Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nasywaa Rihhadatul Aisy

Keterbelakangan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Pendidikan dan Literasi | 2024-12-07 07:17:14
Sumber : Dokumen Pribadi

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kebodohan dan kemiskinan di negara kita yaitu Indonesia. Yang kita tahu, siapapun yang bersekolah tentu saja sudah banyak mengetahui hal yang ada di dunia ini. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk masa depan individu dan Masyarakat. Selain memberikan pengetahuan dan keterampilan, Pendidikan juga dapat membantu dalam pembangunan karakter, peningkatan kesempatan kerja, dan menciptakan Masyarakat yang lebih harmonis dan maju. Dengan adanya Pendidikan dapat membantu Masyarakat untuk menata masa depan secara bijak dan berfikir lebih kritis dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam kehidupannya.

Kualitas Pendidikan di Indonesia semakin memburuk dan membutuhkan perhatian lebih serius. Pada tahun 2023, berdasarkan data yang dirilis oleh worldtop.org, peringkat Pendidikan Indonesia berada diurutan ke-67 dari total 209 negara diseluruh dunia. Hal tersebut membuktikan bahwa masih kurangnya peningkatan kualitas Pendidikan dan keterbelakangan Pendidikan di Indonesia. terlihat dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dibandingkan negara lain. Sistem pendidikan yang digunakan di Indonesia tidak jauh berbeda dengan sistem pendidikan di negara lain. Hanya yang membedakan adalah kesalahan pada saat praktek di lapangannya.

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain permasalahan efektivitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan. Hal ini masih menjadi permasalahan pendidikan di seluruh Indonesia.Adapun permasalahan dalam dunia Pendidikan yaitu:

1. Rendahnya kualitas guru

2. Kurikulum yang tidak relevan

3. Kesenjangan Pendidikan antar daerah

4. Kurangnya fasilitas Pendidikan

5. Kemiskinan dan putus sekolah

6. Tingginya Tingkat pengangguran setelah lulus

Rendahnya profesionalisme guru dapat disebabkan karena faktor dari dalam diri individu guru sendiri dan faktor dari luar misalnya sekolah, keluarga, dan Masyarakat. Meskipun jumlah guru di Indonesia mencukupi, namun masih terdapat permasalahan mengenai kualitas guru.seperti kurangnya pelatihan, sertifikasi, dan insentif untuk menarik guru yang berkualitas dapat berdampak negatif terhadap Pendidikan. Untuk mengatasinya yaitu dengan meningkatkan pelatihan guru yang menunjang kualitas guru, meningkatkan sistem sertifikasi, melanjutkan jenjang Pendidikan yang lebih tinggi. Cara ini dapat digunakan untuk mendukung kualitas profesional guru yang lebih baik ketika mengajar siswa di sekolah dan untuk menanggapi segala bentuk kecemasan di lingkungan.

Kurikulum yang tidak relevan dengan kebutuhan dan karakteristik masyarakat maka kurikulum tersebut tidak akan membekali para siswa dengan sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan kondisi masyarakatnya, sehingga mereka tidak dapat menjadi anggota masyarakat yang baik. Banyak kritik terhadap kurikulum di Indonesia karena dianggap tidak memadai dan tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Perlu dilakukan revolusi kurikulum untuk memastikan bahwa siswa dilatih dengan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja modern.

Kesenjangan antara kota dan desa dalam hal akses dan kualitas pendidikan masih menjadi permasalahan yang serius. Investasi lebih lanjut harus dilakukan di daerah pedesaan untuk menciptakan kesempatan pendidikan yang setara bagi semua anak. Kurangnya fasilitas Pendidikan juga masih menjadi masalah dalam dunia Pendidikan. Beberapa sekolah masih kekurangan fasilitas dasar seperti ruang kelas yang memadai, perpustakaan dan laboratorium. Untuk mengatasi kesenjangan Pendidikan antarwilayah, pemerintah harus berinvestasi dalam membangun infrastruktur Pendidikan yang memadai di wilayah terpencil, memperhatikan peningkatan kualitas tenaga pendidik di wilayah terpencil dan mengalokasikan dana yang cukup untuk mendukung Pendidikan di wilayah terpencil.

Kemiskinan juga dapat menyebabkan anak-anak putus sekolah. Laporan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menunjukkan, ada 75.303 orang anak yang putus sekolah pada 2021. Jumlah anak yang putus sekolah di tingkat sekolah dasar (SD) merupakan yang tertinggi sebanyak 38.716 orang. Faktor penyebab putus sekolah adalah keadaan ekonomi dan latar belakang orang tua yang rendah. Solusi yang dapat mengatasi kemiskinan yaitu dengan memberikan beasiswa Pendidikan bagi masyarakat miskin, bantuan dana Pendidikan, program bantuan Pendidikan bagi Masyarakat miskin(BSM), serta sosialisasi kepada Masyarakat.

Masalah serius lainnya adalah tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan. Kerjasama yang erat antara institusi pendidikan dan industri diperlukan untuk memastikan bahwa lulusan memiliki keterampilan yang dibutuhkan di pasar tenaga kerja. Pemahaman yang mendalam mengenai permasalahan ini memungkinkan pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk bekerja sama mencari solusi yang efektif. Pendidikan berkualitas adalah kunci untuk mengatasi tantangan ini dan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image