Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Trezye

Aktivitas Komunikasi Terapeutik antara Pasien dan Perawat di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA)

Edukasi | 2024-12-04 12:13:26

NAMA: OCTAFIA TREZYE DHARMAWAN PUTRI

NIM: 005241094

FAKULTAS: VOKASI

PRODI: D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Komunikasi terapeutik adalah interaksi yang dilakukan oleh perawat secara terencana dengan tujuan mendukung pasien dalam proses penyembuhan. Interaksi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan psikologis, sosial, dan emosional pasien di samping aspek fisiknya. Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair), sebagai salah satu institusi kesehatan terkemuka, memandang penting penerapan komunikasi terapeutik untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan kepuasan pasien (Rumah Sakit Universitas Airlangga, 2023).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif dapat mengurangi kecemasan pasien dan membantu mereka merasa lebih siap menghadapi prosedur medis (Davis et al., 2016). Menurut Yoder-Wise (2014), komunikasi terapeutik memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas hubungan antara perawat dan pasien, yang pada akhirnya berkontribusi pada keberhasilan terapi medis. Hal ini dikarenakan komunikasi merupakan landasan bagi semua pertukaran yang memungkinkan perawat memberikan bantuan yang diperlukan.

Penelitian tambahan oleh Johnson & Johnson (2020) juga memperlihatkan bahwa penerapan komunikasi terapeutik dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi yang diberikan. Teknik utama dalam komunikasi terapeutik meliputi pendengaran aktif, penggunaan bahasa tubuh yang positif, serta pemberian umpan balik yang mendukung (Miller, 2014).

Hasil observasi menunjukkan bahwa perawat RS Unair konsisten dalam penerapan komunikasi terapeutik, yaitu mendukung pasien selama proses pemulihan dan penyembuhan. Hal ini meliputi:

1. Pemberian edukasi kesehatan secara jelas dan penuh kasih sayang

2. Mendengarkan semua keluhan dan kekhawatiran

3. Menggunakan kasih sayang dan tindakan non-verbal seperti kontak mata, senyuman, dan sentuhan lembut untuk memastikan pasien merasa nyaman.

Hambatan dalam komunikasi terapeutik meliputi:

1. Beban kerja perawat yang tinggi membatasi waktu komunikasi. (Rumah Sakit Universitas Airlangga, 2023).

2. Kondisi psikologis pasien seperti yang ditunjukkan pada kasus kecemasan dan depresi. (Nursalam, 2017).

3. Kegagalan berkomunikasi karena perbedaan bahasa dan budaya antara pasien dan perawat.

Dampak postif dari adanya komunikasi terapeutik dengan pasien:

1. Pasien akan merasa lebih dihargai dan dipahami akan kondisi yang terjadi kepadanya

2. Tingkat kecemasan di antara pasien pra operasi telah menurun.

3. Pasien setuju untuk mematuhi prosedur medis. (Stuart, 2016).

4. Meningkatkan hasil klinis melalui diagnosis yang lebih akurat dan perencanaan perawatan yang lebih baik.

Sebagai kesimpulan, melalui pendekatan yang terstruktur dan empatik, seorang perawat memberikan perawatan yang berfokus lebih dari sekedar kondisi fisik pasien. Konsistensi terhadap pola komunikasi terapeutik ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image