februari 24). Karang Gigi. Retrieved from Karang Gigi: https://www.alodokter.com/karang-gigi
Publication. (2022, November 18). Global oral health status report: towards universal health coverage for oral health by 2030. Retrieved from World Health Organization: https://www.who.int/publications/i/item/9789240061484
Robert H. Shmerling, M. S., & Editorial Advisory Board Member, H. H. (2024, October 08). Gum disease and the connection to heart disease. Retrieved from Harvard Health Publishing: https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/gum-disease-and-the-connection-to-heart-disease
rokom. (2022, october 19). Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak Meningkat, Orang Tua Diminta Waspada. Retrieved from kementerian kesehatan: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20221017/3141288/kasus-gagal-ginjal-akut-pada-anak-meningkat-orang-tua-diminta-waspada/
rokom. (2022). kementerian kesehatan. Retrieved october 19, 2022
TabitaTonglo. (2021). GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG TEKNIKMENYIKAT GIGIDANKARANG GIGI PADA SISWA KELAS 1 SMP BENIH PAPUA DI TIMIKAPROVINSI PAPUA BARAT. JIGIM(Jurnal Ilmiah Gigi dan Mulut), 1.
Tonglo, T. (2021). GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG TEKNIK MENYIKAT GIGI DAN KARANG GIGI PADA SISWA KELAS 1 SMP BENIH PAPUA DI TIMIKAPROVINSI PAPUA BARAT. JIGIM (Jurnal Ilmiah Gigi dan Mulut), 1.
Villoria, G. E. (2024, november 22). Periodontal disease: A systemic condition. Periodontal disease: A systemic condition, p. 14.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.