IUCSRS Dewan Pendidikan Kabupaten Maros Sukses Laksanakan Indonesia-Malaysia Week 2025
Info Terkini | 2025-01-29 17:46:26Maros – Upaya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di Sulawesi Selatan kembali dilakukan. Indonesian Universities Consortium on Social Religious Studies (IUCSRS) yang merupakan prakarsa Dewan Pendidikan Kabupaten Maros melanjutkan rangkaian Indonesia-Malaysia Week 2025 yang juga seiring dengan Simposium Pendidikan Tinggi.
Acara dimulai dari Sabtu 28 Januari 2025 s.d. Rabu, 28 Januari 2025. Diantaranya dengan diskusi informal bersama kepala madraah di lingkungan Kemenag Gowa dengan diantara percakapan adalah terkait program Madrasah Riset.
Tujuh kegiatan diselenggarakan selama sepekan bertempat di Maros, Barru, Parepare, Sidrap, Soppeng, dan Sungguminasa. Dalam kesempatan ini, menjadi mitra adalah Universitas Muhammadiyah Barru, Institut Andi Sapada (Parepare), IAI DDI Sidrap, Universitas Lamappapoleonro, dan Madrasah Aliyah di jajaran kemenag Gowa.
Simposium yang telah digelar secara daring ini menghadirkan sejumlah pakar pendidikan, dosen, mahasiswa, serta pemangku kepentingan terkait. Diskusi mendalam dilakukan untuk merumuskan implementasi program “Madrasah Riset” yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan masyarakat Sulawesi Selatan.
“Program Madrasah Riset ini merupakan langkah strategis untuk mendorong tumbuhnya budaya riset sejak dini di kalangan pelajar,” ujar Ismail Suardi Wekke, Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Maros yang juga Scientific Committee SEAAM. Ia berharap program ini dapat melahirkan siswa yang inovatif dan mampu memecahkan masalah di lingkungannya.
Dalam simposium ini, para peserta juga membahas berbagai tantangan dan peluang dalam implementasi Madrasah Riset. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah keterbatasan sumber daya, baik itu sumber daya manusia maupun infrastruktur.
Namun, para peserta optimis bahwa dengan kerja sama yang baik antara berbagai pihak, tantangan tersebut dapat diatasi. “Dengan adanya kolaborasi, ini dapat dilaksanakan,” kata Ismail.
“Madrasah Riset bukan hanya sekadar tempat untuk melakukan penelitian, tetapi juga sebagai wadah untuk mengembangkan kreativitas dan kritisitas siswa,” ungkap Ismail. Ia menambahkan bahwa program ini juga dapat memperkuat hubungan antara sekolah dengan masyarakat dan perguruan tinggi.
Selain membahas Madrasah Riset, simposium ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dengan madrasah di Kabupaten Gowa. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperkaya pengetahuan siswa.
“Perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan Madrasah Riset. Para dosen dapat menjadi mentor bagi siswa dan memberikan bimbingan dalam melakukan penelitian,” ujar Ismail dalam kesempatan pertemuan yang juga dihadiri Kepala Kemenag Kabupaten Gowa.
Dengan adanya seri simposium ini, diharapkan menjadi bagian dalam merencanakan program yang akan berlangsung pada tahun ini. Program ini diharapkan dapat menjadi bagian dalam mengimplementasikan program madrasah riset dan juga madrasah keterampilan sehingga meningkatkan kualitas pendidikan melalui pengembangan budaya riset.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.