Maraknya Stunting di Zaman Now, Siapa Sebenarnya Pahlawan yang Bisa Menyelamatkan Gen Z?
Info Sehat | 2024-12-06 22:00:40Stunting yang mengancam perkembangan anak bukan masalah yang asing lagi di Indonesia. Berdasarkan data United Nations Children`s Fund (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) prevalensi angka stunting di Indonesia menempati urutan tertinggi ke-27 dari 154 negara yang memiliki data stunting. Hal ini menjadikan Indonesia berada pada urutan ke-5 diantara negara-negara Asia. Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) prevalensi stunting tahun 2023 mencapai 21,5% yang hanya turun 0,8% dari tahun sebelumnya. Dampak buruk yang ditimbulkan adalah gangguan perkembangan otak, kecerdasan, fisik, dan bahkan metabolisme tubuh yang mempengaruhi kesehatan jangka panjang.
Namun siapa sangka, di tengah kemajuan teknologi yang pesat, Gen Z yang seharusnya menjadi pionir dalam dunia digital dengan segudang potensi masih terjebak dalam dampak stunting. Memperihatinkan bukan? era dimana semuanya serba cepat dan terkoneksi, masalah klasik seperti stunting seakan menjadi bayangan gelap yang terus menghantui.
Semakin terbukanya akses informasi menjadi pertanyaan siapa sebenarnya pahlawan yang bisa menyelamatkan di tengah situasi ini?. Tentu jawabannya bukan hanya terletak pada kebijakan pemerintah atau intervensi masyarakat. Salah satu pahlawan utama dalam perjuangan ini adalah perawat. Perawat berperan penting dalam mengatasi stunting, terutama melalui pendekatan holistik dan menyeluruh. Mereka tidak hanya berfokus pada perawatan fisik anak yang mengalami masalah gizi, tetapi juga pemberdayaan orang tua untuk lebih peduli terhadap pemenuhan kebutuhan gizi anak sejak usia dini.
Perawat memberikan edukasi pentingnya asupan makanan bergizi untuk mendukung pertumbuhan janin, serta penyuluhan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama. Setelah bayi lahir, dilakukan pemantauan tumbuh kembang anak dengan pengukuran tinggi badan, berat badan, pengamatan terhadap perkembangan motorik anak, dan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat. Banyak orang tua yang kurang tahu jenis makanan yang sesuai untuk anak usia dini. Dengan demikian, perawat memberikan panduan yang jelas mengenai pemilihan makanan bergizi serta cara penyajiannya agar anak mendapatkan nutrisi yang optimal. Pengetahuan akan mempengaruhi perilaku ibu dalam menjaga kesehatan anaknya (Putri et al., 2021).
Perawat juga bertindak sebagai motivator kepada masyarakat yaitu memberikan semangat kepada warga agar lebih peduli lagi terhadap kesehatan. Dengan adanya tenaga kesehatan khususnya perawat pemahaman masyarakat terkait stunting menjadi lebih baik (Munawaroh 2020). Hasil studi yang dilakukan (Afrizal Hendra 2018) menunjukkan bahwa peran perawat dalam pencegahan stunting seperti meningkatkan gizi pada anak dinilai cukup baik dengan melihat persepsi dan harapan pasien yang menggunakan dan menerima layanan pencegahan stunting.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.