Pengaruh KPOP terhadap Kesehatan Mental Remaja
Gaya Hidup | 2024-12-06 11:10:11Dalam dekade terakhir, fenomena K-Pop (Korean Pop) telah menyebar ke seluruh penjuru dunia, menarik perhatian jutaan remaja dari berbagai negara. Tidak hanya dikenal melalui penampilan para idol yang menari dan bernyanyi secara bersamaan, K-Pop juga mempengaruhi gaya hidup dan budaya para penggemarnya. Namun, popularitas yang besar ini juga membawa dampak signifikan terhadap kesehatan mental remaja. Sebuah studi oleh Frontiers in Psychology (2020) menyebutkan bahwa musik dengan tema positif dapat meningkatkan suasana hati dan memberikan dukungan emosional, terutama bagi remaja yang merasa kesepian atau tertekan. Lagu-lagu seperti "Ugly" dari 2NE1, "The Last" oleh Agust D, dan "Breathe" yang dinyanyikan Lee Hi, sering menangani isu-isu seperti kecemasan, depresi, hingga tekanan sosial, membantu penggemar merasa lebih dimengerti dan terhubung.
Namun, ada pula dampak negatif yang perlu diperhatikan. Journal of Youth and Adolescence (2021) menyebutkan bahwa keterlibatan berlebihan dengan idola K-pop dapat memunculkan perasaan kecanduan atau ketergantungan emosional. Hal ini terjadi karena hubungan parasosial, yaitu hubungan satu arah antara penggemar dan idola, yang dapat mengurangi kemampuan remaja untuk membangun hubungan sosial yang sehat di dunia nyata. Secara keseluruhan, K-pop memberikan pengaruh kompleks pada kesehatan mental remaja. Di satu sisi, ia menjadi alat dukungan emosional yang kuat dan medium untuk mengungkapkan diri, sementara di sisi lain, tekanan industri dan standar sosialnya bisa menjadi beban psikologis. Penting bagi penggemar untuk mengambil sisi positif dari budaya ini sambil tetap mempertahankan keseimbangan emosional dan kritis terhadap dampaknya.
Standar kecantikan yang ketat dalam dunia K-pop juga memengaruhi citra tubuh remaja. Sebuah artikel dari The Teen Magazine menjelaskan bahwa K-pop sering kali mempromosikan standar kecantikan tidak realistis, seperti memiliki kulit putih dan tubuh yang ramping. Tekanan ini dapat menyebabkan remaja merasa tidak puas dengan penampilan mereka sendiri, yang pada akhirnya berdampak negatif pada kesehatan mental.
K-pop adalah fenomena budaya yang mendukung dan menghibur banyak remaja, tetapi seperti halnya pengaruh lainnya, ada manfaat dan risikonya. Pengaruh ini menunjukkan bahwa K-Pop adalah pedang bermata dua: bisa menjadi sumber inspirasi dan penyemangat, tetapi juga dapat menimbulkan dampak kurang baik jika berlebihan. Dengan keseimbangan, remaja dapat menikmati manfaat positif dari budaya ini untuk kesehatan mental mereka. Oleh karena itu, penting bagi individu dan komunitas untuk memanfaatkan sisi positifnya sambil menjaga keseimbangan emosional dan memahami realitas di balik industri ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.