Teknologi Digital: Peluang atau Ancaman bagi Kesehatan Mental Generasi Muda?
Teknologi | 2024-12-09 21:08:46Perkembangan teknologi digital yang pesat telah membawa perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi muda. Akses informasi yang cepat dan kemudahan berkomunikasi menjadi keunggulan utama. Namun, di sisi lain, penggunaan teknologi secara berlebihan menjadi ancaman serius terhadap kesehatan mental yang tidak boleh diremehkan.Pengaruh Teknologi pada Kesehatan Mental Generasi Muda.
Hasil survei menunjukkan rata-rata mahasiswa menghabiskan waktu hingga 8 jam per hari menggunakan perangkat digital. Media sosial mempermudah interaksi jarak jauh, namun dampak negatif sering kali muncul akibat penggunaan yang tidak terkontrol. Misalnya, paparan konten yang menampilkan kehidupan “sempurna” dapat memicu rasa rendah diri, kecemasan, hingga depresi.
Studi pada mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Jakarta menemukan bahwa 59% responden merasa kesehatan mental mereka terpengaruh secara negatif oleh teknologi (Fatkhan & Putri, 2023). Masalah seperti gangguan tidur akibat penggunaan gawai hingga larut malam menjadi salah satu faktor utama yang memperburuk kesehatan fisik dan mental.
Dampak Negatif Penggunaan Teknologi Berlebihan:
1. CyberbullyingMedia sosial kerap menjadi wadah perundungan yang dapat merusak rasa percaya diri.
2. Gangguan Pola TidurPaparan layar sebelum tidur menghambat kualitas istirahat, memicu stres, dan kelelahan.
3. Kecanduan InternetKetergantungan pada media digital, seperti aplikasi atau game, mengganggu keseimbangan hidup.
4. Menurunnya Interaksi SosialKetergantungan pada komunikasi digital menurunkan frekuensi interaksi langsung, mengurangi empati, dan melemahkan hubungan sosial.
Solusi untuk Mengelola Penggunaan Teknologi
Untuk meminimalkan dampak negatif teknologi, langkah-langkah berikut dapat diterapkan:
1. Batasi Waktu Penggunaan GadgetAtur durasi penggunaan perangkat digital, terutama pada malam hari, untuk menjaga kualitas tidur.
2. Perbanyak Aktivitas Sosial dan FisikOlahraga, berkumpul dengan teman, atau aktivitas luar ruangan lainnya dapat membantu mengurangi stres sekaligus meningkatkan kebahagiaan.
3. Edukasi Literasi DigitalGenerasi muda perlu diberi pemahaman tentang manfaat dan risiko teknologi, serta cara mengenali dan menghindari konten negatif.
4. Dukungan SosialOrang tua, guru, dan komunitas memiliki peran penting dalam membimbing penggunaan teknologi yang sehat.
Peran Pemerintah dan Industri Teknologi
Kolaborasi antara pemerintah dan industri teknologi diperlukan untuk menciptakan lingkungan digital yang sehat. Contohnya, fitur pembatas waktu layar, kampanye edukasi tentang risiko teknologi terhadap kesehatan mental, dan literasi digital yang diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan sejak dini.
Teknologi digital menawarkan manfaat yang besar, namun penggunaannya harus bijak. Ketergantungan berlebihan dapat memicu berbagai gangguan kesehatan mental, terutama di kalangan generasi muda. Dengan membatasi waktu penggunaan, meningkatkan aktivitas sosial, serta mengedukasi generasi muda tentang literasi digital, risiko ini dapat diminimalkan.
Referensi
1. Affarel, M. W., Aji, M., & Mia, A. (2024). Pengaruh Teknologi Terhadap Kesehatan Mental. Jurnal Hukum Kesehatan Indonesia, 4(1), 1-8.
2. Fatkhan, A., & Putri. (2023). Dampak Perubahan Teknologi Terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2019. Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(4).
3. Julhamdani, F., Elis, T., Tarsono., Ulfiah., & Heryana, N. (2024). Peran Teknologi dan Media Sosial dalam Membentuk Dinamika Kesehatan Mental Berdasarkan Perspektif Islam. Jurnal on Education, 6(2), 11448-11463.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.