Mengunyah Es Batu itu Kesenangan atau Ancaman ya bagi Kesehatan Gigi?
Edukasi | 2024-12-06 16:51:27Apakah anda memiliki kebiasaan mengunyah es batu untuk menyegarkan mulut? Mengunyah es batu mungkin tampak seperti kebiasaan yang tidak berbahaya bahkan termasuk suatu hal yang menyenangkan dan menyegarkan untuk dilakukan bagi kebanyakan orang terutama saat musim kemarau. Banyak orang, baik anak-anak maupun dewasa, mengunyah es batu sebagai pelengkap minuman atau hanya untuk sekedar menikmati sensasi mengunyah dalam mulut. Namun, sebenarnya dibalik sensasi segar yang dirasakan hal itu dapat memunculkan berbagai masalah yang mengancam kesehatan gigi mereka yang sering kali diabaikan.
Kebiasaan mengunyah es batu ini dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti :
1. Kerusakan pada Enamel Gigi
Enamel gigi merupakan lapisan pelindung terluar yang ada pada gigi yang berfungsi untuk melindungi gigi dari kerusakan. Jika seseorang mengigit sesuatu yang sifatnya itu keras contohnya seperti es batu, enamel ini dapat mengalami pengikisan, keretakan maupun terluka. Semakin sering anda mengunyah atau mengonsumsi es batu maka enamel pada gigi akan terkikis secara perlahan dan akibat dari pengikisan ini dapat menyebabkan risiko gigi menjadi lebih sensitif terhadap makanan atau minuman yang bersuhu dingina atau panas.
2. Gigi Berisiko Patah atau Retak
Kebiasaan sering mengunyah atau mengonsumsi es batu dapat meningkatkan risiko gigi patah atau retak. Gigi adalah bagian dari organ tubuh yang paling kuat, bahkan jika dibandingkan dengan tulang saja gigi jauh lebih kuat. Namun, gigi kita ini tidak dirancang untuk menahan sebuah tekanan, hantaman, atau hentakan dengan es batu. Akibat tekanan berlebihan yang muncul dari proses pengunyahan es batu, gigi yang sudah pernah mendapatkan perawatan seperti tambalan atau mahkota lebih rentan mengalami kerusakan.
3. Sensitivitas pada Gigi
Risiko ketiga yang muncul akibat kebiasan mengunyah atau mengonsumsi es batu adalah terganggunnya sensitivitas pada gigi, terutama jika enamel gigi sudah mulai rusak. Kebiasaan mengunyah atau mengonsumsi es batu bisa membuat gigi menjadi retak hingga lapisan dentin itu terbuka. Hal itu akhirnya membuat gigi bisa menjadi lebih sensitif atau biasanya gigi akan terasa ngilu jika bersentuhan atau terkena makanan atau minuman yang bersuhu panas ataupun dingin.
4. Risiko Karies Gigi
Karies gigi adalah risiko lain yang timbul karena kebiasaan mengunyah atau mengonsumsi es batu. Karena kebiasaan tersebut membuat gigi bisa menjadi reta maka garis yang muncul karena keretakan tersebut bisa menjadi pintu masuk bagi berbagai bakteri dan dapat meningkatkan risiko terjadinya karies gigi, dari celah yang telah terbentuk akibat keretakan ini memungkinkan bakteri dapat berkembang biak dan menyebabkan risiko pembusukan gigi.
Nah, dengan berbagai risiko dan efek yang telah disebutkan diatas, apakah anda masih akan melanjutkan kebiasaan anda yang suka mengonsumsi atau mengunyah es batu secara terus menerus? Meskipun tidak tampak berbahaya, kebiasaan yang anda lakukan ini jika diteruskan maka akan berujung pada masalah kesehatan mulut yang serius dan memerlukan perawatan intensif ke dokter gigi. Oleh karena itu, hindari kebiasaan ini untuk menjaga kesehatan gigi kita dan jika anda merasa bahwa gigi anda mengalami masalah karena kebiasaan ini maka segera pergi ke dokter gigi untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Referensi
Griffin, S. O., & Kohn, W. (2015). Dental Erosion and Wear: A Review of Etiology and Risk Factors. Journal of Clinical Dentistry, 26(4), 163-168.
Lee, G. T. (2018). Effects of Ice Chewing on Dental Health: A Clinical Study. Journal of the American Dental Association, 149(11), 987-993.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.