Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image melani Putri

Etika Bisnis Islam di Era Kontroversi Influencer dan Produk tak Halal

Ekonomi Syariah | 2024-12-09 06:35:28

Influencer sebagai penggerak tren dan pemasaran sangat penting dalam dunia digital saat ini. Influencer dapat memperkenalkan barang atau jasa kepada khalayak luas dalam hitungan detik dengan jutaan pengikut.

Namun, di balik kilau popularitas dan pengaruh mereka, muncul sejumlah kontroversi. Salah satunya adalah menjual produk yang status halalnya tidak jelas, yang sangat diperhatikan di kalangan orang Muslim yang mengutamakan halal dalam memilih produk.

Apa pandangan etika bisnis Islam tentang fenomena ini? Dan apa langkah yang dapat diambil untuk menyelesaikannya?

Fenomena Influencer dan Tantangan Produk Halal

https://images.app.goo.gl/Xva44QhDLgzLu2xYA" />
Sumber : https://images.app.goo.gl/Xva44QhDLgzLu2xYA

Influencer sering kali menerima tawaran kerja sama dari berbagai merek tanpa melakukan pengecekan mendalam terhadap produk yang akan mereka promosikan. Dalam banyak kasus, produk tersebut belum memiliki sertifikasi halal atau bahkan mengandung bahan yang bertentangan dengan prinsip Islam.

Misalnya, promosi makanan atau minuman yang belum terverifikasi halal atau kosmetik yang menggunakan bahan haram. Masalah ini semakin rumit ketika influencer Muslim juga ikut memasarkan produk semacam ini, yang dapat menimbulkan keraguan dan kecaman dari pengikutnya.

Kontroversi ini tidak hanya mencoreng reputasi influencer tetapi juga menimbulkan dampak negatif pada kepercayaan masyarakat terhadap produk yang dipromosikan. Lebih buruk lagi, hal ini dapat merugikan konsumen Muslim yang tanpa sadar menggunakan produk yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

Lalu Bagaimana Prinsip Etika Bisnis Islam dalam Periklanan?

Dalam Islam, bisnis tidak hanya soal keuntungan, tetapi juga soal kejujuran, keadilan, dan keberkahan. Ada beberapa prinsip etika bisnis Islam yang relevan dalam konteks ini:

  1. Kejujuran dalam Informasi Islam menekankan pentingnya menyampaikan informasi yang benar dan tidak menyesatkan. Dalam periklanan, ini berarti influencer harus memastikan bahwa klaim produk yang mereka promosikan adalah benar dan dapat dibuktikan.
  2. Kehalalan Produk Produk yang dipromosikan harus halal, tidak hanya dari segi bahan tetapi juga proses produksinya. Promosi produk yang tidak jelas status halalnya dapat merugikan konsumen Muslim dan bertentangan dengan prinsip syariah.
  3. Menghindari Eksploitasi Emosi Periklanan dalam Islam harus dilakukan dengan cara yang adil dan tidak memanipulasi emosi konsumen untuk membeli sesuatu yang tidak mereka butuh kan.
  4. Tanggung Jawab Sosial Influencer memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga kepercayaan pengikutnya. Ini termasuk memastikan bahwa produk yang mereka promosikan bermanfaat dan tidak merugikan

Solusi untuk Influencer Muslim

Agar dapat tetap relevan dan bertanggung jawab, influencer Muslim perlu mempraktikkan beberapa langkah berikut:

  1. Melakukan Riset Produk Sebelum menerima kerja sama, lakukan pengecekan mendalam terhadap produk. Pastikan produk memiliki sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh lembaga resmi seperti MUI.
  2. Memberikan Edukasi kepada Pengikut Selain mempromosikan produk, influencer juga dapat memberikan edukasi kepada pengikutnya tentang pentingnya memilih produk halal dan berkualitas.
  3. Berani Menolak Tawaran yang Tidak Sesuai Tawaran kerja sama yang tidak sesuai dengan prinsip Islam sebaiknya ditolak, meskipun secara finansial menggiurkan. Keputusan ini akan menunjukkan komitmen dan integritas influencer terhadap ajaran agama.

Dengan mengikuti etika bisnis Islam, pengaruh mempertahankan keberkahan dalam pendapatan mereka dan membangun hubungan yang lebih kuat dan percaya dengan pengikutnya. Konsumen Muslim akan merasa lebih nyaman menggunakan barang-barang yang dipromosikan, dan hal ini dapat menghasilkan lingkungan periklanan yang lebih baik. Selain itu, tindakan ini juga berfungsi sebagai bentuk dakwah yang positif di era internet. Influencer Muslim dapat menjadi teladan yang baik, menunjukkan bahwa kesuksesan dalam karier dapat berjalan seiring dengan menjaga prinsip agama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image