Eargasm: Aksen, Dialek dan Bahasa Daerah sebagai Booster Komunikasi
Agama | 2024-12-03 16:33:09Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan berbagai suku dan budaya, berikut juga dengan Bahasa dan aksenya. Menurut Badan Bahasa, di awal tahun 2024 terdapat 718 Bahasa daerah dari 2.560 daearah pengamatan di Indonesia. Setiap rumpun Bahasa bisa memiliki dialek yang berbeda. Contohnya Bahasa Jawa, memiliki dialek ngapak, dialek suroboyoan, semarangan dan lainnya. Dialek merujuk pada
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan berbagai suku dan budaya, berikut juga dengan Bahasa dan aksenya. Menurut Badan Bahasa, di awal tahun 2024 terdapat 718 Bahasa daerah dari 2.560 daearah pengamatan di Indonesia. Setiap rumpun Bahasa bisa memiliki dialek yang berbeda. Contohnya Bahasa Jawa, memiliki dialek ngapak, dialek suroboyoan, semarangan dan lainnya. Dialek merujuk pada variasi pengucapan, yang meliputi tata bahasa, kosa kata. Dialek ngapak banyumasan bilang "apa iyyak?" sementara semarangan "iyo ik". Sedangkan aksen merujuk pada bagaimana suara terdengar berdasar letak geografis, seperti variasi suara, tekanan suara dan intonasi.
Variasi bahasa, pilihan kata, intonasi merupakan bagian dari bentuk komunikasi non verbal yang pengaruhnya lebih besar dari bahasa verbal dalam komunikasi. Memperhatikan bagaimana lawan bicara menggunakan bahasa yang digunakan, aksen dan dialek, bisa membantu kita memahami pola pikir, budaya, karakternya berdasarkan karakter geografis asal bahasa tersebut. Ketika kita ketika kita bertemu lawan bicara kita begitu blak-blakan, to the poin saat berargumen, dilihat dari aksen dan dialeknya bisa diketahui dia berasal dari Sumatera, yang memang berkarakter tidak suka basa basi.
Ketika berkomunikasi dengan orang lain yang berbahasa berbeda memang kadang membuat salah paham bagi lawan bicara, namun bagi penulis, mendengar bagaimana kata yang sama diucapkan dalam logat yang berbeda, atau kata yang sama tapi punya makna yang jauh berbeda menjadi kenikmatan tersendiri untuk didengar. Ketertarikan ini menjadi pendorong untuk mengetahui sudut pandang, karakter atau bahkan kebijaksanaan tersembunyi dari pesan-pesan yang disampaikan. Dengan tertarik, kita bisa lebih atentif, lebih ingin tahu dan memperpanjang waktu bincang. Dengan begitu, makin banyak informasi tak terucap yang bisa kita dapatkan.
Dalam psikologi kognitif, ketika ada hal yang berbeda dan menarik, maka akan mudah masuk ke dalam ingatan jangka panjang. Ingatan terkait informasi, tentang lawan bicara yang baru saja kita kenal, tentang pengalaman baru, bukankah akan menjadi hal yang menyenangkan? Kenikmatan mendengar logat, aksen, dan kata-kata baru membuat makin ketagihan berkomunikasi dengan orang baru, dan siap-siap saja, sudut pandangmu akan semakin kaya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.