Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alya Putri Hakareinsa

Apoteker Si Pembuat Obat Tetapi Tak Hanya Itu Peran yang Dimiliki, Intip Peran Apa yang Harus Dimiliki

Edukasi | 2024-12-02 21:40:53

Seorang apoteker dikenal sebangai “Pembuat Obat” hal itu tidak sepenuhnya salah, tetapi kurang tepat untuk menjadi julukan apoteker yang dijuluki dengan hal tersebut. Apoteker juga harus memiliki soft skill yang dapat mendukung pekerjaan seorang farmasis. Seorang lulusan farmasi tidak hanya bekerja menjadi apoteker, melainkan dapat bekerja di industri kesehatan, peneliti, ahli kecantikan, system analyst, dll.

Ilmu-ilmu dasar tentang pelayanan sediaan farmasi dapat didapatkan dalam perkuliahan ataupun praktik kerja profesi apoteker yang sekaligus menjadi hard skill seorang apoteker. Seorang apoteker ketika melaksanakan tugas kefarmasiaan, harus memiliki kualitas professional yang dikenal dengan konsep Stars of Pharmacist.

Pada awalnya World Health Organization (WHO) dalam laporan grup konsultan Vancouver, mengeluarkan konsep Seven Stars of Pharmacist, Kanada pada tahun 1997. Dan seiring berjalannya waktu terjadi penambahan menjadi Nine Stars of Pharmacist sampai Ten Stars of Pharmacist. Hal ini harus dianggap penting dan menjadi standar umum untuk apoteker dalam sisitem perawatan kesehatan di seluruh dunia.

Ten Stars of Pharmacist terdiri dari Care giver, Decision maker, Communicator, Leadership, Manager, Life long leaner, Teacher, Researcher, Entrepreneur, dan Agent of positive change. Berikut penjelasan dari WHO terkait The Ten Star Pharmacist.

Pertama ada Care giver. Lulusan farmasi sebagai ahli dalam pengobatan diminta untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas yang tinggi terutama dalam dua bidang. Lulusan farmasi dalam kemitraan dengan pasien dan penyedia layanan kesehatan lainnya secara langsung atau tidak, dengan tujuan mencapai hasil yang optimal untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Dan lulusan farmasi dalam memberikan pendidikan, informasi dan rekomendasi mengenai penggunaan dan perawatan obat kepada populasi untuk meningkatkan kesehatan.

Kedua Decision maker. Lulusan farmasi harus memiliki pengetahuan secara menyeluruh dan mendalam tentang inti dari informasi yang terkait dengan profesi kefarmasian. Termasuk imu biomedis, ilmu farmasi, ilmu farmasi sosial, perilaku, dll. Seorang farmasis dapat memanfaatkan prinsip-prinsip penyelidikan ilmia, berpikir kritis dan logis saat memecahkan masalah dan menentukan keputusan saat melakukan praktik. Dan juga seorang farmasis dapat menganalisis informasi secara sistematis yang akandapat dipertahankan.

Ketiga ada Communicator. Kemampuan komunikasi merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang farmasis. Setiap harinya akan dapat secara efektif menggunakan dan menanggapi komunikasi tertulis, verbal dan non-verbal. Maka dari itu, seorang farmasis harus dapat berkomunikasi dalam bentuk media dan teknologi juga.

Selanjutnya Leadership. Seorang farmasis berkewajiban untuk dapat memimpin dengan memiliki arah dan tujuan yang jelas dan siap menghadapi risiko. Dan dapat mengambil posisi kepemimpinan dan kesejahteraan untuk masyarakat secara keseluruhan.

Kelima Manager. Lulusan farmasi menjadi seseorang yang handal dalam mengelola apotek dan dapat memastikan akses dan ketersediaan obat dan layanan perawatan secara efektif dan krestif mengelolanya. Lulusan farmasi juga harus nyaman dengan pendelegasian tugas, baik pemberi tugas dan manager/pemimpin.

Dan keenam ada Life long learner. Seorang farmasis haru memiliki prinsip untuk terus belajar sepanjang hayat sebagai sarana perkembangan teknologi dan memenuhi praktik dan peran professional dalam masyarakat dan yang akan berpengaruh pada pembaruan obat.

Ketujuh sebagai Teacher. Seorang farmasi harus dapat menjadi pengajar dan memiliki tanggug jawab untuk membantu generasi masa depan. menjadi seorang guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada orang lain, tetapi dapat dengan memberikan esempatan pada apoteker untuk mendapat pengetahuan baru. Dan memiliki nilai-nilai tinggi dan prinsip-prinsip etika.

Kedelapan ada Researcher. Kemampuan dalam penelitian pastinya harus dimiliki seorang farmasis. Harus mampu melakukan penelitian obat-obatan terbaru agar dunia farmasi dapat terus berkembang. Dan pastinya mereka saat masih dalam dunia perkuliahan juga melakukan penelitian.

Selanjutnya, kesembilan menjadi Entrepreneur. Lulusan farmasis juga harus memiliki jiwa entrepreneur yang berdedikasi dan bermatabat. Apalagi yang ingin melanjutkan dalam bidang klinis (apoteker). Dalam bidang klinis harus memiliki jiwa entrepreneur untuk mengembangkan sebuah apotek.

Dan terakhir atau kesepuluh Agent of positive change. Seorang farmasis harus dapat membawa perubahan yang baik bagi masyarakat terutama dalam bidang kesehatan. Bertugas dalam mengingatkan masyarakat jika ada yang tidak menaati cara pakai obat dengan menjelaskan ulang cara pakai obat yang baik dan yang efektif.

Setelah membaca tugas seorang apoteker yang tidak hanya membuat obat, kita jadi tahu apa saja tugas-tugas dari seorang apoteker. Saat saya melakukan survey langsung ke apotek Kampus B, apoteker disana menjalankan tugas-tugas sebagai seorang apoteker seperti yang sudah dijelaskan diatas.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image